Invansion

29 1 0
                                    


Ann menghampiri Andrew yang sedang berciuman. Ann langsung melepaskan Andrew dari ciumannya lantas menampar pipi Andrew. Andrew sontak kaget. Lalu wanita itu berdiri membalas tamparan Ann. Ann memegang pipinya yang memerah.

"Kau lagi!!! Kau tak puas menumpahkan jus! Sekarang kau malah menampar pacarku!" seru wanita itu.
"Diam kau jalang! Aku tak punya urusan denganmu! Dan kau Andrew aku sudah cukup sabar dengan permainanmu!"
"Andrew kekasihku!! Dan berhenti memanggilku wanita jalang!!" balas wanita itu.
"Asal kau tahu aku adalah kekasih Andrew sebelum kau berkencan dengannya!!" hardik Ann. Aslan hanya melihat mereka dari kejauhan.
"Cukup kalian berdua!!" kini Andrew yang berbicara. Andrew menatap Ann.
"Dan kau Annabeth! Aku sudah muak denganmu! Apa dengan melaporkanmu ke polisi tak membuatmu berhenti mengangguku? Dan ini yang terakhir. Kita putus! Ayo pergi" Andrew menarik paksa tangan wanitanya menjauh, meninggalkan Ann sendiri.
"Tidak!" seru Ann. Ia menghampiri mereka kembali. Andrew melihatnya penuh amarah.
"Tidak bukan kau yang memutuskanku. Aku yang akan memutuskanmu! Kita putus bajingan kotor!!" suara keras Ann mengguntur di taman.
"Ah begitu ya... Kau selalu menganggap dirimu suci Annabeth! Dan kau selalu mengharapkan hubungan yang sempurna. Asal kau tahu tidak akan ada pria yang mendekatimu! Dasar wanita pemimpi!!" balas Andrew.
"Aku yang akan mendekatinya, menjaganya, mencintainya seolah-olah dialah bidadari dunia ini. Dan jikapun ia menolakku aku tak akan berhenti kecuali waktu mulai merenggut nyawaku" suara Aslan membuat mereka terdiam. Aslan mendekati mereka lalu merangkul Ann.
"Siapa kau?" tanya Andrew.
"Aku yang akan menjadi pria terakhir yang dicintai Annabeth yang kau campakkan ini. Dan akan kutunjukkan apa yang kau lakukan hari ini adalah penyesalanmu yang terdalam. Ayo Ann kuantar kau pulang" Aslan langsung menuntun Ann pulang yang masih menangis dalam rangkulannya. Mulut Andrew terbuka tapi tak ada suara yang keluar dari sana. Percuma, Ann dan Aslan telah menjauh.

Ann melepaskan rangkulan Aslan. Aslan menatap mata Ann yang masih sembab.
"Lain kali kau tak usah menolongku jika aku tak memintanya" ujar Ann pelan.
"Apa tadi aku menolongmu? Ahh aku hanya menguji kemampuan aktingku" kata Aslan. Mendengar kalimat itu Ann langsung saja meninggalkan Aslan.
"Eh eh jangan main pergi saja nona. Kuantar kau pulang. Dimana rumahmu?" tanya Aslan sambil menarik tangan Ann.
"Tidak perlu meng..."
"Rumahmu dimana?" tanya Aslan lagi. Lalu Ann menyebut alamatnya.

Selama di mobil Ann hanya termenung menatap jauh ke luar jendela. Sesekali Aslan meliriknya memastikan ia baik-baik saja.
"Lupakan saja pria itu" kata Aslan membuka percakapan.
"Aku sudah melupakannya sejak insiden time square itu. Tapi ..." mata Ann masih terpaku menatap jendela mobil.
"Apa kata-katanya barusan yang menganggumu?" tanya Aslan. Ann mengangguk pelan.
"Ngg.. Aku tahu ini bukan waktu tepat membicarakannya. Kau bisa pertimbangkan permintaanku tadi dan aku akan membantumu membalas Andrew. Bagaimana?"
"Entahlah Aslan, aku tak yakin" jawabnya pelan.
"Tidak mau mencobanya? Kita akan jadi sekutu yang saling menguntungkan disini"
"Akan kupikir-pikir Aslan"
"Ini kartu namaku. Hubungi aku jika kau ingin mengatakan sesuatu" kata Aslan sambil menyodorkan kartu namanya.

Merekapun sampai di rumah Ann. Ann pamit dan berterima kasih pada Aslan. Lantas dijawab anggukan oleh Aslan. Aslan punya firsasat baik kalau Ann menerima tawarannya.
"Well, dengan begini aku tidak akan menikah" katanya pada diri sendiri.

***

Ann kini siap-siap menuju restoran tempat ia bekerja. Ia melirik jam. Ah masih ada 45 menit. Perjalanan ke restoranpun hanya memakan waktu 15 menit dengan bus. Jadi, Ann memutuskan bersantai-santai sebentar sambil membaca majalah. Ia teringat sesuatu.

"Tunggu dulu? Bukannya Aslan itu gay? Apa mungkin ia meminta pertolonganku karena ingin membersihkan namanya? Jangan-jangan dia itu beneran gay!" Ann langsung menghambur dari sofanya berusaha menemukan kartu nama Aslan. Ia langsung memencet nomor yang tertera.
"Ngg.. Saya Annabeth. Bisa bicara dengan Pak Aslan?" seorang wanita menjawab di ujung telepon sana. Kedengarannya ramah.

"Aslan, ayo bertemu di kafe dekat tempat aku bekerja" kata Ann to the point.
"Tidak, harus sekarang!!" kat Ann lagi.
"Aku tunggu ya? Bye Aslan" Ann langsung menutup telfonnya sebelum Aslan marah-marah disebrang sana. Lalu ia mengirimkan text ke Mattew, Bosnya.

To : My Big Boss

Jika aku terlambat datang maka shiftku digantikan sama Rey oke? Biar malam ini aku yang jaga. Itu jika aku terlambat. Aku ada urusan sebentar.

From : My Big Boss

Hell ya! Baiklah nona.

Mendapat balasan dari Mattew membuatnya tersenyum. Ia mulai melupakan kejadian semalam.

***

"Kau menerima tawarankukan?" tanya Aslan. Mereka sudah berada di cafe yang dimaksud. Ann terlihat bimbang.
"Ngg.. Aku mau tanya sesuatu? Apa kau benar-benar seorang nggg... g..guy?" tanya Ann hati-hati. Demi mendengar pertanyaan Ann, Aslan menatap Ann dalam.
"Apa aku terlihat gay?" tanya Aslan.
"Ngg gak sih. Tapi kan.."
"Jawab iya atau tidak atas tawaranku dan aku akan memberitahu alasanku" pinta Aslan.
"Iya iya. Beritahu kau ini gay atau tidak sih?" jawab Ann malas. Aslan pun mulai mejelaskan panjang lebar tanpa disela oleh Ann.
"Itulah alasannya. Dan kau adalah satu-satunya yang bisa menolongku karena kau jauh dari tipe yang diinginkan ibuku." sambung Aslan. Ann melongo. Ann membuka mulut hendak protes tapi jari Aslan langsung mendarat di bibir Ann.
"Ssstt.. jangan protes. Aturannya simpel. Jangan lewati batas dan lakukan yang aku inginkan. Oke Deal?" kata Aslan. Ann hendak protes lagi tapi Aslan meninggalkannya begitu saja di restoran.
"Urghhh!!! Dasar otoriter!" seru Ann. Ann melihat jam tangannya lalu berangkat menuju tempat ia bekerja dengan kesal.

***

"Ann jam berapa kau selesai bekerja?" tanya Aslan disebrang telfon.
"Sebentar lagi. Ada apa?" tanya Ann balik.
"Malam ini menginaplah di tempatku"
"Hei!!! Kau sendirikan yang bilang untuk tidak melampaui batas seka.."
"I'm not done yet. Malam ini ibuku akan datang. Aku menyuruhmu menginap di tempatku agar kesan pertamamu akan terlihat buruk di mata ibuku"
"Apa!!!! Kau membiarkan namaku buruk di depan ibumu? Apa yang kau pikirkan Aslan!!"
"Kau lupa? Ini adalah rencana agar ibuku tidak menyetujuimu dan aku tidak akan menikah karenanya. Paham! Kujemput kau lima menit lagi. Bye Annabeth" Putus Aslan. Ann hanya bisa meratapi nasibnya dikendalikan oleh pria yang baru dikenalnya ini. Mattew yang melihat Ann mulai bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada Ann belakangan ini?

"Ann, kau baik-baik sajakan?" tanya Mattew saat menghampiri Ann yang sedang merapikan bajunya.
"Ooh aku baik-baik saja. Aku pergi dulu ya!" kata Ann lantas meninggalkan Mattew. Ia pun berjalan keluar restoran dan melihat mobil yang amat ia kenal.
"Annabeth!! Cepatlah!!" teriak Aslan. Ann mendengus marah.
"Sabar tuan!!" teriak Ann jengkel. Ah mimpi apa ia semalam? Kini ia harus menginap di rumah pria yang baru ia kenal. Dan kenapa pula ia mengiyakannya? I hate you Aslan Dwyne.

*thanks for reading
**maaf kalau sounds so so tapi beri vote dan komen yah.
*** CMIIW

Marriage ScenarioWhere stories live. Discover now