Bara dan Dimas hanya memutar bola matanya lalu meminum hot chocolate yang sudah terhidang manis dihadapan nya. Mereka bertiga sedang menunggu Wildan dan Karin yang mengatur rencana konyol ini. Mereka menunggu di Starbucks pinggir jalan raya dekat gedung bioskop itu.

"Lagian bukan gue yang salah,ntu janda-janda masih baperan aja digombalin sama anak SMA secute gue. Gue cuman bilang 'Tante tuh masih awet muda,gak ada kerutan nya pula,perut masih mirip ala-ala artis Hollywood yang abis ngezumba,duh..Tante mirip Lily Collins deh' itu doang masa nge-fly nya minta ampun sih"

Bara melempar sukro ke arah Angga. Angga yang dilempar hanya menyengir kuda. "Njir,selow deh. Canda doang ya ampun"

"Bangke lu" Cibir Bara.

"Itu mereka!" Tunjuk Dimas ke arah dua orang yang baru turun dari motor hitam kesayangan Wildan. Wildan langsung memarkir motor nya di depan bulan's cake shop. Parkiran itu cukup jauh karena jalanan yang sangat padat. Mereka harus menyebrang untuk sampai di Starbucks itu.

Wildan dan Karin berjalan beriringan. "Temen-temen lo kenapa sih Wil? Waras gak sih?" Karin berbisik.

Wildan langsung menatap ke arah temen-temennya yang sedang melambai-lambaikan tangan sambil nyengir-nyengir kayak monyet yang baru dikasih banana sekarung. "WILDAN!! Kemarih..sini beb" Teriak Angga.

"Sini-sini Wil! Kami disini" Dimas tidak mau kalah.

Bara mendelik sok jantan. Lalu,setelah Wildan sudah setengah jalan ia berteriak seperti Fangirl yang baru ketemu idolanya. "Astaga!! my honey Wildan sini ayang!!"

Karin tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan sohib nya si Ardhan dingin itu. "Berisik lu semua tai!" Wildan sudah sampai dihadapan mereka. Mereka bertiga hanya cengengesan tanpa dosa.

"Tau tuh,si Baba alay Wilwil" Angga sudah kambuh lagi,noh udah keliatan kalo tuh anak udah ganti-ganti nama orang.

Bara yang di panggil dengan sebutan BABA gak rela karena wajah setampan dirinya dipanggil BABA kayak tukang kikil depan sekolah. Itu tanpa sengaja,si Angga somplak itu nyamain wajah nya dengan wajah tukang kikil depan sekolah nya.

"Angga monyet! Nama gue itu Bara Pranata Wijaya. Bukan Baba somplak!" Bara melempar sukro untuk kedua kalinya pada Angga,tadinya sih pengen lempar kursi tapi atut di golok sama bokap nya.

"Ih,bar suer deh. Gue lebih suka manggil lu Baba,imut-imut kayak tai gitu namanya"

Bara mendengus. "Semerdeka elu aja dah"

"Ada apa dengan lu kong? Please kong,jangan ganti-ganti nama gue jadi Wilwil deh"

"Idih sensi. Gue aja dipanggil kong sama lu biasa aja"

"Ntu beda my honey sweetie" Balas Wildan. Angga bergidik ngeri juga. "Gua masih normal Wil,elah"

Karin menggeleng-gelengkan kepalanya yang sudah seperti naik bianglala tertinggi. "Shit. Lu semua bisa diem gak sih! Kita tuh kesini mau bikin rencana bego"

"IYE.." mereka berempat menoleh dan menjawab kompak.

"Jadi..kalian harus--" Mereka berlima langsung berembuk untuk mendengarkan arahan dari Karin calon wife nya Wildan.

WeightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang