10

6K 882 46
                                    

Entah kenapa hari ini merupakan hari yang aneh buat Rosé. Seharusnya dia senang karena nggak ada pesan dari June yang minta ini itu dari tadi pagi. Tapi dia malah merasa ada yang nggak beres. Soalnya sekarang udah jam 11 dan nggak ada tanda-tanda kehidupan dari kakak kelasnya itu. Jadi dia ngecek hp terus, bahkan di jam pelajaran.

"Ros, jangan main hp. Bu Susi lagi PMS. Kena semprot mampus lo," bisik Jennie.

"Iya, cuma ngecek bentar kok." Iya, jawabnya gitu. Tapi beberapa menit kemudian dia udah ngecek hp lagi. Dan berlanjut gitu terus.

"Roséanne, Bu Susi liat kesini tuh."

"Ros, taro hp lo."

"Cepetan!"

"Ros"

Terlambat sudah.

"Lagi apa nak? Kayaknya seru banget sampe tidak memperhatikan saya." Ciyee minta diperhatiin. Nggak. Tau-tau Bu Susi, guru biologi yang labil itu udah berdiri di deket bangku Rosé. Jennie cuma bisa tepok jidat sambil mandang temennya khawatir. Dan yang dikhawatirin cuma,

"Ehehe Bu Susi." akhirnya Rosé mendongak setelah dari tadi nunduk terus gegara ngecek hp.

"Lagi liat apa kamu?"

"Anu bu--" Rosé bingung mau jawab apa.

"Rosé lagi browsing materi yang ibu jelasin!" seru Jennie tiba-tiba. "Y-ya kan Ros?" R.I.P sepatunya Rosé yang abis disemir.

Krik krik, Rosé diem bentar. Baru beberapa saat kemudian dia ngomong. "Iya bu."

"Sekarang, maju ke depan. Jelaskan apa yang barusan kamu baca."

Glek. Rose cuma bisa nelen ludah. Mau jelasin apa coba? Orang dari tadi dia cuma ngecek line dari bos besar.

"E-ehm jadi, anu. Jadi mitokondria itu berfungsi untuk--"

"Saya tau kamu tidak memperhatikan dari tadi."

"Lah sibego. Orang udah ganti bab, masih bahas itu juga. Sia-sia dah gue tolongin." gumam Jennie liat kelakuan temennya.

"Lebih baik kamu keluar kalo memang tidak suka sama pelajaran saya." Udah, hening semua abis itu.

"M-maaf bu," Rosé tampangnya udah melas banget.

"Sudah, kembali ke bangku."

Semua pun jadi hening. Jam pelajaran yang seharusnya tinggal 35 menit lagi berasa lama banget. Nggak ada yang berani ngobrol dikelas.

KRIIINGG!!

Bel jam istirahat. Suasana yang tadinya mencekam berubah. Semua bisa menghembuskan nafas lega.

"Kantin yok!" Bambam udah berkoar begitu Bu Susi keluar kelas.

"Loh Ros, tumben masih disini? Biasa juga udah ilang." sapa Bambam. "Masih sok abis diomelin Bu Susi ya?"

"Sok? Apaan?" Rosé mengernyitkan dahi.

"Shock Ros. Biasa orang kampung lidahnya suka susah kalo ngomong inggris," jelas Jennie. Rosé cuma ketawa aja dengernya.

"Yee, jangan asal lo ya. Gini gini gue--"

"Sstt...berisik, Bam. Polusi suara," potong Jennie.

"Jadi ke kantin nggak nih?" tanya Rosé.

"Kuy lah, lama nggak ke kantin sama lo." Bambam merangkul bahu Rosé.

"Gue juga ikut dong," sahut yang lain. Dan akhirnya anak XI-4 pun rame-rame ke kantin.

Padahal alesan Rosé ke kantin adalah 15% makan, 85% nyariin June. Pesen makan juga cuma buat syarat. Orang dari tadi pesen bakso tapi diaduk-aduk terus. Nggak ada yang masuk mulut satupun.

Daannn seharian ini Rosé samasekali nggak liat June dimanapun. Bahkan sampe jam pulang. Diline juga enggak. Rosé pun mulai membuat kesimpulan.
















KAK JUNE UDAH NGGAK AKAN NYURUH-NYURUH GUE LAGI.

Lah, ini mah bukan kesimpulan. Tapi harapan. Tapi yaudah sih, mari biarkan Rosé bahagia sebentar.

Dia pun jalan ke halte dengan perasaan ringan tanpa harus dibebani notifikasi line dari kakak kelas terjahatnya itu. Yah, Rosé lagi bahagia meskipun dia nggak bisa nebeng pulang Jennie kayak biasanya-karena Jennie dijemput sang pacar.Sampe dia nggak liat kalau ada yang kasih death glare didepannya.















Gaes, disini ada yang bamlisa shipper gaakk??

Big Boss; june roséWhere stories live. Discover now