Bab 5

30 1 0
                                    

Tak Sengaja.

Sasmitha masih menatap malas papan tulis di depannya. Tak punya teman mengobrol karena teman sebangkunya tidur sangat lelap.

Bukan Era. Tapi Dera, anak PMR.

Sasmitha sebenarnya tak mau masuk kelas IPA. Katanya ribet. Tapi apalah daya, tuntutan dari sang orang tua, Sas bisa apa?

"Dera, bisa kerjakan soal di depan?" Sas menelan ludahnya pelan-pelan.

Sas tau Dera paling kebo. Berulang kali Sas menggoyang tubuh Dera sampai bu Hana mendekat ke kursi mereka berduapun dia tak bangun.

"Dera, bangun dong lo" bisik Sas pelan dan dijawab Dera kesal.

"Apaan sih gue ngantuk" Sas tambah menatap horor teman sebelahnya yang dengan jelas menyampar tangan bu Hana.

Sas mengalihkan pandangannya ke bu Hana. Jilbabnya warna coklat yang dimodel seperti mak mak di luaran sana. Dandanannya pun sangat memukau.

Tapi kini ia sedang di mode kyubi. Siap menyeprot siapa saja yang tidur di kelasnya. Tak ada lagi hati malaikatnya terlalu bertebaran.

Der, bangun napa sih lo. Mode kyubi nihh. Batin Sas kesal sambil menjejakan kakinya ke Dera.

Dera terbangun dengan muka mejanya. "Apaan sih lo, ngantuk gue anjay!"

Hancur dunia. Bu Hana sudah masuk mode kyubi ekor sembilan.

"Anjay? kamu ngatain saya seperti itu. Keluar dari kelas saya Sekarang!" Semua murid di kelas langsung terperangah dan diam.

Dera menatap Sas tajam dan dia beranjak pergi.

"Lah gua kagak salah" celetuknya pelan tak mau terdengar bu Hana yang lagi di mode kyubi tanpa segel.

Sasmitha tak mau kena masalah lebih memilih menghadap depan walau tak masuk ke dalam pelajaran tersebut.

Apalah arti bagi Sas yang tak bisa pelajaran Kimia?

=00=

"Kok lo kagak bangunin gue sih, Sas? Kampret lu ah" Sas yang masih anteng meminum tehnya langsung menatap kesal Dera. Ngomong-ngomong meraka di dalam kelas.

"Kagak bangunin gimana sih Ra, orang lo aja tidur kaya kebo gitu, ya Sas bisa apa sih. Sabar dan tawakal, pasrah ke sang kuasa" jawab Sas kembali santai dan kembali menyeruput tehnya.

"Eh lo tau enggak sih itu kalimat lagi ngetren di sekolah"

"Yang mana, sabar dan tawakal?"

"Ho'oh, yang nenarin itu segerombolannya kak Danang, cogan futsal itu lho, yang masih sebelas empat belas sama abang Cameron"

"Sebelas empat belas. Lah ada ya?" Tanya Sas gemas sendiri dengan tingkah Dera. Chairmatenya.

"Iya, mana mungkin gue persisin bang Cameron sama kak Danang. Cakepan bang Cameron kemana-mana lah."

"Serah lo dah Ra, mau Cameron kek, kong ghuan kek, mau engkong gua kek. Enggak peduli amat gua"

"Tapi, lo harus tau gimana kece badainya Cam--"

Teeeet teeet teeet.

Bel pelajaran ke empat sudah dimulai. Sas masih santai sampai satu teman kelasnya berteriak.

"Ada kamus dobel kagak dah, Inggris-Indonesia" Sasmitha menepuk dahinya dan mulai bergerilya mencari kamus dalam tasnya.

Setelah ia tak menemuka buku tebal tersebut dia menarik baju Dera kencang saat perempuan itu asik dengan Clash of Clannya di bawah laci.

"Paan sih, base gue diserang nih" Sas menjitak teman satunya ini.

"Lo tau enggak sih, ini pelajaran bu Hamidah. Dan lo pasti enggak bawa kamus kan? Udah yakin gue" Dera langsung melotot dan meletakan HPnya keras.

Dera langsung menarik Sasmitha keluar kelas untuk menyari pinjaman kamus.

"Sas, jangan lemot napa sih" Sas masih sibuk dengan Hpnya. Dera dengan kesalnya menarik ponsel tersebut dan membacanya.

Sasmitha: CECAN, PINJEM KAMUS!!

Era Resa: ETDAH, KETEMUAN COWO DI TOILET!!!

Era Resa: EH TOMAT, TYPO. TOILET COWO!!!

Sasmitha: OTW CANSSS!!!

Era Resa: CEPETAN, GUE ADA PRE TEST!!!

Sasmitha: SABAR NAPA SIH LOOO

Dera tertawa ngakak membaca chat Era dan Sasmitha.

Sas tak menghiraukan kicauan Dera dan berlanjut jalan cepat ke arah kamar mandi laki-laki. Sampai disana ia melihat Era dengan kamus tebal dengan wajah seperti kebelet pipis.

"Cepetan, pak Muna udah dateng gue ada test ini" Era langsung melempar kamus tersebut.

Bagai slow motion, mulut Sas dan Dera yang masih memegang Hp Sas menganga di saat bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan memunculkan laki-laki dengan rambut yang sudah mulai acak-acakan berjalan menghadap Era.

Dan bagai tersambar petir, kamus itu langsung menubruk wajah dan kaki si empu. Era yang tak mau terlibat langsung minggat dan Dera langsung berjalan kedepan laki-laki itu untuk mengambil kamus dan dia ikut lari putar balik.

Menyisakan Sas dan laki-laki yang ia jarang lihat.

"Eh, enggak papa kan-- Bar--" tanya Sas sambil mencoba mengeja nama sang laki-laki tersebut.

"Bara Prayudha salam kenal" dengan acuhnya dia menjawab seperti itu.

Tipikal Bara Prayudha.

"Ah... iya Bara... anak Rohis ya kan? iya pasti" jawab Sas salah tingkah sendiri dengan Bara yang masih mengusap hidung mancungnya.

"Bukan, gue duluan" jawab Bara pergi begitu saja dengan cueknya.

Sas mencebik kesal dan ngedumel kesal. "Emang kagak kenal gue apa? Dasar semvak firaun"

Bara mengedikan bahunya dan memilih pergi melenggang jauh menuju kelasnya.

Dia Sasmitha Adisa wacara. Yang sudah mematenkan untuk sok tidak mengenal Bara Prayudha.

❇❇❇

kyubi: Monster rubah yang tersegel di tubuh Naruto memilik ekor sembilan.

Oi...

Lontong hadir bersama kyubi yang menyinari hati Sasmitha.

Setelah beberapa enggak update. Lontong update. Yay...

Jangan lupa Vote dan comment nya gais. Ditunggu juga feedback-nya.

Salam nasi liwet 🙌🙌🙌🙌.

10 Desember 2016.

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang