18

19.2K 896 25
                                    

Pagi ini mansion Javis lebih ramai dari biasanya. Satu persatu anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Suasana hangat melingkupi keluarga konlomerat tersebut, tak lupa menyapa satu sama lain.

"Grandma sama Grandpa sampai kapan disini?" tanya Vero setelah meminum susu vanilla favorit nya.

Arlo hanya mengedikkan bahu nya tanda tak tahu.

"Ih kamu ini engga seneng ya Grandma sama Grandpa disini?!" sahut Camelia membuat Vero terbatuk.

"Ya ampun Grandma suudzon aja! Vero kan cuma tanya biasanya juga Grandma kesini cuma mampir doang." balas Vero.

Iya memang Grandma dan Grandpa nya itu suka sekali travelling, jadi biasanya mereka hanya mampir sehari sampai tiga hari saja.

"Oh iya juga ya, mmmm sayang kita enaknya kemana lagi ya?" tanya Camelia manja kepada Arlo.

Jadi intinya Grandma dan Grandpa nya tidak tahu sampai kapan menetap di Indonesia.

"Hmmm, kamu mau nya kemana? Kalau aku bebas aja, asal sama kamu." ujar Arlo yang sedari tadi masih menggenggam tangan istri nya, mengusap lembut punggung tangannya, dan berakhir dengan mengecup tangan yang masih cantik dan terawat itu.

Semua yang berada di meja makan pun menatap haru pasangan yang sudah menua itu. Arlo dan Camelia memang pasangan yang terkenal keromantisannya. Dengan sikap keduanya yang sangat bertolak belakang membuat mereka benar - benar nampak serasi.

"Gerald gimana perusahaan kamu?" tanya Arlo santai.

"Hmmm, sukses seperti biasa, Grandpa engga usah khawatir." jawab Gerald dengan senyum segaris,

"Haduh cucu ku ini kenapa datar sekali sih!" gerutu Camelia membuat Arlo terkekeh.

Arlo menganggukkan kepala nya mengerti. Cucu nya Gerald memang paling bisa diandalkan. Jadi, yang meneruskan perusahaan Javis adalah Gerald, ya walaupun pemilik saham terbesar atas nama Velo.

"Kalau kamu gimana Franz?" Arlo memandang Franzo tajam, membuat Franzo meneguk ludah nya, mendadak tenggorokannya kering.

"Ya gitu - gitu aja Grandpa, aman kok aman." Franzo menjawab dengan cengiran khas nya.

Baru saja ingin menanyai Vero,

"PAGI SEMUA!" sapaan ceria dari Velo membuat ruang makan yang tadi sedikit tegang sekarang menghangat kembali.

Velo memberi kecupan singkat kepada semua anggota keluarga nya.

"Tumben kamu udah rapi?" Vero menatap Velo aneh, pasalnya ini hari libur, tidak biasanya adik cantiknya bangun pagi dan sudah cantik seperti ini.

Velo nyengir,

"Mau ngikut bang Gerald, disuruh Grandpa semalem." balasnya sembari menerima suapan dari Franzo.

Memang kebiasaan Velo jika pagi pasti akan minta disuapin. Bener - bener cucu Camelia.

Vero menatap Gerald dengan kening yang mengerut, ada apa?

"Abang mau ngenalin Velo sama pemegang saham yang lain." jelas Gerald singkat.

"Ih! Kok abang gabilang sih?! Aku kan rencana mau ajakin Velo ke kantorku yang baru!" sungut Vero.

"Siapa cepat dia dapat." dengan songong Gerald menjawab tak lupa memberi kerlingan mata kepada Velo yang terkekeh.

"Kantor baru kamu udah jadi emang?" tanya Carlos yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan.

"Udah beberapa hari lalu sih hehehe. Cuma belum peresmian." jawab Vero.

"Itu perusahaan kamu yang sama temen - temen kamu itu?" tanya Arlo, Vero membelalakkan mata nya. Bagaimana Grandpa nya bisa tahu?

BAD TRAP [ R E V I S I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang