Part 7

284 12 0
                                    


Rafli tetap berdiri di tempatnya. Tatapannya dingin. Tidak lembut seperti biasanya. Padahal sebelumnya Rafli tidak pernah menatapnya seperti itu. Dan pandangan Rafli berpindah pada Bagas. Rafli menatap Bagas dengan tajam.

"Kamu dari mana aja?" tanya Rafli dingin.

"Aku..." Chelsea bingung melanjutkan kata-katanya.

"Kamu tega bohongin aku?" tanya Rafli lagi. Tetap dingin seperti sebelumnya.

Chelsea diam dan menunduk takut. Dia memang telah berbohong.

"Chelsea, tolong jawab!!" Suara Rafli mulai meninggi. "Kamu tau, gimana khawatirnya aku waktu dengar kamu sakit?? Dan kamu tau, aku selalu percaya sama kamu, tapi ternyata kamu tega bohongin aku?! Kamu keterlaluan tau, nggak?!" bentak Rafli.

Air mata Chelsea mulai menetes. Rafli membentaknya. Rafli benar-benar marah padanya.

"Aku... minta maaf," ucap Chelsea di sela-sela isak tangisnya.

Bagas maju selangkah. "Ini semua salah gue. Tolong jangan bentak-bentak Chelsea kayak gitu!" Bagas memohon.

Ucapan Bagas membuat Chelsea mendongak. Kenapa Bagas berkata seperti itu? Ini semua bukan salah Bagas, tapi kemauan Chelsea sendiri.

"Bagas," sela Chelsea.

Tapi Bagas tidak memedulikannya, dia malah melanjutkan kata-katanya, "gue yang udah ajak Chelsea buat bolos. Jadi ini semua salah gue."

"Gue tau, penyebabnya memang lo! Karena gue kenal Chelsea. Dia nggak mungkin mau bolos sekolah kalo nggak kena pengaruh lo. Lo tuh cuma bisa bawa pengaruh buruk ya buat orang lain??" kata Rafli berapi-api.

BUUGHH!!! Sebuah pukulan melayang ke wajah Bagas. Bagas jatuh tersungkur.

"RAFLIII...!!!" teriak Chelsea histeris.

Bagas meringis kesakitan. Tapi dia tidak membalas. Dia mengelap darah di sudut bibirnya dengan punggung tangannya.

"Dengar ya! Lo itu udah rusak. Cukup lo aja yang rusak. Nggak usah ngajak-ngajak orang lain, apalagi cewek gue!!"

Bagas hendak berdiri, tapi sebuah pukulan melayang lagi ke wajahnya.

"RAFLIII... STOP!!!" teriak Chelsea lagi. Chelsea berlari menghampiri Bagas untuk melindungi cowok itu. "Aku mohon hentikan!" Chelsea menangis.

Rafli menatap Chelsea tak percaya. "Kamu lebih belain cowok brengsek itu??"

"Aku bukan belain dia. Tapi ini semua bukan salah Bagas. Aku bolos karena kemauan aku sendiri," jelas Chelsea di sela-sela tangisnya. "Jadi tolong jangan pukul Bagas lagi! Bagas nggak salah."

"Apa lagi ini? Kamu bahkan tetap belain dia daripada pacar kamu sendiri?" Rafli makin emosi. "Oke. Sekarang kamu pilih aku atau cowok brengsek itu??"

"Rafli, tolong jangan kayak anak kecil! Ini bukan soal pilihan. Aku cuma nggak suka aja kamu kasar kayak gitu! Bagas nggak salah apa-apa."

Rafli tersenyum sinis. "Aku udah tau jawabannya. Kamu lebih milih cowok brengsek itu, kan?"

"Bukan begitu,"

"Udahlah! Aku kecewa sama kamu, Chel..."

Ucapan Rafli yang terakhir, membuat Chelsea semakin merasa bersalah. Ya, dia memang telah mengecewakan cowok itu.

Setelah itu, Rafli masuk ke mobil dan menutup pintu mobilnya dengan kasar. Rafli pergi, meninggalkan Chelsea yang diam mematung. Air matanya terus mengalir dan tak mau berhenti.

Ms. Perfect & Mr. JailWhere stories live. Discover now