Philophobia Part 25: Meet the Pass!

En başından başla
                                    

"Ngghh!" pekik Jungkook kaget kala Jimin dengan jahil menggigit bibir bawahnya cukup keras, membuat Jungkook mendorong pelan bahu sang Kekasih, membuat tautan bibir keduanya terlepas.

"Ish!" Jungkook memukul manja lengan atas Jimin kala sang Kekasih sudah menyeringai jahil.

"Hihihi.. mian, Baby. Apakah sakit?" tanya Jimin seraya mengusap bibir bawah Jungkook dengan pad ibu jarinya.

Jungkook mencebik sebal, namun malah kembali menyandarkan kepalanya di dada sang Kekasih.

"Jim." Panggil Jungkook lagi, setelah beberapa menit sebelumnya membiarkan kesepian menyelimuti mereka.

"Ya, Sayang?" Jimin mengusap sayang kepala Jungkook.

"Aku.. takut." Lirih Jungkook, dan Jimin pun tertegun.

Semakin mengeratkan pelukannya, kemudian membubuhkan kecupan ringan di pucuk kepala sang Kekasih.

"Apa yang kau takutkan, heum? Jangan takut, ada aku disini, Sayang."

"Aku takut untuk bertemu dengan.. orang itu."

Jimin menghela nafas berat, ia sudah tahu pasti siapa yang dimaksud sang Kekasih, Jeon Jisung –sang Paman-.

"Tidak apa-apa, Sayang. Tidak perlu takut. Ada aku yang akan menemanimu besok, aku akan melindungimu dari orang itu. Jangan khawatir, ya."

Jungkook menggeleng nanar, "T-Tapi, Jim.. dia.. entah mengapa aku selalu takut padanya. Aku takut melihat wajahnya."

"Ssttt.. tenanglah, Sayang." Jimin mengusap-usap lembut bahu Jungkook yang tanpa sadar bergetar.

"Jika kau begitu takut, kau tidak perlu menemuinya juga tidak apa-apa, Sayang. Aku akan membicarakannya dengan Jin –"

"Tidak, Jim. Aku harus bertemu dengannya. Aku.. harus mengetahui segalanya, segala hal yang berkaitan dengan masa laluku yang membuatku mengidap–" Jungkook membelalak horror. Oh, bagaimana bisa ia hampir kelepasan dan membongkar rahasia 'Philophobia' yang dideritanya pada Jimin?!

Jimin bungkam, tak berniat membahas hal yang bahkan tak ingin dibahas oleh Jungkook. Ia hanya tidak ingin Jungkook tertekan.

"Baiklah, jika itu memang maumu, aku akan menemanimu, duduk di sampingmu saat menemuinya besok." Jimin mengalihkan topik pembicaraan, membuat Jungkook diam-diam menghela nafas lega.

"N-Ne, tolong temani aku, Jim."

"Tentu saja, apapun untukmu, Sayang." Dan Jimin kembali menjatuhkan kecupan sayangnya di pucuk kepalanya, membawakan rasa damai yang menyelinap hingga ke palung jiwa.

Jungkook merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia saat Jimin berada disisinya, melindunginya, menyayanginya, menemaninya. Setidaknya seluruh bebannya terasa bagai menguap entah kemana saat Jimin membisikkan kata penenangnya.

Memeluk perut sang Kekasih dari samping, Jungkook semakin menempelkan wajahnya dengan dada telanjang Jimin.

"Gomawo, Jim. Saranghae, jeongmal neomu saranghae." Bisik Jungkook di dadanya.

Jimin mengembangkan senyum simpulnya, kembali mengecupi puncak kepala Jungkook. "Sama-sama, Sayang. Naega jeongmal neomu neomu saranghae."

Philophobia (JiKook / MinKook)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin