Hagia 15 - Sikat Cabai Sampai Bersih

Start from the beginning
                                    

"Welcome home, Ayah. I miss you too, Yo."

**

Pagi harinya, keduanya hanya 'say hi' saja. Tidak mengobrol terlalu banyak. Parahnya, keduanya malah jadi canggung. Padahal semalam mereka tidur sambil berpelukan. Tak lama mereka bangun, Andien langsung keluar kamar untuk menyiapkan sarapan dan Yoga mulai bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Selama sarapan pun, mereka tidak terlalu banyak interaksi. Tapi Andien tetap melayaninya dengan baik. Menyiapkan baju kantor dan membuatkannya roti untuk sarapan. Bisa di bilang mereka sedang akting di depan orang tua Andien. Semua itu mereka lakukan agar tidak menyebabkan masalah baru.

Tak lama mereka sarapan, Yoga pamit untuk berangkat duluan. Andien ikut mengantarnya sampai luar. Dia menatap istrinya pagi ini tanpa senyum. Meski begitu, tangannya tetap terulur untuk menyalimi tangan Yoga.

"Gak baik loh suami istri marahan lama-lama." seru Yoga, mendekati Andien. "Udahan yaa marahnya. Sekarang kita baikan ajaa?" Yoga mengulurkan jari kelingkingnya.

Bukannya menjabat kelingking Yoga, Andien justru menyambutnya dengan pelukan. "Maafin aku yaa, Yo. Aku masih kayak anak kecil banget."

"It's okey. Kita bisa tumbuh bersama pelan-pelan, Ndien. Hingga akhirnya ketika bayinya lahir kita bisa jadi orang tua yang baik untuk dia. Kita bisa lakukan itu bareng-bareng." bisik Yoga.

Dalam pelukannya, Andien mengangguk kecil. Sudah, lega sekarang Yoga karena sudah baikan dengan Andien. Intinya baikan dulu, jelasin soal masalah Sasa bisa belakangan. Sekarang, ada satu hal lagi yang harus Yoga lakukan. Dan dia akan melakukannya hari ini.

"Ibu Andien udahan nangisnya yaa. Baju aku basah nih. Aku kan mau ke kantor, Ndien. Masa bajunya basah." bisiknya sambil terkekeh.

Setelah dibecandain seperti itu, barulah Andien melepaskan pelukannya. Dia menutup wajahnya karena malu. Pasti wajahnya jelek banget abis nangis. Yoga tertawa geli. Kemudian, dia mengurai jari-jari Andien yang menutupi wajahnya.

"Tetep cantik kok. Cuma bengep ajaa." godanya. Andien merajuk. "Hari ini kamu mau ke mana?"

"Di rumah aja. Mau buat tiramisu bareng Mama."

"Mama gak kerja?"

"Enggak. Mama ambil cuti."

"Yaudah kalo gitu. Happy-happy aja kamu di rumah yaa.."

Andien mengangguk seperti anak kecil. Lalu tangannya terulur lagi untuk menyalimi tangan Yoga. Sebelum pergi, Yoga usap-usap dulu perutnya Andien. Biar berkah apa yang dia kerjakan hari ini.

**

Yoga sudah buat target kalau kerjaannya harus sudah selesai semua saat jam makan siang. Karena hari ini dia izin masuk setengah hari saja. Alasannya karena mau bimbingan dengan Bu Yesi di kampus. Dia juga mau ketemu sama Sasa. Yap! Dia harus kasih pelajaran ke cabe satu itu! Tentu, Andien tidak tau kalau dia akan ke kampus hari ini. Apalagi bilang kalau akan menemui Sasa. Pasti ditahan Yoga sama Andien!

Maka, ketika sudah waktunya jam makan siang, Yoga langsung cabut dari kantor ke kampus. Sebelum bertemu dengan Bu Yesi, kebetulan Yoga bertemu dengan Debi, Sarah, Ana dan Dina. Sepertinya cewek-cewek ini baru dateng juga ke kampus.

"Loh, tumben lo ke kampus? Gak kerja?"

"Mau bimbingan gue sama Bu Yesi." jawabnya. "Ehiya, lo semua ngeliat Sasa gak?"

Mata keempatnya langsung memicing ke arah Yoga. Ada apa gerangan Yoga nanyain Sasa?

"Mau say hay aja sama doi. Udah lama juga gak ketemu tu cabe!" tukasnya. "Jangan bilang Andien kalo gue nyariin Sasa!"

HAGIAWhere stories live. Discover now