S.G 2

218 49 4
                                    



"Pagi Azka!" Sapa suara centil dan cempreng yang sangat mengganggu indera pendengaran Azka di pagi hari yang sedikit mendung ini. Tapi tak urung Azka membalas sapaan itu.

"Pagi," jawab Azka.

"Pulang sekolah gue kosong nih. Main ke apartement gue ya?" Tanya gadis itu seraya memain-mainkan kancing baju Azka berniat menggodanya.

"Oke." Ucap Azka.

Selalu seperti itu, mereka yang datang pada Azka. Azka? Ya.. hanya menerima saja. Rezeki tidak boleh ditolak kan?

Kemudian Azka berlalu meninggalkan gadis yang bahkan dia lupa namanya itu dan berjalan menuju kelas.

Setibanya di depan pintu kelas lagi-lagi Azka disambut dengan teriakan.

"WOI BROO TADI SESIL NYARIIN LO!BARUSAN KELUAR... KEJAR SONO!" Teriakan Tito memenuhi ruang kelas. Bagaimana tidak, dia yang duduk dipojok belakang ingin suaranya sampai ke pintu kelas yang berada di depan. Bisa bayangin kan?

Sedangkan yang diteriakin hanya nyelonong masuk ke dalam kelas. Dan dia baru ingat nama perempuan tadi 'Sesil'.

Tak sengaja matanya menangkap keberadaan Diandra. Sudah hampir satu minggu gadis itu berada dikelas ini. Tapi aura yang ditimbulkannya tidak berubah. Tetap saja dingin dan kaku. Azka prihatin melihat Vanya yang terus berbicara dengan sangat antusias tapi Diandra hanya memasang wajah datar dan hanya sesekai mengangguk tanpa mau menoleh kearah Vanya. 'Gadis malang' batinnya.

"Woy lo ada rezeki nomplok ditolak. Tadi si Sesil datang udah kayak orang kurang belaian komuknya pas nyari lo. Dan tadi body nya euuhh... goda iman benerr." Seru Tito seraya membayangkan...

"Woyy sadar." Seru Gerry menepuk pundak Tito.

"Nanti malam club jam 10 temenin gue kuy." Ucap Tito mengajak kedua temannya.

"Liat nanti. Soalnya gue mau ke apartemen Sesil."

"Ha?"

"Tadi pas gue masuk koridor dia udah nyamperin gue. Dia nyuruh gue ke apart nya." Azka menjelaskan.

"Woooww.. menang banyak dah lu."

"Yaudah deh gue ama Gerry aja bedua." Seru Tito.

"Ogah gue ama lo. Nanti dikira homo." Gerry bergidik.

"Have fun buat lo bedua." Seru Azka kemudian beranjak dari kursinya.

"Lo mau kemana?" Tanya Gerry.

"Cabut."

"Ikuuutttt..." Seru Tito dan Gerry seperti anak kecil, dan mereka bertiga pun pergi meninggalkan kelas.

Azka mengendarai mobilnya menuju apartement sesil. Dia tidak bersama Sesil sekarang karena Sesil membawa kendaraan sendiri.

Azka memarkirkan mobilnya setelah sampai di basement gedung apartement. Kemudian dia membuka handphonenya untuk melihat sms dari Sesil yang mengirimkan nomor Apartemennya lalu dia masuk kedalam gedung itu.

Strange GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang