Chapter 15

8.2K 492 19
                                    

Yejin POV

Seperti malam-malam kemarin, Aku membuka kenop pintu kamar, tapi tidak ada Chanyeol disana. Biasanya saat pulang dari pekerjaan yang melelahkan ini Aku selalu mendapati Chanyeol ada di ruang tamu ataupun di kamarnya. Tapi kali ini Aku tak menemukannya di dua tempat itu. Dengan langkah terseok-seok akhirnya Aku memutuskan untuk mengecek satu ruangan lagi yang belum sempat Aku tengok dan benar saja sesosok Chanyeol ada disana. Masa depanku.

Kendati demikian wajahku tak  luput dari senyuman saat melihatnya, melihat Chanyeol ada di antara buku-buku pelajaran yang akhir-akhir ini sempat menurunkan berat badannya. Padahal sudah Aku peringati untuk tidak terlalu keras mencuci otak dalam menghadapi ujian kelulusan sekolah yang akan di adakan beberapa hari lagi itu. Tapi anak itu terus berkata 'terimakasih perhatiannya Yejin, tapi aku harus belajar' ucapnya di selingi senyuman manis yang paling aku sukai. begitu terus, sampai Akupun tidak tau harus bagaimana lagi. Chanyeol sulit untuk diatur.

Aku melangkah, menghampiri Chanyeol yang nyatanya tertidur dengan bantalan buku yang terbuka. Akhir-akhir ini Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan begitu juga Chanyeol yang sedang disibukan dengan ujian kelulusannya. Sehingga tidak banyak waktu yang kami habiskan. Mengingat Chanyeol yang baru, Aku menyukai anak itu. Seperti perkataannya di tempo itu, Chanyeol nyatanya memang menyukaiku. Anak itu sedikit banyak berubah, Dan aku merasakan seperti di kehidupan baru.

Tidak menuntut, tapi nyatanya sekarang aku sudah ada di sampingnya, memandang wajah damai dan mengelus surai lembut itu. Chanyeol suamiku Oh maksudku calon suamiku kelak, Bocah ini yang datang dan merusak cinta pertamaku tapi tidak terfikirpun olehku untuk menyalahkannya, justru di setiap doaku selalu kupanjatkan terimakasih pada Tuhan karna pada akhirnya aku di pertemukan padanya. Aku tidak pernah menyesali keputusan untuk mencintainya, itu Tidak sama sekali karna aku juga bukanlah seorang yang munafik untuk menolak kehadirannya.

Mungkin karna sentuhanku pada rambutnya, jadi ada sedikit pergerakanya dari tubuhnya. Aku berhenti, menunggunya sampai tersadar sepenuhnya. Aku tersenyum saat mata yang bulat dan sekarang terlihat menyipit itu melihat ke arahku.

"Yejin kau sudah pulang?" Ucap- nya serak sembari mengucek matanya. Mendengar suaranya aku jadi penasaran sudah berapa lama dia tertidur.

"Jangan tidur disini Chanyeol.
Ayo bangun, kita tidur di kamar saja. Badanmu bisa sakit nanti jika tidur duduk begitu."

Anak itu masih menerjap-nerjap kan matanya, tanganya sibuk membolak balikan buku yang tadinya dibuat untuk bantalan.

"Sedang apa?"

"Melanjutkan yang tadi."

"Untuk apa? Besok saja kau masih punya waktu besok."

"Tapi ini sebentar lagi akan kelar kok yejin ten—"

"Ini sudah malam Chanyeol."

Anak itu tampak sedang melihat layar ponselnya dan kembali menatapku. "Oh iya ini sudah malam.." katanya sedikit kecil.

Memang sekarang sudah kelewat malam, tadi aku pulang kerja jam setengah satu dan mungkin sekarang sudah pukul jam dua kurang. Yang aku ingat hari ini adalah hari sabtu dan itu artinya besok adalah hari minggu tapi kenapa anak itu masih tetap saja belajar.

"Aku harap kau tidak lupa kalau besok hari libur Chanyeol."

"Aku tau kok,"

"Dan kau masih tetap belajar meskipun besok libur?"

"Tidak ada alasan untuk tidak belajar walaupun besok libur yejin, semoga kau bisa mengerti kalau aku ingin masuk ke Universitas yang aku inginkan."

The Next Mrs.ParkWhere stories live. Discover now