BAB 01

43 3 0
                                    

[PANTANG MUNDUR]

" Everyone has an dream and you can not do anything "

Twice - Cheer up


"Sekarang lu bawa apa?" Dhean mengeluarkan kotak makanan berwarna hijau muda. "Gue bawa spagheti" 

"Lu gak kapok Dhe?"

Dhean menggeleng pelan.

Dhean menoleh sambil tersenyum. "Gak,sebelum dia bilang terimakasih buat gue"

"Dhe,Ardhan itu selalu ngehina lu di muka umum. Ngatain lu gendut lah,kayak Bison lah. Lu gak cape ha?"

"Capek pernah,tapi gue gak akan nyerah Rin"

"Tapi si Ardhan itu keterlaluan Dhe! Lu masih suka sampai sekarang? Lu hampir setiap hari ngasih makanan yang isinya setiap hari beda,tapi sampai sekarang lu belum ada kemajuan. Itu yang gue maksud,apa lu gak pernah mikir?"

Dhean meringis karena mendengar perkataan dari sahabat nya. Benar,kenyataan nya usaha yang ia kerjakan hanya sia-sia.

"Gue gak bermaksud untuk ngebuat lu negative thinking tentang si Ardhan. Gue cuman pengen lu mikir aja"

"I-iya" Cicitnya.

• • •

"Ini buat kakak" Dhean lagi-lagi muncul di kumpulan anak most wanted sekolah nya.

Ardhan menatap kotak makan yang di pegang Dhean dengan tatapan tidak suka. "Bawa pergi aja" Sinis nya.

"Tapi,aku bikin susah payah"

"Kan gue gak suruh"

"Tapi,aku yang mau. Kali ini jangan dibuang atau dikasih ke orang"
"Lu gak ada kapok-kapoknya ya" kali ini suara Ardhan meninggi.

"Sabar Ar,yaudah buat gue aja. Kebetulan gue lagi irit jajan" Tukas Bara yang menyengir.

Dhean menghela nafas. "Yaudah,nih" Dhean menjulurkan kotak makan nya kepada Bara. "Hee,makasih loh"

"Tapi nanti,kakak makan ya!" Dan Ardhan--hanya mendelik tak suka. Setelah itu Dhean pergi.

Dheandra berjalan lesu menuju pohon dekat dengan ruang TU. Disana ada Karin yang sedang menunggu. Dan di lihat dari wajah Dhean yang lesu juga di tekuk manyun. Karin sudah tau jawabannya. "Ardhan tetap gak mau" Desah nya.

"Kan gue udah bilang,mau lu ngasih berjuta-juta makanan enak sekalipun--ini gak ada kemajuan"

"Gue gak tau harus apa lagi"

"Oke,gimana lu cari tau makanan yang dia suka. Mungkin aja dengan kayak gitu dia akan nerima,gimana?"

Kali ini mata Dhean berbinar-binar terang.

"Itu..ide yang bagus"

Karin menyeringai senang.

• • •

Bel pulang sekolah berbunyi dan siswa-siswi SMA harapan bangsa berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Dhean dan Karin yang memilih pergi ke kantin sekolah untuk mengamati gerak-gerik Ardhan--pujaan hati sang beast Dhean.

WeightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang