Bonus Chapter - Saving Master Life

Start from the beginning
                                    

"akh..." ringis Nick. Richie membulatkan matanya saat melihat tubuh sepupunya perlahan merosot ke tanah

"heh... rasakan itu!" ucap anak laki-laki itu "aku tak pernah menyangka jika selama ini keluarga Russelldy lah pelaku yang selalu kami cari" anak itu melemparkan jam tangan yang tadi Nick lemparkan

"apa jadinya jika mereka mengetahui siapa keluarga Russelldy yang sebenarnya?"

"Mitsuo!" geram Richie, Richie mengeluarkan pistolnya dan menerjang sahabatnya sendiri dengan tembakan bertubi-tubi tanpa ampun

"chie..." panggilan dari Nick membuat Richie tersadar dan segera membantu saudaranya berdiri

Pisau yang menempel di perut Nick sudah tercabut oleh Nick sendiri. Kini tangan kanannya tengah menekan luka itu agar darah segar tidak terlalu keluar banyak dari tubuhnya

"Chie, bakar rumahnya" perintah Nick yang langsung di setujui oleh Richie

Setelah membakar habis rumah itu Richie membopong Nick masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobil itu pulang ke rumahnya

Seluruh orang di rumah besar Russelldy kini sedang menunggu kepulangan kedua pangeran mereka. Saat mobil Ferrari milik Nick memasuki halaman Tina sudah berdiri di depan pintu utama dan membukakan pintu mobil bagi tuannya

"sela-astaga tuan!" pekik Tina dan ia langsung mengulurkan tangannya membantu tuannya berdiri dan berjalan. Sesampainya di dalam Daniel langsung menggantikan posisi Tina membopong Nick

"Daniel, cepat bawa Nick ke kamarnya" perintah Cornelia

"panggilkan bibi Lis" titah Cornelia pada Karin

Daniel meletakan putranya di kasur dan membiarkan bibi Lis mengobati luka di tubuh putranya.

"bagaimana bi?" Tanya Cornelia

"tenang saja nyonya, syukurlah lukanya tidak terlalu dalam. Tidak banyak darah yang keluar juga jadi, seharusnya tidak ada masalah"

Cornelia merasa lega mendengar ucapan bibi Lis. Dia membantu putranya untuk berganti pakaian

"kenapa kamu begitu ceroboh Nick? Kamu membuat mom khawatir?" omel cornelia pada putranya

Nick hanya tersenyum. Tak lama, seluruh anggota keluarga Russelldy memenuhi kamar Nick yang terbilang lumayan luas

"kita harus menyiapkan alibi. Akan sangat sulit karna Nick terluka" ucap Nathan

"maafkan Richie uncle, aunty. Jika saja Nick tidak melindungi Richie" Richie menunduk menyesali perbuatannya

"permisi tuan, nyonya" Tina masuk membawa segelas air putih hangat untuk Nick, mengingat tuannya itu tidak suka teh

"em, Tina..." panggilan dari Lucy membuat Tina berbalik setelah meletakan gelas di atas nakas

"iya nyonya, ada yang bisa saya bantu?"

"bisa carikan kami alibi? Maksudku untuk Nick dan Richie" ucap Lucy

Seluruh orang di ruangan itu menatap Lucy heran. Tidak biasanya Lucy menyerahkan tugas seperti ini pada orang lain

"kenapa tidak membuat kecelakaan palsu?" usul Tina

"maksudmu?" Tanya Jean

"maksud saya, anggaplah tuan muda dan tuan Richie mengalami kecelakaan mobil dengan mobil milik tuan muda"

"kau pikir segampang itu membuat kecelakaan mobil, mana mungkin mereka percaya"

"maaf tuan, saya tidak bermaksud lancang. Tapi, kita punya stok darah milik tuan muda yang belum dikirimkan ke pusat darah bukan? Kenapa tidak kita lumuri saja kemudi jendela dan kursi di mobil tuan muda dengan darah itu?"

"idenya lumayan juga dad" ucap Nick

Ketika keluarganya sedang menimbang-nimbang saran dari Tina. Nick memegangi dadanya dan nafasnya mulai terasa berat

"uhuk..uhukk..." Tina langsung menoleh kearah Nick

"tuan, apa tuan baik-baik saja" Tanya Tina namun, Nick malah terus terbatuk karna kesulitan mendapatkan oksigen untuk paru-parunya

Tina langsung mengecek pergelangan tangan Nick dan mendapati denyut nadi milik tuannya mulai melambat

"nyonya maaf, bisakah kalian membuat tuan muda tetap terjaga sampai saya kembali?"

Cornelia, Lucy dan Jean mengangguk. Tina segera berlari ke bawah dan menemui bibi Lis

"bibi... apakah kita masih punya penawar racun?"

"sayang sekali sudah habis sayang, ada apa?"

"tuan muda terkena racun bi..." Tina langsung berlari menuju taman belakang disusul oleh Karin dan Richie

"Tina kamu mau apa ke sini?" Tanya Karin

"Karin, kamu masih ingat tanaman yang pernah aku tunjukan padamu kan? Tolong bantu aku ambil itu"

Karin dan Richie memetik banyak sekali tanaman itu dan memberikannya pada Tina. Tina segera menumbuk tanaman itu, menyaring airnya dan sebagian ampasnya ia gunakan untuk di tempelkan di luka tuannya nanti. Tina segera kembali ke kamar tuannya dan dengan bantuan dari bibi Lis, Tina bersiap mengobati Nick

"bibi tempel saja itu di lukanya, nanti sisanya serahkan padaku"ucap Tina dan disambut anggukkan mantap dari Bibi Lis

Tina duduk di sebelah Nick, lalu berbisik di telinga tuan mudanya itu "nanti kalau sakit, tuan remas saja tangan saya oke?" bisik Tina lalu ia menggenggam tangan besar tuan mudanya itu

Bibi Lis menempelkan tanaman yang sudah dihancurkan itu ke luka di perut Nick

"aarrrggghhh!" Nick menjerit rasa sakit yang luar biasa mendera seluruh tubuhnya, bahkan seluruh keluarganya yang melihat saja turut merasakan kesakitan yang dialami Nick hanya dengan melihat saja

Tina merasakan tangannya dicengkram dengan sangat kuat oleh Nick, Tina mengusap tangan dan pipi Nick bergantian sembari terus membisikkan "tidak apa-apa, sebentar lagi sakitnya hilang"

.......

Nick tertidur karna kelelahan, kini Nick sudah bisa bernafas meski detak jantungnya masih agak lemah dan demam mulai menyerangnya. Tina memberikan ramuan dari tanaman yang sama kepada Nick sesaat sebelum Nick tertidur

"biar saya saja yang menjaga tuan muda, nyonya dan tuan lebih baik beristirahat. Nyonya dan tuan pasti lelah"

Seluruh anggota keluarga itu hanya mengangguk dan meninggalkan kamar Nick. Tina menunggui Nick dengan sabar, bahkan ketika subuh Nick mulai meracau dan meringis. Tina ada di sebelahnya dan mengelus pelan rambut hitam milik tuannya itu

"sssttt... tenanglah"

STEAL MY HEARTWhere stories live. Discover now