Part 3

390 16 0
                                    


Chelsea menendang ban mobilnya kesal. Mobilnya mogok di tengah jalan. Padahal sudah setengah perjalanan menuju rumahnya.

"Kenapa sih pake mogok segala?" gerutu Chelsea.

Chelsea memandang sekitar. Sepi. Tidak ada yang bisa dimintai pertolongan. Lalu dia mengambil HP dari tas sekolahnya dengan tujuan untuk menelepon Mang Ujang. Sialnya lagi HP-nya mati.

Sebuah motor melaju ke arahnya. Tapi Chelsea tidak menyadarinya. Hingga sebuah suara mengagetkannya.

"Kasihan tuh mobil, nggak salah apa-apa tapi lo tendang seenaknya," ujar seseorang di belakang Chelsea.

Chelsea menoleh dan kaget saat menyadari wajah seseorang di balik helm fullface warna merah. Bagas!

"Emosi nggak bakal bikin mobil lo bisa jalan lagi, kan?" kata Bagas lagi.

"Bilang aja lo seneng liat gue susah gini!" kata Chelsea ketus. Kalau mengingat perlakuan Bagas kemarin yang membuatnya malu, emosi Chelsea jadi memuncak.

Bagas melepas helm-nya. Rambutnya jadi terlihat acak-acakan. Tapi tidak mengurangi wajah gantengnya sedikit pun. Sesaat Chelsea terpana melihat ketampanan Bagas. Tapi begitu Bagas menatapnya, Chelsea buru-buru mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Gue pengen bantu, tapi gue nggak ngerti mesin."

"Ya udah... pergi aja lo dari sini! Lo ada di sini juga nggak membantu, kan?"

"Gue antar lo pulang aja, ya?" tawar Bagas.

Chelsea membelalakan matanya. Mana mungkin seseorang yang sudah mempermalukannya kemarin, sekarang tiba-tiba jadi berbaik hati mau mengantarnya pulang.

"Nggak!" jawab Chelsea singkat.

"Kenapa?"

"Kalo gue ikut lo, kita naiknya motor, kan?"

"Ya iya lah... emang lo kira gue mau anterin lo pake pesawat apa?"

"Gue baru creambath kemarin. Kalo gue naik motor, yang ada rambut gue yang indah ini jadi berantakan. Dan gue juga baru pake lulur sama masker kemarin. Gue nggak mau ngerusak kulit gue sama sinar matahari dan polusi. Nanti muka gue jerawatan, lagi!" curhat Chelsea.

"Ck! Lo ribet banget, ya?"

"Udah, lo pulang aja!"

"Yakin lo mau gue pergi dari sini?" tanya Bagas meyakinkan. Lalu mendekatkan wajahnya dan memasang tampang serius. "Gue pernah dengar... katanya di tempat ini banyak orang jahatnya lho. Apa lo nggak takut?" tanyanya setengah berbisik.

Chelsea jadi merinding mendengar ucapan Bagas. "Mmm... masa sih?"

"Gue serius. Kalo cuma dirampok sih nggak apa-apa, tapi kalo lo sampai diculik atau bahkan dibunuh gimana coba?"

Chelsea semakin takut. Dia memandang sekitarnya. Memang sepi sekali. Kalau benar ada orang jahat, kemungkinan tidak akan ada yang menolongnya.

"Lo... cuma nakut-nakutin gue aja, kan?" tanya Chelsea lagi. Berharap kalo Bagas cuma berbohong.

"Ya udah kalo lo nggak percaya. Gue balik duluan ya! Jaga diri baik-baik lo di sini..." Bagas hendak memakai helm-nya lagi, tapi tangan Chelsea menahannya.

"Eh, jangan dong!" pinta Chelsea cepat-cepat.

Bagas mengangkat alisnya. "Jadi?"

"Gue ikut lo."

Bagas tersenyum. "Gitu dong dari tadi!"

"Tapi... HP gue mati. Gue bisa pinjem HP lo buat telepon nyokap gue?"

Ms. Perfect & Mr. JailWhere stories live. Discover now