BAB 03

29 3 0
                                    

[Realita hidup]

"This is my reality life,because you don't know me. And my destiny,who are you know?"


Soyu (Sistar) brother su - You don't know me


Dia cuman minta lu nutup mulut Dhe!

Bukan minta lu buat jadi PACAR lu!!

Dhean tersenyum-senyum sendiri sambil berguling-guling di kasur nya. Pikiran nya melayang saat sore tadi. Saat dimana Rivaldi Ardhana mengajak nya makan hanya untuk menutupi mulutnya. Ini memang bukan acara kencan atau semacamnya--tapi bagi Dhean ajakan seperti itu saja sudah membuatnya serasa terbang jauh.

Ia berguling-guling di kasur nya hingga ia terjatuh membentur lantai kamar nya. "Aduh!" Ringis nya.

"Mampus! Makan tuh guling-guling!" Dhean menoleh ke ambang pintu kamar nya. Disana sudah berdiri sepupu teridiot nya sedang menenteng kresek hitam. "Anjir lu Di!" Umpat Dhean.

"Lu tau gak?"

"Lah lu juga belum ngomong apa masalahnya,mana gue tau!"

Aldi mengerucut sebal. "Gue nunggu lu dari sore,sampe gue nahan boker gue!" Pekik Aldi kesal.

Dhean tertawa-tawa sambil bangkit berdiri. "Lu nunggu di mana Di?"

"Gue nunggu di pos satpam! Gue sampe ketiduran tau! Untung pak satpam nya buru-buru bangunin gue,katanya elu udah datang!" Aldi duduk di karpet sambil menaruh kresek hitam yang sedari tadi ia pegang.

"Sory Di,tadi gue ada urusan" Dhean menyengir kuda.

Aldi mendengus. "Urusan makan berdua sama si Ardhan ha?" Sembur nya sambil membuka kresek hitam itu.

Dhean tersipu malu lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil tersenyum sendiri. "Ish Di,jangan bikin gue blushing!"

Aldi mencibir. "Halah dasar lu nya aja BAPER!"

Dhean cengengesan lalu meninju lengan Aldi cukup keras membuat Aldi mendelik sebal. "Nih gue bawa martabak pesenan lu!" Aldi menggeser kotak yang berisi martabak itu ke hadapan Dhean yang sudah menari Poco-Poco.

"Thanks sepupu ku yang ganteng nya melebihi Song Joong Ki"

Aldi mencibir. "Kalo ada maunya ngomong gitu"

Dhean cengengesan seraya memakan martabak itu. "Di!"

"Ha?"

"Lu tau kan gue suka sama kak Ardhan?"

"Hm"

"Dan tadi gue diajak makan sama dia!!" Pekik Dhean sambil menggigiti bantal nya.

"Halah paling dia cuman manfaatin elu" Dhean terdiam. Memang benar yang dikatakan sepupunya,kalau sebenarnya Ardhan hanya ingin dia nutup mulut. Tapi,menurut Dhean itu lebih dari sekedar apapun.

"Lu diem berarti bener kan?"

"Iya sih,tapi Di--meski dia cuman pingin manfaatin gue,seengganya dia bakal bilang terimakasih sama gue"

"Emang dia minta apaan?"

"Gak ah,ini rahasia kita berdua!" Tukas Dhean.

Aldi mendecak sebal. "Ck,Rahasia kita bertiga,ralat neng!"

"Oh iya"

"Dhe!"

"Hm"

"Asal lu tahu,realita kehidupan lu mungkin awalnya pahit--tapi siapa tahu besok,lusa atau seterusnya lu akan nemuin kebahagiaan yang abadi"

WeightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang