Carlos pun menatap Vero bertanya-

"Huum, kok Grandpa bisa tahu sih?!" Vero kepo maksimal, sebenarnya perusahaan ini milik dia bersama para sahabatnya.

"Grandpa mu ini punya banyak mata - mata. Jadi kalian engga usah aneh - aneh diluaran sana!" ucap Camelia santai, Arlo berdecak gemas.

Mampus. Satu kata yang memenuhi otak Vero saat ini. Apakah kenakalannya juga diketahui oleh Grandpa?!

"Well, Grandpa tahu semua apa yang kalian lakukan, cucu - cucu ku." Arlo menatap semua cucu - cucunya yang tiba - tiba menunduk.

"Ah sudah lah kalian santai saja! Lagian Grandpa mu ini cuma ingin menjaga kalian, di dunia ini kejahatan dimana - mana." lanjut Arlo seraya melirik Carlos yang tiba - tiba saja rahangnya mengeras.

"Kamu kekantor sayang?" tanya Zartha kepada Carlos.

"Iya, nanti sebelum makan siang aku akan pulang." Carlos tersenyum manis kepada istrinya, ia tahu istrinya mengalihkan perhatiannya dari ucapan Daddy nya.

"Mommy sama Daddy nanti mau kemana?" tanya Zartha dengan senyuman hangat.

"Mommy ada janji ketemuan sama Anna dan Andre. Kamu mau ikut?" Camelia menatap sayang menantu cantiknya itu. Zartha mengangguk mengiyakan.

"Kamu engga ada bilang sama aku mau ketemu Ferrero!" Arlo menaatap Camelia yang nyengir,

"Maaf sayang aku lupa bilang, ini kan udah bilang barusan." Camelia mengecup pipi Arlo mesra.

Arlo mendengus,

"Nanti kalian diantar Sandi dan Bona." titah Arlo yang diangguki cepat oleh Camelia dan Zartha.

Mereka pun satu persatu pamit undur diri untuk pergi.

"Jadi.... Velo berangkat sama siapa?" tanya Velo menatap ketiga abangnya yang sedari tadi ribut, merebutkan dirinya.

"Ck. Yaudah lah kita berangkat bareng aja!" sentak Velo yang diangguki oleh ketiga abangnya.

"Grandpa sama Papa engga bareng kita bang?"

"Bareng kok sayang, tuh dibelakang kita." sahut Franzo kepada Velo.

Velo hanya mengangguk paham.

Perjalanan menuju kantor dua puluh menit, tapi ntah kenapa bagi Velo terasa sangat cepat. Velo sangat gugup. Biasanya dirinya kekantor hanya mampir dan bermain sebentar, tidak seperti saat ini yang mengharuskan dirinya mengikuti rangkaian rapat.

"Abang, Velo gugup!" rengek Velo,

"Gapapa sayang. Kamu harus terbiasa." ujar Gerald sembari merengkuh Velo yang nampak tegang.

"Santai aja, kita bertiga nemenin kamu disini." sahut Franzo memberi kecupan lembut di pelipis adik cantiknya itu.

Velo menatap ketiga abangnya ragu. Oh, ayolah dirinya tidak terbiasa dengan hal ini.

Kedatangan mereka membuat perusahaan ricuh, semua mata tertuju kepada para petinggi perusahaan besar ini. Grandpa dan Papa nya pun sudah berada di belakangnya. Tak lupa bodyguard yang menjaga mereka. Velo mendengus.

"Kenapa pake bodyguard segala si bang?" bisik Velo membuat Vero terkekeh tidak menjawabnya.

Biarkan Velo mengetahui keadaan dengan sendirinya.

"Ih kenapa pada ngeliatin gitu sih?! Ada yang aneh ya dari aku?!" lagi lagi Velo menggerutu, para abangnya menatap Velo dengan teliti, lalu tersenyum manis bertanda tidak ada apa apa.

"Ih kenapa pada ngeliatin gitu sih?! Ada yang aneh ya dari aku?!" lagi lagi Velo menggerutu, para abangnya menatap Velo dengan teliti, lalu tersenyum manis bertanda tidak ada apa apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAD TRAP [ R E V I S I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang