Part 4

370 14 0
                                    


From: My Lovely

Say, hr ni aq jmput y?

Mobil km msh d bengkel, kan?


Chelsea menggigit bibirnya. Menatap SMS dari Rafli cukup lama. 'Aduh... gue jawab apa ya? Gue kan udah janji sama Bagas,' ucap Chelsea dalam hati.

Chelsea membalas pesan itu ragu.

To: My Lovely

Ga usah,

Hr ini aq brgkt sm Mang Ujang.

"Sorry, Raf... aku bohong sama kamu," kata Chelsea lirih. Dia tetap merasa bersalah karena telah membohongi Rafli.

Setelah sarapan, Chelsea berpamitan pada Mamanya. Bagas sudah menunggunya di depan.

"Hai!" sapa Chelsea sambil tersenyum.

"Udah siap?" tanya Bagas.

Chelsea mengangguk. Lalu menatap sekelilingnya. "Motor lo mana?" tanya Chelsea heran.

"Gue nggak bawa motor." Bagas menarik tangan Chelsea agar berjalan mengikutinya.

"Oh... kita mau naik mobil?"

"Iya."

Chelsea agak kewalahan mengikuti langkah Bagas. "Terus... mobilnya di mana?"

"Cerewet banget sih lo! Udah, ikutin aja!"

Chelsea memilih untuk diam. Dalam hati dia bertanya-tanya, Bagas memarkirkan mobilnya di mana? Padahal mereka sudah berjalan cukup jauh sampai ke depan kompleks perumahan. Di pinggir jalan, mereka berhenti. Chelsea sampai terbatuk-batuk menghirup asap kendaraan yang hilir mudik di depan mereka.

"Mobil lo di mana sih? Parkirnya kok jauh banget?" Chelsea cemberut.

"Nah, itu dia!" seru Bagas senang sambil menunjuk ke arah bus yang sedang melaju ke arah mereka.

"Hah? Naik bus? Yang bener aja lo!" protes Chelsea. "Gue nggak mau!"

Tapi sepertinya Bagas tak menghiraukan ucapan Chelsea. Buktinya dia kembali meraih tangan kiri Chelsea dan menariknya sambil berlari menuju bus yang telah dia stop sebelumnya.

"Eh, apa-apaan ini? Gue nggak mau! Lepasin gue!" Tangan kanan Chelsea yang bebas memukul-mukul tangan Bagas yang menariknya. Berharap Bagas mau melepaskan tangannya. Tapi harapannya nggak terkabul.

Bagas naik ke bus dan menarik Chelsea agar ikut naik ke bus. Setelah keduanya berhasil naik, bus kembali berjalan. Bagas hanya nyengir kuda saat Chelsea menatapnya marah.

"Kita duduk situ!" Bagas menunjuk sebuah bangku.

Mereka akhirnya duduk di bangku urutan ketiga bagian kanan bus. Chelsea duduk di dekat jendela, sementara Bagas duduk di sebelahnya.

Chelsea memandang sekelilingnya. Busnya hampir penuh. Bahkan ada beberapa orang yang berdiri karena tidak mendapat tempat duduk. Kebanyakan anak-anak sekolah dan orang-orang yang mau berangkat kerja. Hal yang baru lagi buat Chelsea. Dia tidak pernah naik kendaraan umum sebelumnya. Kalau pergi ke mana-mana, selalu Papa atau Mang Ujang yang mengantarnya. Barulah setelah SMA, dia diijinkan membawa mobil sendiri.

"Lo marah ya?" tanya Bagas sambil menatap wajah Chelsea.

Chelsea balas menatap Bagas, lalu menggeleng. "Nggak kok," jawabnya sambil tersenyum. Bagas tersenyum lega.

Chelsea kembali memandang keluar jendela. Melihat jalanan Jakarta di pagi hari. Jalanan yang selalu padat kendaraan. Gedung-gedung yang tinggi. Penjual-penjual di pinggir jalan. Serta orang-orang yang terlihat sedang menunggu kendaraan umum di pinggir jalan. Jujur selama ini Chelsea tidak pernah memperhatikannya.

Ms. Perfect & Mr. JailWhere stories live. Discover now