S.G 6

282 30 4
                                    



"Sumpah ya itu kakak kelas nyolot banget. Padahal gue cuma nyenggol doang dan gue harus nraktir seluruh anggota Osis. Sementang ini hari terakhir MOS dan mereka mau bersenang-senang dengan gue sebagai tumbalnya. Tumpur dah gue." Curhat Gerry dan mendudukkan pantatnya di bawah pohon. Saat ini ia sedang bersama Azka dan Tito tengah beristirahat karena kakak pembimbing Mos sedang rapat.

"Emang lo nyenggol apanya?" tanya Tito.

"Kepala doang elah. Lagian gue gak sengaja." Jelas Gerry membela dirinya.

"Kepala itu fitrah goblok. Jelas lah dia marah," ucap Tito yang memainkan handphonenya.

"Pake apa lo senggol?" Tanya Azka.

"Pantat, Tapi kan gue ga-"

Pltak Pltak

Dua jitakan sampai di kepala Gerry.

"Ya pantes aja lo dihukum begitu. Coba lo bayangin ni ya, kepala lo di kasih pantatnya Dijjah Yellow? Gimana perasaan lo." Tanya Tito.

"Langsung gue karungin tuh orang kalo berani mantatin gue." ucap Gerry.

"Begitulah yang kakak kelas itu rasakan ketika lo mantatin kepala dia."

"Enak aja lo. Lo jangan samain gue sama Dijah Yellow. Secara pantat gue lebih sekseh dan setidaknya pantat gue gak kuning." Gerry membela diri.

"Emang pantat Dijah kuning?" tanya Tito.

"Yaiya lah. Kalau pantatnya ungu pasti namanya bukan Dijah Yellow tapi Dijah Purple. Hahaha..."

"Lo garink," setelah itu hening.

"Gue gak nyangka kita bisa satu sekolah lagi." ucap azka tiba-tiba membuat kedua sahabatnya menoleh.

"Iya.. Gue seneng pas tau ternyata kita satu sekolah. Gue kira lo bakal disekolahin bokap lo di luar."

"Huhuu... gue kok jadi mellow gini ya?" Tito memeluk Gerry yang ada disebelahnya sedangkan Azka merebahkan diri diatas rumput menatap matahari yang bersinar dengan cerahnya.

"Apaan sih lo geli gue. Jangan peluk-peluk bukan mukhrim."

"Semoga persahabatan kita langgeng ya." Ucap Gerry yang langsung disetujui kedua sahabatnya.

"Gue rindu kita yang dul-"

"Tadi pagi gue ciuman sama Luna di ujung koridor pas lorong masih sepi." ucap Azka tiba-tiba yang membuat Tito dan Gerry membelalak sekaigus menghentikan perkataan Gerry.

"APA!!?" Teriak mereka berdua serentak.

"Lo gak bercanda kan Ka? Lo ciuman? Sama Luna? Astaga... Azka lo udah gak suci lagi. Ya ampun.. tuhaan maafkan dosa teman hambamu ini. Amiiinn." Tito histeris.

"Lo serius?" Tanya Gerry.

"Apaan sih lo berdua. Rasanya tuh enak. Lagian kita ini udah Sma jadi wajar-wajar aja menurut gue." Celetuk Azka santai.

"Coba lo ceritain gimana lo bisa sampe ciuman sama Luna." Tanya Gerry penasaran.

"Kronologisnya, waktu gue mau ke kelas tadi pagi, gue jumpa Luna. Dia langsung narik gue gitu aja ke koridor sepi dan dia lansung nyium gue lama banget. Awalnya gue diem mencerna pikiran gue, dan gak tau kenapa gue ngebalas ciumannya itu. Mungkin kerena ikut terbawa suasana. Setelah ciuman nya selesai dia bisikin sesuatu ke gue 'Bukan laki-laki sejati kalo belom pernah ciuman' setelah dia ngomong gitu dia pergi gitu aja ninggalin gue. The End."

Strange GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang