Chapter 28

10K 574 32
                                    

Pelajaran Matematika memang pelajaran yang membuat murid-murid pusing tujuh keliling. Bagi yang paling malas dengan yang namanya berhitung, dipastikan ini salah satu pelajaran yang paling dihindarinya. 

Buk Weli-- sang guru Matematika yang juga merangkap sebagai guru BP, ini sedang menjelaskan di papan tulis mengenai Matriks. Bagaimana itu Matriks ordo 2 x 2 atau Matriks ordo 3 x 3. Sampai sejauh ini, Della masih bisa menangkap apa yang di jelaskan oleh Buk Weli, tapi tidak tahu bagaimana kedepannya. Karena Della bukan yang ahli dalam Matematika. 

Sedang dalam hening-heningnya, Pak Sukmo si satpam gerbang sekolah mengetuk pintu kelas, membuat perhatian penduduk kelas teralih pada Pak Sukmo. 

"Ada apa ya, Pak?" tanya Buk Weli. 

"Ini Buk, saya bawa anak-anak yang membolos pelajaran, mereka juga ketahuan merokok," jelasnya.

Perlu diketahui, Buk Weli ini salah satu guru yang dihindari semua murid-murid karena kekejamannya. Suaranya yang besar bin berseriosa sebanding dengan berat badan yang melebar. Ditambah kacamata lalu lipstick merah mirip darah. Dan jangan lupa wajah garang nan bulatnya. Bisa dibayangkan seperti apa kan?

Wajah Buk Weli mulai tampak mengintimidasi, "Suruh masuk!" perintahnya. 

"Halo adek-adek...." Paul masuk ke kelas dengan cengiran sambil melambaikan tangan. Dibelakangnya ada Joshua yang memamerkan giginya pula.

"Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua," sapanya tanpa merasa berdosa. 

Kemudian masuk Risky dengan gaya cool nya, ia hanya tersenyum tipis dan menyampaikan salam kissnya kepada Clara yang sudah menatapnya tajam dari meja, ditambah lagi para sisiwi kelas mnejerit saat Risky melakukan itu.

Dan yang terakhir masuklah Alby yang selalu dianggap sebagai pelopor kebandalan mereka semua. Ia masuk dengan cengiran lebarnya dan ketika matanya bertemu dengan mata Della yang tampak terkejut, Alby langsung melaksanakan aksinya. "HALO SAYANGNYA ALBY..!!" Kontan Della langsung menelungkupkan wajahnya di lekukan kedua tangannya yang terlipat diatas meja. Ya ampun ia sungguh malu karena disoraki teman-teman sekelasnya. Sementara yang membuat kegaduhan malah cengar-cengir tidak jelas.

"Heh! Kalian ber-empat, cepat kesini, jangan buat ribut!" suara dari Buk Weli mengintrupsi ke-empatnya. 

Alby, Risky, Paul dan juga Joshua berdiri di depan Meja Buk Weli, membelakangi anak-anak kelas. "Sekarang jelaskan apalagi yang kalian lakukan kali ini!" tutur Buk Weli to the point.

"Kami sedang berdiri di depan Buk Weli memberi keterangan!" Jawab Paul mantap tanpa merasa berdosa,  dan kontan jawaban itu mengundang tawa murid-murid kelas 2 IPS 1.

Jawaban konyol apa itu?

"Paul! Jawab yang benar!" hardik Buk Weli terlihat marah. 

Lihat, ini yang disukai Alby dan teman-temannya, menganggu Buk Weli adalah salah satu hobby mereka.Buk Weli itu gampang marah, oleh sebab itu Alby dan kawan-kawan suka mengganggunya. 

"Begini buk," Joshua tampak mencoba menjelaskan dengan mimik wajah tenang. "Kita emang membolos pelajaran." 

Sudah. Begitu saja. Mana ada penjelasan cuma 4 kata doang.

Raut wajah Buk Weli semakin marah.  Di andaikan kartun pasti ada asap keluar dari kedua telinganya. "Kalian ini selalu saja buat ulah! Ngomong cuma bolos pelajaran, trus yang merokok tadi kemana?!"

Alby yang sedari tadi diam menyenggol lengan kanan Joshua yang berdiri Didepannya. "Ah elah!  Lo salah taktik bego," ucapnya dengan suara pelan. Kemudian ia menatap Buk Weli dengan wajah serius. "Ini nih, Buk yang merokok, si Risky dan Paul. Bukan saya. Ibu kan tau, saya anaknya baik." Lanjutnya kemudian menyeringai ke arah Paul dan Risky yang telah melotot padanya. 

Beloved AlbyWhere stories live. Discover now