Velo merasa tidak ada yang salah dengan outfit formalnya. Wajahnya hanya riasan tipis agar tidak terlihat seperti anak remaja.

"Kamu terlalu cantik baby" bisik Grandpa nya membuat Velo tertawa kecil.

Suara ricuh kembali menggema di lobby, Velo pun yang kepo memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang datang, masih dapat terlihat jelas dari sini.

Suara ricuh kembali menggema di lobby, Velo pun yang kepo memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang datang, masih dapat terlihat jelas dari sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Velo mengerjapkan mata nya berkali - kali berharap tidak salah lihat, disana Fabian yang baru saja keluar dari mobil mewahnya. Lelaki itu nampak menawan dari segala sisi, pantas saja semua wanita disini berteriak kegirangan.

Fabian dengan ekspresi datar melangkah masuk, tak menghiraukan wanita - wanita yang menatapnya memuja, lagipula sudah terbiasa ia mendapat tatapan seperti itu.

Keluarga Javis ternyata masih diam di tempatnya, Vero terkekeh gemas melihat Velo yang mupeng memandang Fabian.

"Udah samperin aja sana!" ujar Vero yang mendapat tatapan tajam dari abang - abangnya.

"Ih apaan sih! Ngapain?! Udah ah ayok kita keatas." Velo salting maksimal. Takut makin baper mending menghindar.

Baru saja Velo memutar badannya untuk melanjutkan langkahnya,

"Ehem! Pagi semua!" sapa Fabian dengan suara serak nya yang sangat sexy itu. Dibalas anggukan dan senyuman kecil.

"Sok sopan banget lo kadal!" ejek Vero setelah melakukan tos ala pria.

"Tumben lo kesini?" tanya Gerald kepada Fabian, karena biasanya Jordan abangnya yang mendatangai rapat pemegang saham.

"Gantiin bang Jordan, dia lagi ada proyek di Dubai." jelas Fabian yang sebenarnya Gerald sudah tahu.

Fabian menatap Velo yang sedari tadi seperti enggan menatapnya.

Cantik...

Iya Velo nampak cantik dan sexy tentu saja, Fabian pun tidak melepaskan tatapannya dari Velo,

"Udah liatin nya ntar lagi, kita keatas sekarang!" ajak Vero yang disetujui semua nya.

Dengan gerakan cepat Fabian menarik tangan Velo, membuat gadis mungil cantik itu terhuyung ke arahnya.

"Ck. Rok kamu kependekan! Mata cowo disini jelalatan! Kamu sama aku aja!" dengan datar Fabian merengkuh pinggang ramping Velo posesif.

Vero benar - benar tim sukses adiknya dengan Fabian, ia memaksa abangnya, papa nya dan grandpa nya untuk meninggalkan Fabian dan Velo.

"Ish dateng - dateng malah ngomel! Lagian mereka engga ngeliatin aku doang." balas Vero cepat dan berusaha melepas rengkuhan Fabian.

Fabian mengeratkan rengkuhan nya membuat dirinya dan Velo semakin berhimpitan. Lift ini memang khusus petinggi perusahaan, namun kali ini nampak lebih ramai. Fabian dan Velo terhimpit di ujung, Fabian pun membalikkan badannya menjadi menghadap Velo, mengurung Velo dengan kedua lengan kokohnya.

Velo dan Fabian tidak menghiraukan bisik - bisik pengusaha lain yang berada dalam lift yang sama. Mereka seperti magnet yang berbeda kutub, saling tarik menarik. Fabian tersenyum menyeringai melihat Velo yang merona.

Cup

Kecupan di keningnya menyadarkan Velo,

"Kamu mau kita disini posisi kayak gini sampai besok?" bisik Fabian tepat di depan wajah Velo yang semakin merona.

"Eng-engga lah! Misi mau lewat!" Velo menutupi malu nya dengan suara ketusnya yang membuat Fabian terkekeh gemas.

Dengan cepat Fabian menghapus sedikit lipstick yang ada di bibir ranum Velo,

"Ketebelan, lain kali gausah pake make up! Kamu jadi keterlaluan cantik." bisik Fabian lalu menggenggam tangan mungil Velo.

Akhirnya Velo bernapas lega dan tanpa sadar merenggangkan tangannya pegal. Dua jam ia terjebak di ruangan yang membuat dirinya seperti kambing congek, untung saja Gerald memberi iPad kepadanya untuk bermain game.

"E-eh maaf hehe." Velo nyengir malu, dirinya tidak sadar jika sebagian orang belum keluar dari ruangan ini.

Diruangan ini hanya dirinya yang berjenis kelamin perempuan. Well, rata - rata CEO memang lelaki.

"Menggemaskan sekali!" celetuk Stefano,

Stefano ini rekan bisnis Carlos, nampak sekali Stefano tertarik dengan Velo untuk menjadikannya menantu. Carlos hanya berdecak kesal, dirinya dibuat pusing oleh rekan - rekan bisnis nya yang gencar sekali ingin menjadikan putri cantik nya sebagai menantu.

Velo meringis lucu, lalu menunduk.

"Velona, kamu sudah mempunyai kekasih?" tanya Stefano skeptis membuat semua mata langsung tertuju kepada Velo.

Rupa nya pengusaha muda yang masih tertinggal di ruangan rapat tertarik dengan perempuan mungil, mereka menunggu jawaban Velo. Fabian menatap datar pria - pria yang menatap Velo penuh minat.

"Ummm belum Uncle, kenapa?" jawaban Velo membuat ruangan rapat itu dipenuhi helaan napas lega.

"Mau jadi menantu Uncle?!" dengan cepat Stefano berdiri disamping Velo.

Velo hanya mengerjapkan mata cantiknya membuat dirinya nampak lebih menggemaskan. Velo sangat bingung mau menjawab apa.

Decitan kursi keras membuat semua mengalihkan perhatiannya. Fabian mendengus keras, lelaki itu tampak menyeramkan. Fabian menarik dasi nya dengan sedikit kasar ntah mengapa dia kegerahan. Sudah cukup dirinya ingin meledak,

"Cemburu bilang bosh!" ledek Vero yang tak dihiraukan Fabian.

Velo baru saja ingin menjawab,

"Well, belum punya kekasih bukan berarti dia tidak punya calon suami, iyakan sayang?" ucapan tegas penuh tekanan dari Fabian membuat semua nya menganga tak percaya, kesambet apa sih?

"Sepertinya anda sudah mengenal saya, Sir? Jadi saya tidak perlu repot - repot mengenalkan diri. Tunggu saja undangan sampai ke alamat anda. Kami permisi." sambung Fabian menarik Velo menggenggam tangan gadis nya erat.


BUAHAHAHAHHAA ANCUR PANJANG BENER

NEXT?! VOTE DULU BAHLOL:(

BIAR GUE SEMANGAT REVISI💀

TBC

BAD TRAP [ R E V I S I ]Where stories live. Discover now