Part 5

331 14 0
                                    


Chelsea berdiri di halte depan sekolah menunggu bus datang. Beberapa kali dia mencoba menyetop bus, tapi tidak mau berhenti. Semua bus penuh. Mungkin karena saat itu jam pulang sekolah.

"Miss Perfect ketagihan naik bus, ya?" suara Bagas muncul di belakang Chelsea.

Chelsea tersentak kaget dan menoleh. "Lo ngikutin gue ya?"

"Hey... lo lupa ya, kalo hari ini gue nggak bawa motor?" Bagas balik tanya. "Gue di sini juga lagi nunggu bus."

Chelsea tidak menjawab, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke jalan. Jujur dia masih kesal dengan kelakuan Bagas tadi di kantin.

"Kenapa lo?" tanya Bagas heran.

"Nggak apa-apa kok."

"Nggak suka gue di sini? Ya udah, gue pergi deh." Bagas hendak pergi, tapi Chelsea menahan tangannya.

"Eh, jangan dong!" kata Chelsea cepat-cepat. "Jujur aja, gue nggak berani naik kendaraan umum sendiri. Lo... mau anterin gue, nggak?" tanya Chelsea ragu-ragu.

Bagas tersenyum manis. "Dengan senang hati saya akan mengantar Tuan Putri."

Chelsea tertawa kecil. "Dasar playboy! Manis banget kalo ngomong!"

"Semanis senyuman gue ya?"

Chelsea menggeleng. "Senyuman lo nggak manis, tapi genit."

"Tapi lo suka, kan?" goda Bagas sambil menaik-turunkan alisnya.

"Nggak!" Chelsea menjulurkan lidahnya.

Selang lima menit mereka menunggu, bus yang mereka tunggu akhirnya datang juga. Bagas menarik tangan Chelsea untuk berlari menuju bus. Bus yang mereka naiki hampir penuh. Semua bangku sudah terisi. Akhirnya Chelsea dan Bagas terpaksa berdiri bersama beberapa orang lain yang tidak mendapat tempat duduk.

"Lo berdiri nggak apa-apa, kan?" tanya Bagas memastikan.

Chelsea menggeleng sambil tersenyum.

"Kalo mau pegangan, pegangan gue aja!" lanjut Bagas dengan senyum genitnya.

Chelsea memelototi Bagas. "Lo mau gue cubit lagi?" tanya Chelsea galak.

"Lo genit banget sih sama gue, sedikit-sedikit main cubit aja?"

Chelsea memajukan bibirnya. Dia memilih pegangan besi di atas bus. Tiba-tiba bus mengerem mendadak. Tangan Chelsea terlepas dari pegangan besi dan refleks memeluk Bagas. Kini wajah Chelsea dan Bagas begitu dekat. Sesaat mereka berpandangan. Hingga bus kembali berjalan, Chelsea tersadar dan buru-buru melepas pelukannya. Mereka sama-sama salah tingkah.

Chelsea memilih menunduk untuk menghindari tatapan Bagas. Jantung Chelsea sudah berdegup kencang. 'Duuuh... kenapa gue jadi deg-degan gini sih?'

***

"Makasih ya, Gas... lo udah mau nganterin gue pulang," ucap Chelsea tulus sesampainya di depan rumah.

Bagas mengangguk sembari tersenyum.

"Lo masuk dulu deh, minum-minum dulu gitu," tawar Chelsea.

"Makasih, tapi... lain kali aja ya. Sore ini gue ada janji."

"Janji sama siapa? Cewek lo?"

"Kalo iya, lo cemburu?"

"Apaan sih lo!" Chelsea memukul lengan Bagas pelan.

Bagas tertawa kecil. "Gue balik dulu ya," pamit Bagas kemudian.

Chelsea mengangguk. "Hati-hati ya."

Ms. Perfect & Mr. JailWhere stories live. Discover now