"Yoongi Kau?"

"Wae?" Tanya Yoongi acuh. Ia masih nampak serius mengelap wajah Hoseok. "Kalau Kau sudah bisa melupakan Jimin. Bisakah Kau mencoba untuk menyukaiku?"

Yoongi langsung menghentikan kegiatan mengelap wajah Hoseok saat itu juga. Ia menoleh kearah Hoseok dan menatap pemuda itu. "Hoseok-ah.."

Hoseok merebut sapu tangan yang tengah dipegang oleh Yoongi seketika. "Kenapa Kau malah menatapku seperti itu? Kau tenang saja. Untuk saat ini aku tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku tidak sekejam itu untuk memaksa Kau agar menyukaiku. Aku juga tidak berniat untuk merebut Kau dari Jimin."

"Merebut apanya? Aku bukan miliknya kok."

"Benarkah? Apa Kau sedang memberikan izin untukku sekarang? Apa aku sudah bisa merebut Kau?"

"Ya Jung Hoseok!"

"Hahhaha.. Aku hanya bercanda. Kau tenang saja. Aku tidak akan merebut Kau dari orang itu dan juga aku tidak akan memisahkan kalian berdua."

"Memisahkan apanya? Bahkan bersatu saja tidak." Potong Yoongi kemudian. Hoseok tersenyum memandangi Yoongi yang nampak merengut di hadapannya. Pria itu meraih telapak tangan Yoongi dan menggenggamnya. Membuat Yoongi mengerjap-ngerjapkan mata melihat perbuatan Hoseok.

"Kau tenang saja. Aku tidak akan merebut dan memisahkan Kau dari Jimin, kecuali itu Kau sendiri yang memintanya padaku."

Yoongi memandangi Hoseok yang juga tengah menatapnya. "Dan apabila itu terjadi. Kau yang memintanya padaku. Maka aku tidak akan pernah melepaskan Kau lagi. Aku akan merebut Kau."

Yoongi memandangi telapak tangan Hoseok yang tengah menggenggam tangannya dan kemudian kembali beralih menuju wajah Hoseok. Sementara itu. Dari kejauhan. Jimin nampak memperhatikan Hoseok dan Yoongi di sana. Pemuda itu mendengar semuanya. Dia akhirnya tahu... Kalau Min Yoongi ternyata menyukainya.









2016

Yoongi menatap Jimin nyalang. Lihatlah orang itu sekarang. Malah santai-santai duduk di atas sofa dan menonton TV. Sedangkan dirinya malah mengepel akibat ulah 'Pesta Soda' beberapa saat yang lalu.

"Mati saja dia! Aishh! Awas saja dia." Gerutu Yoongi di sela-sela aktifitasnya. Yoongi terus mengepel dengan gerakan cepat. Matanya terus melirik kearah Jimin yang nampak tak berdosa itu. "Ya Park Jimin! Bisakah kau ikut membantuku? Ini semua ulah mu!"

Jimin sedikit menoleh kearah Yoongi. "Kenapa kau cerewet sekali?" Tanggapnya. Yoongi melongo mendengar ucapan Jimin. Dengan emosi yang memuncak ia berjalan menghampiri Jimin. Namun kondisi lantai yang basah malah membuatnya tergelincir dan malah jatuh.

BRAKK

"Akhh!"

Jimin menoleh kearah Yoongi. Pemuda itu menatap shock kearah Yoongi yang malah terduduk di atas lantai namun untuk selanjutnya tawa Jimin meledak. "Bwahahahah.. Hahaha.."

Yoongi meringis dan menggeram secara bersamaan. Ia kembali bangkit berdiri dan meraih gagang sapu pelnya lalu berjalan menghampiri Jimin. "Ya Min Yoongi. Kau mau apa?" Jimin langsung melindungi kepalanya dari bahaya pukulan Yoongi. Namun tiba-tiba suara bel rumah kembali berbunyi. Membuat Yoongi yang baru saja ingin melayangkan pukulannya pun malah berhenti.

Yoongi menatap Jimin tajam. "Cepat buka pintunya." Jimin melirik Yoongi takut-takut. "Kau saja. Aku malas."

"Mwo? Kau benar-benar minta dipukul ya?"

"Okay okay."

Jimin berdiri dari sofa dan berjalan menuju pintu utama rumah. Dengan malas ia membuka pintu dan terkejut melihat orang yang ada di sana.

AmnesiaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant