21. The Dark hole

5.6K 495 22
                                    

Jaehye menangis, memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sana. Ia sekarang ada di lubang yang cukup dalam di tengah hutan.

Kakinya tidak sengaja menginjak ranjau yang disiapkan para pemburu yang merupakan penduduk di sana. Dan Jaehye tidak bisa keluar dari lubang sedalam empat meter itu. Ia hanya bisa menangis dan memeluk tubuhnya sendiri mencari kehangatan pada sore hari dengan angin kencang seperti ini. Jaehye yakin, hujan akan turun sebentar lagi karena guntur terdengar mengerikan menggema di atas lubang yang ia duduki sekarang.

Hari mulai berubah gelap, dan Jungkook belum menemukannya. Jaehye hanya berpikir ia pantas mendapatkan hal buruk ini setelah apa yang terjadi padanya. Ia pantas mati dengan menyedihkan.

Kepalanya mendongkak dan sebelah tangannya ia angkat untuk menyambut air hujan yang turun, membasuh darah dari luka goresan duri pada telapak tangannya. Dan menghilangkan darah pada pipi kirinya yang lecet akibat gesekan dengan tanah saat terjatuh ke dalam lubang tadi.

Bajunya basah dan kotor akibat tanah yang di dudukinya becek. Semakin lama hujan semakin deras, air di dalam lubang bertambah menjadi suatu genangan yang menenggelamkan mata kakinya. Tubuhnya mengigil kedinginan. Air dari atas turun begitu banyak mengisi lubang yang ia tempati. Lalu, Jaehye tahu. Ini bukan lubang ranjau, melainkan lubang penampung air hujan.

Jaehye berdiri dan mencoba menaiki tanah licin untuk keluar dari sana. Tapi sia-sia, tanahnya terlalu licin dan terlalu tinggi. Ia menyerah, berdiri di sana dengan genangan air yang hampir menengelamkan lututnya. Saat itu juga, Jaehye menyerah pada hidupnya. Membiarkan dirinya sendiri tenggelam tanpa melakukan apapun untuk keluar dari sana.

...

Air telah menengelamkan setengah tubuhnya. Bertambah banyak seiring waktu berjalan. Sampai dimana ia benar-benar tenggelam dan kehabisan napas, perlahan-lahan kematian menjemputnya. Menghilangkan semua ingatan dan kesadarannya.

Suara malaikat mautnya bahkan dapat Jaehye dengar. Memangil-manggil namanya sebelum ia sepenuhnya lenyap.

Badannya terasa ringan, air dingin yang menenggelamkannya sudah tidak terasa dingin lagi. Indranya sudah kehilangan fungsi.
Tapi, Jaehye dapat merasakan sentuhan lain di wajah dan badannya. Sentuhan hangat yang sangat ia rindukan. Sentuhan yang menyadarkannya bahwa ia masih dalam ajal kematian. Belum sepenuhnya mati.

"Kumohon sadarlah! Jae! Kumohon buka matamu!"

Suara malaikat lain yang mungkin akan menyelamatkan nyawanya.
Sesuatu mendesak masuk ke paru-parunya, dan sesuatu lain mendesak untuk keluar dari tubuhnya.

Jaehye tersentak. Memuntahkan air dari mulutnya begitu banyak. Begitu selesai, matanya menangkap wajah laki-laki yang selama ini ada di pikirannya.

"Jaehye-ah.., kau bisa mendengarku? Hey, jangan tutup matamu! "
Laki-laki itu panik dengan air mata yang bersatu dengan air hujan.

Jaehye mengerakkan kepalanya untuk mengangguk pelan.

"Kupikir aku tidak akan pernah bisa melihatmu lagi.., Maafkan aku Jae,"
Laki-laki itu mendekapnya, menangis sambil mengumamkan maaf berkali-kali.

Jaehye membawa tangannya yang masih lemas untuk mengusap kepalanya dan mendekapnya.

"Yo-yoongi... A-aku...., membutuhkanmu.."
Bergumam dengan suara lemah dan serak.

Yoongi melepaskan pelukannya, menatap Jaehye dengan wajah basah karena air hujan.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Tidak akan pernah, Jae. Jadi kumohon kau jangan pernah menghindar dariku lagi." Yoongi mengusap wajah Jaehye yang terkena air hujan.

✔ Summer Love || Min Yoongi (Suga)Where stories live. Discover now