12

5.7K 880 41
                                    

Semua terjadi begitu saja. Entah sejak kapan Rosé berakhir dengan diboncengin sama June sampai depan rumah. Tepat didepan pagar rumahnya.

"Woy tangkep!" June melemparkan sebuah kunci motor dengan gantungan sonic setelah sempat berantem karena paket data Rosé yang mati seharian. Kayaknya gatel banget kalau nggak ngebabuin adek kelasnya itu sehari aja.

"Hah?"

"Boncengin pulang, capek," katanya sambil berjalan pergi, sementara Rosé cuma mengekor dibelakang sambil berpikir keras.

"Motor gue disana." June menujuk ke salah satu sudut parkiran yang mulai sepi karena bel pulang udah bunyi dari tadi.

Rosé masih diam di tempat. Dia bingung. Bukan, bukan karena ada motor CBR dan beat yang parkirnya sebelahan. Rosé tau, motor matic bukan tipenya June banget. Yang jadi masalah adalah,

"Kak."

"Hmm"

"Anu kak."

"Anu apa?"

"Anu.. itu..."

"Ngomong tuh yang jelas!" June emosi.

"Aku nggak bisa bawa motor."

June cuma menghela nafas, lalu mengambil kunci motornya dari tangan Rosé.

"Pokoknya lo pulang sama gue."

Rosé yang hampir bernafas lega jadi tarik nafas lagi. Kalau June bilang gitu, berarti dia dianter pulang. Antara rejeki dan enggak. Rejeki karena uang jajan Rosé yang udah menipis akibat sering dipalak June jadi nggak berkurang lagi buat biaya angkot. Dan nggak rejeki karena,karena karenaa Rosé lagi pake rok span pendek. Gimana caranya naik motor begitu, dengan model baju begini.

"Naik!" tiba-tiba June udah nangkring ganteng diatas motornya. Membuyarkan lamunan Rosé.

"Loh?"

"Loh kenapa?"

"Motornya kak June bukan yang CBR?"

"Gue nggak pernah bawa motor yang gaya ke sekolah. Suka diisengin," jelasnya. Rosé bersyukur dalam hati.

"Liat noh, spion gue diapain." June lagi benerin posisi spion nya yang abis dibalik sama oknum-oknum tak bertanggungjawab.

"Buru naik, nunggu apa lo?"

Setelah itu, June membawa Rosé entah kemana. Yang jelas, pas di perempatan yang seharusnya belok kanan buat sampe ke rumah Rosé, dia malah belok kiri. Pokoknya lewat jalan-jalan kecil. Soalnya Rosé nggak pake helm. Dan berhenti disebuah lapangan yang lumayan luas.

June mematikan mesin motornya, terus turun dan diikuti Rosé. Abis gitu dia nyopot helmnya, terus dipakein ke Rosé.

"Nih, kuncinya."

"Hah?"

"Cepetan!" kebiasaan suka nggak jelas kalau kasih instruksi.

"Cepetan apa kak?"

"Nyalain mesinnya. Lo bisa kan?"

"Kak Jun, aku nggak pernah bawa mot--"

"Naik nggak? Atau gue tinggal pulang." June melotot.

Ragu-ragu, Rosé naik motornya June. Terus nancepin kuncinya dilanjut puter kuncinya ke kanan. Takut banget lah, orang nggak kebiasa bawa motor. Terakhir kali diajarin sama Lisa dan berakhir dengan Lisa nggak akan mau kasih pinjem motor dia lagi. Bayangin kayak apa Rosé kalau bawa motor. Itupun udah beberapa tahun yang lalu.

"Kok nggak nyala kak?" Plis Rojeee.

"Lo bego apa gimana sih?!"

"Hah?"

"Lo pencet dulu yang ini, sama remnya," jelas June sambil nunjuk bagian yang dimaksud.

Pokoknya setelah itu June ngajarin Rosé naik motor. Kudu ekstra sabar. Tau sendiri lah sabar versi June kayak apa. Mereka muter-muter sampe beberapa kali. Dan sempet mau nabrak juga. Untung nggak jadi. Soalnya kan June sayang. Sama motornya.

"Gampang kan?"

"Gampang pala lo," jawab Rosé. Tapi didalam hati. Aslinya mah dia cuma nyengir.

"Lo mau tetep disini apa pulang?" tanya June karena sekarang udah hampir setengah enam sore.

"Pulang kak!" nggak sengaja Rosé rada teriak. Udah kebelet pulang dari tadi sih.

Mereka pun pulang dan sampe rumah Rosé setengah jam kemudian ketika matahari hampir tenggelam sepenuhnya.

"Makasih kak," ucap Rosé setelah turun dari motor June.

"Belajar lagi Ros, biar bisa boncengin gue."

"Siap bos." tau-tau aja Rosé jawab gitu. Udah sadar diri banget sebagai pesuruh June (?)

"Good," jawab June sambil tutup kaca helmnya. Terus langsung gas tanpa ngomong apa-apa lagi.

"Hati-hati kaak," seru Rosé sebelum June menghilang di belokan.

Hari itu Rosé menyadari sesuatu. June nggak sekejam yang dia kira.













***

"Ochi, kok jam segini baru pulang?" tanya mama.

"Itu ma, tadi abis nemenin Jennie cari kado tapi lupa belum ijin hehe maaf ya ma." Rosé udah nyiapin alesan.

"Ooh mama baru tau kalo Jennie sekarang jadi cowok."

Rosé langsung kicep.

Mampus mama liat.















Pelajaran yang dapat diambil adalah kalo dianter cowok dan nggak mau ketahuan, minta diturunin di ujung gang aja. Intinya jangan sampe depan pager :>
Ga ding, sesat banget ye HAHAHA

Big Boss; june roséWhere stories live. Discover now