5. Bad and Apathetic

195 18 6
                                    

Suara dentuman alunan musik DJ terdengar sangat kencang. Saat ini Laura sedang berada di club. Sedari tadi ia tidak berhenti minum dan meminta Bartender untuk terus di tambahkan Alkohol ke dalam gelasnya.

"Laura?" seorang lelaki baru saja masuk ke club, dan matanya tidak sengaja melihat Laura yang sedang meminta tambahan minum di gelasnya.

"Hai, lo mau--" belum sempat Laura melanjutkan kalimatnya, lelaki itu langsung mengambil gelas dengan kasar dan membantingnya hingga pecah.

"Stop. Lo udah terlalu mabuk. Gue antar lo balik." Tanpa persetujuan Laura, orang itu langsung menarik
Laura keluar dari club menuju mobilnya. Tak lupa ia membayar semua minuman Laura.

***

Selama di perjalanan, Laura tak henti bergurau tidak jelas, sedangkan Gio fokus menyetir sebelum akhirnya sampai di depan rumah Laura. Gio menelfon Kenzo untuk membuka pintu rumah, untung saja Kenzo belum tidur. Setelah pintu terbuka, barulah Kenzo membantu Gio untuk membopong Laura sampai ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"Kak, thanks ya udah anter kak Laura balik. Lo hati-hati di jalan. Udah sepi." Ujar Kenzo pada Gio dengan ramah sebelum akhirnya Gio pamit untuk pulang. Sebelumnya ia mengirim pesan kepada Brandon apakah orang tua mereka sudah tidur atau belum dan Brandon menjawab jika semua sudah tidur. Jika kalian bertanya mengapa Brandon belum tidur? Jawabannya karena Brandon memang terbiasa tidur di atas jam 10 malam.


***

Laura baru saja bangun dari tidurnya, dan kepalanya terasa pusing. Sekarang sudah pukul setengah sembilan pagi. Ia bingung mengapa bisa berada di dalam kamar. Semalem kan gue di club. Siapa yang bawa gue pulang? Pikirnya, namun lamunannya buyar saat suara denting ponsel berbunyi. Ia melihat layar ponselnya. Gio mengirimkan sebuah pesan.

Gio: Nanti siang ketemuan di starbucks tempat biasa.

Itulah pesan yang Gio kirim. Laura pun membalas pesan yang Gio kirim.

Laura: Oke.

Dan setelahnya, ia pun kembali tertidur.

***

"Ra, pinjem mobil lo dong. Gue mau pergi." Ucap Bianca saat Laura baru saja keluar dari kamarnya.

"Gak. Gue ada janji sama Gio. Pake yang lain aja, sih. Emang mobil lo kemana?"

"Mobil gue bensinnya gaada. Gue udah telat ini."

"Bodoamat. Udah ya, gue mau pergi. Bye." Jawab Laura dengan tegas dan langsung meninggalkan Bianca.

***

Sekarang sudah pukul 1 siang lewat dan Laura belum juga datang. Gio sudah menunggu perempuan itu selama 15 menit. Tak lama, perempuan yang di tunggu akhirnya datang.

"Lo darimana aja? Lama banget." ketus Gio saat Laura tiba di depannya.

"Biasa, Bianca ngajak debat dulu. Sorry." jawab Laura dengan santai. Setelah itu mereka jalan bersama menuju Starbucks. Laura memesan Grean Tea Frapuccino, Sedangkan Gio memesan Coffee Latte.

Setelah pesanan mereka jadi, mereka jalan menuju tempat duduk di ujung dekat jendela. Tidak terlalu sepi dan cukup nyaman untuk mereka berdua. Tidak ada yang memulai percakapan hingga akhirnya Laura memecahkan keheningan.

"Kenapa lo ngajak gue ketemuan?"

"Kenapa semalam lo di club dan minum?" tanya Gio balik seraya memium kopinya.

"Jadi, semalem itu--"

"Iya. Gue yang nganter lo pulang. Lo kenapa?" tanya Gio langsung pada intinya.

"Gue cuma have fun doang. Gue gak sadar kalo terlalu mabuk." ucapnya.

"Bohong. Lo lagi bohong. Gue tau."

"Ok, Fine! Gue capek, yo. Gue pendem semua masalah sendiri. Lo tau itu."

Tidak ada yang tahu bahwa seorang Laura bisa menjadi rapuh saat bersama Gio. Di depan semua orang ia terlihat kuat, cuek, ketus. Namun saat dengan Gio, ia bisa menjadi perempuan rapuh, cengeng, lemah. Jika ia berbohong, Gio pasti mengetahuinya. Gio, satu-satunya orang yang bisa mengerti keadaan Laura. Suka maupun duka.

"Apa lo pikir dengan lo minum, masalah lo bisa selesai? Laura, inget, gue selalu ada buat lo. Lo bisa cerita sama gue."

"Gue semalam bener-bener kacau."

"Lo bisa luapin semua masalah lo sama gue. Apapun itu."

"Tapi gue gak mau ganggu lo. Lagian, lo baru balik dari Aussie."

"Lo itu sahabat gue, gak mungkin lo ganggu gue. Mendingan ikut gue sekarang."

***

Selama perjalanan suasana di dalam mobil sangat sunyi, untung saja Gio sempat menyalakan radio, jadi suasana tidak terlalu sunyi. Laura sedang asik dengan ponselnya sedangkan Gio fokus menyetir. Tak lama, mereka sampai di sebuah rumah yang cukup megah. Di garasi ada tiga mobil yang terpakir. Laura mengernyitkan dahinya, bingung. Gio yang mengerti maksud Laura langsung berkata,

"Ini rumah gue. Yuk masuk." ajak Gio dan langsung memasuki rumahnya yang di dominasi warna abu-abu. Laura mengikuti Gio sampai ke dalam. Laura melihat rumah itu dengan takjub. Ia tidak pernah kerumah Gio sebelumnya.

"Bang Gio udah pulang-- eh, itu pacar abang?" tanya Salsa yang baru saja mengambil beberapa cemilan dari dapur.

"Bukan. Ini temen gue. Sals, kenalin ini Laura. Ra, ini adik gue, Salsa." Gio memperkenalkan mereka berdua lalu kembali berbicara, "Ra, tunggu sini bentar ya." Dan ia langsung pergi menuju dapur. Salsa kembali pada aktivitasnya menonton film di laptopnya sedangkan Laura duduk di ruang tamu.

Saat sedang menunggu Gio, Laura tak sengaja melihat seorang lelaki yang sangat familiar baru saja turun dari tangga. Laura yang mengenal lelaki itu langsung menjerit.

"Brandon?" Dan yang di panggil hanya berjalan dengan cuek.

"Ra, lo kenal sama Brandon?" tanya Gio yang tiba-tiba saja datang.

"Gue cabut dulu." ucap Brandon dengan cuek --seperti biasa--

***

Kini, mereka berdua sedang berada di kamar Gio. Tidak, mereka tidak berbuat macam-macam melainkan sedang menonton film Fast and Furious. Dalam hati Laura masih bertanya-tanya apa hubungan dua lelaki itu.

"Yo, gue boleh nanya?" tanya Laura pada akhirnya, Gio hanya menganggukkan kepalanya.

"Brandon siapa lo?"

"Adik gue. Kenapa?" jawaban Gio membuat Laura terkejut. Bagaimana bisa ia baru mengetahui hal itu, sedangkan ia sudah berteman dengan Gio sejak lama.


"Dulu itu gue pas SMA sempet tinggal di Apart. Makanya lo gak pernah ketemu Brandon, karena dia jarang banget ketemu gue kecuali kalo gue lagi kerumah."

"Tunggu-tunggu, jadi dia itu adik yang---"

"Iya. Dan gue bakal kasih tau lo."

TBC!

A/N.

Haiiii i'm back. Seneng q bisa lanjutin cerita ini. Terimakasih buat 1k readersnya, q senang sekali. Cuma gue mau bilang aja, kalo cerita ini mungkin bakal slow update karena skrng udah januari dan mulai sibuk-sibuknya gue untuk ujian. But, gue bakal usahain bisa update kok :3.

Vote+comment!

Bad and Apathetic [New Version]Onde histórias criam vida. Descubra agora