Dhean tersenyum membaca pesan nya dengan sepupu tersayangnya--Aldi Ghifari.

Dhean: Jangan lupa bawa martabak nya😄

Aldi kunyuk: Sepupu kurang ajar! Bukannya diet kek😏😌

Dhean tertawa terbahak-bahak lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil cemilan kesukaannya. "Gendut-gendut dah gue!" Gumam Dhean sambil membawa cemilan nya ke ruang tengah.

Bel berbunyi dengan nyaring.

Dhean mesem-mesem lalu berjalan menuju pintu masuk.

Dan yang dilihatnya benar-benar sebuah keajaiban.

"Ardhan!"

• • •

Ardhan tidak tahu harus berbuat apa untuk menutup mulutnya si BISON?

Dan mungkin dengan cara berbicara dengan baik-baik terus mengajak nya makan itu mungkin satu-satunya jalan.

Ardhan terus melajukan mobilnya hingga sampai di sebuah apartemen tingkat 4. Ia masuk sambil melihat kembali secarik kertas di tangan nya--berisi alamat rumah si BISON yang di beri oleh Wildan.

Ia sampai di apartemen di lantai 4. Apartemen itu di tempat ketinggian yang memungkinkan untuk melihat kota kembang ini dari atas. Dan well,mungkin spot yang cocok untuk melakukan--bunuh diri.

Ardhan tertawa kecut.

Ia mengambil nafas lalu menghembuskannya perlahan. Ia tidak tahu kenapa ia bisa gugup.

Enjoy Ar,yang lo temuin juga bukan orang asing. Lu tau sendiri kan? Lu cuman ngajak nya ngomong sambil makan,terus pulang. It's easy.

Ardhan menekan tombol apartemen itu. Hingga dua kali,setelah itu muncul sosok wanita yang sedang memegang cemilan di tangan nya. "Ardhan!" Gumam Dhean bingung.

Ardhan mencoba memasang wajah datar dan cool nya. "Oh,hai"

Sementara yang disapa nya sudah kelewat girang. "Ha-i,ngh.. kakak ngapain kesini ya?"

"Ada yang gue omongin" Ardhan tetap memasang wajah datar sambil memainkan kunci mobilnya. "Tapi gak disini. Kita makan keluar" Lanjutnya lagi. Ardhan tidak tahu jika wanita di hadapannya sudah bersemu merah--mungkin ungu. Dhean memekik girang dalam hati.

Astaga! Mimpi apa gue semalam? Mimpi apa..??

"Ah,umm..gak lama kan?" Ardhan mengangguk.

"Yaudah,aku ganti baju dulu. Gak enak" Dhean menyengir malu lalu masuk ke dalam. "Masuk dulu kak"

"Gausah" jawab Ardhan singkat. Membuat Dhean mengangguk pelan.

Setelah beberapa menit. Dhean keluar dengan pakaian simpel nya. Baju putih panjang dengan gambar bibir di tengah nya,bawahnya jeans biru muda. Kelewat simpel malah,atau terkesan cuek. Rambutnya yang panjang nya dibawah bahu sedikit di kuncir satu.

Dhean mengambil flat shoes nya dari rak. Lalu memakai nya. Dhean berjalan menuju pintu rumahnya. "Ayo kak!"

Ardhan melirik sekilas. "Gak usah ribet. Cuman makan doang gak lebih" Dan Dhean tersenyum canggung. Ribet? Ini tuh udah simpel banget Rivaldi Ardhana! Bahkan gue gak make dress-dress yang selalu di pake remaja yang lainnya.

WeightsWhere stories live. Discover now