2

52.7K 2.1K 24
                                    

Fabian sadar jika Velo tidak ingin memandangnya atau malu – malu kucing seperti biasanya. Fabian masih saja memperhatikan gerak-gerik Velo dengan seksama seolah tidak ingin terlewat satupun. Velo gugup, Fabian memperhatikan dirinya dengan intens, membuat dirinya lupa diri.

" Woi tu mata kedip dong, gua tau kembaran gua emang cakep!" sentak Vero menegur Fabian yang langsung gelagapan, sembari mengalihkan ke tatapannya.

" Apaan sih, gue cuma ngalamun doang." Elak Fabian dengan cepat, membuat Charlie memutar bola mata nya malas. Sudah jelas Fabian memperhatikan Velo masih saja tidak mau mengakui.

"yaelah Fab masih kaku aja lo kayak kanebo kering, kalau suka gasin, jangan Cuma diliatin, ntar diambil yang lain nangis kejer lo ke kita-kita." Sentak Ara, benar-benar Ara ini mulutnya gaada filter nya membuat Fabian dan Velo malu.

"aelah Anabel diem lo, gue kan Cuma merhatiin ciptaan Tuhan." Gumam Fabian datar.

Mereka semua memperhatikan Velo yang diam saja menyembunyikan wajahnya yang memerah, Velo grogi banget. Dengan cepat Velo menguncir rambutnya, ntah kenapa tetiba ia merasa kegerahan.

Oh, astaga lihat Sekarang Velo sudah menjadi pusat perhatian bagaimana tidak, wajah cantiknya yang mulus benar-benar keindahan alami yang bisa dinikmati para lelaki SMA Dirgantara. Tak lupa leher jenjangnya yang sangat menggoda.

Fabian dengan cepat kearah Velo dan melepaskan kunciran tersebut dengan cepat, membuat semua mendesah kecewa.

" Jangan dikuncir selama ke sekolah, gue gasuka lo jadi perhatian laki-laki." Ujar Fabian datar dan cepat.

Velo masih diam canggung, tak lupa jantungnya yang sudah berdentum keras tak beraturan. Mereka yang ada di meja itu menatap aneh Fabian, kerasukan apa Fabian peduli tentang kunciran?

Velo hanya mengangguk, semakin merona wajah cantiknya, Ara disampingnya hanya memutar bola mata nya malas. Temannya ini memang benar-benar bucin.

Velo benar-benar gugup.

" Dah ah Velo mau balik kelas belum garap tugas, bye bye abang-abang ganteng." Ucap Velo tiba-tiba.

" Gue anter." Sahut Fabian cepat membuat para sahabatnya terbengong-bengong. Tumben.

" Gausah bang, bisa sendiri kok." Jawab Velo tak kalah cepat.

" Gue ga terima penolakan, dan lo pasti udah paham tentang itu." Tegas Fabian membuat Velo mengernyit aneh.

Fabian langsung menarik lembut pergelangan tangan Velo, membuat empu nya mengerjap berkali-kali tak percaya. Bagaimana tidak ini di kantin banyak yang memperhatikannya. Dengan santai Fabian menggandeng jari-jari tangan Velo erat tak menghiraukan sekelilingnya.

Velo menganga lebar, ia blank seketika melihat jari-jari nya saling bertautan dengan milik Fabian. Velo menunduk karena malu bahkan ia yakin bahwa wajahnya sangan sangat memerah. Boleh gini terus aja ga sih? Batin Velo menjerit.

" Besok dan seterusnya bisa jadi kita gini terus." Gumam Fabian membuat Velo mendongak dan mengerjapkan mata nya tidak percaya.

" Kok bang Ano tau si? Aku Cuma nge batin padahal, emang kedengeran?" sahut Velo. Fabian berdecak geli.

" Gue bukan cenayang princess, keliatan dari mata lo. " jawab Fabian menatap Velo intens.

Velo malu setengah mampus. Fabian tidak seperti biasanya, membuat Velo panas dingin ingin memilikinya, loh?

" Vel yuk masuk kita bentar lagi presentasi." Celetuk Aiman teman kelas Velo, cowok manis yang sangat ramah hanya kepada Velo. Aiman menghampiri Velo dengan cepat menarik tangan Velo.

Fabian mengernyit tidak suka dan langsung menarik tangan Velo dengan kuat hingga Velo menubruk dada bidang nya. Velo dengan segala kelemotannya hanya melotot tak percaya dengan apa yang dialaminya saat ini.

" Lo liat kan, Velo lagi ngobrol sama gue. Ga seharusnya lo narik dia gitu aja bro." Ketus Fabian.

Aiman mendengus kasar dan tersenyum miring, Fabian menatap sengit Aiman. Fabian tahu tatapan yang Aiman berikan kepada Velo adalah tatapan memuja. Ntah kenapa kali ini Fabian merasa tidak suka dan marah melihat Velo berdekatan dengan lelaki lain.

" Lo juga ga budek kan, gue ada presentasi bareng Velo. Gaada salahnya gua ambil dia." Sahut Aiman sarkas, membuat rahang Fabian mengeras dan murka. Velo yang langsung paham dengan suasana ini langsung menjauhkan diri dari Fabian, membuat Fabian menatapnya tajam.

" Bang Ano, balik kelas gih. Aku ada presentasi, bye bang." Ujar Velo manis dan lembut membuat Fabian mau tidak mau menganggukkan kepala nya walaupun sangat enggan.

" Lo bisa gausah deket-deket sama Velo? Gua risih banget liatnya." Ucap Fabian membuat Velo menahan malu.

" Emang lo sapa nya dah? Ribet amat. Lagian gua deket sama Velo lebih dulu daripada lo. Udah sana balik ke habitat lo." Sentak Aiman.

Fabian dengan cepat mengecup kening Velo. Untuk menunjukkan bahwa dirinya lah yang lebih dekat dengan Velo. Aiman mendengus kasar lalu membuang pandangannya.

" Lo udah paham kan? Jadi gua minta baik-baik jauhin Velo. " terang Fabian tenang dan kalem tapi tidak dengan jantungnya yang sudah berpacu dengan cepat.

" Kita liat aja, lo gausah ngerasa menang dulu, mari bersaing dengan sehat." Sahut Aiman dengan smirk andalannya, ntah kenapa membuat Velo bergidik ngeri.

" WOI kalian masih mau ngobrol sambil pelototan?! Kalo gitu lepasin dulu nih tangan gue!" teriak Velo.

Aiman meringis merasa bersalah karna mencengkram erat pergelangan Velo dan ia juga melihat bekas yang memerah.

" Tangan kamu gapapa?" tanya Fabian lembut.

" Ga gapapa, udah kamu balik ke kelas oke, jantung aku udah ga sanggup dari tadi deg-deg ser mulu!!!!" rengek Velo. Fabian terkekeh, Velo masih selalu sama seperti dulu.

" Yaudah ntar pulang sama aku, gaada penolakan." Ujar Fabian tegas, Velo hanya mengangguk kecil.

" Gue harap lo sadar posisi bro." gumam Fabian membuat Aiman mengepalkan tangannya.


NIH NIH BONUS GUE LAGI BAIK.

VOTE+COMMENT ATAU ADA SARAN HEHE

btw, lg proses revisi nih, besok inshaallah ada versi cetak pada mau beli ga?:")

BAD TRAP [ R E V I S I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang