ENAM BELAS

531 27 3
                                    

Hailee's POV

AKU BENCI CAM! ya itu kata yang terlintas di otakku saat Camila bercerita apa yang terjadi saat ia berusaha memperbaiki hubungan dengan Cam. Dan Cam dengan kejinya mengakhiri hubungan mereka.

Aku benar-benar tak mengerti apa yang ada dipikiran Cam. Lagipula ini kan bukan salah Camila

"Aku sangat terluka mendengarnya berkata seperti itu, Lee. Apa dia menganggap ini semua salahku? Apa dia tak berusaha memperbaiki hubungan kami dan persahabatannya dengan Shawn?" isak Camila.

Jujur aku tak tahu harus berbuat apa. Aku bukanlah ahli dalam masalah ini

"Aku akan mendatanginya" aku berusaha keluar dari mobil, namun dicegah Camila
"Jangan. jangan. Aku tak ingin suasana semakin buruk. Biarkan dia sendiri saat ini. Aku ingin pulang"

Aku menatapnya sejenak
"Biar aku yang menyetir. Kalau kau menyetir dalam keadaan seperti ini, bisa-bisa terjadi sesuatu"
Kami pun berpindah tempat lalu aku menyalakan mesin mobil dan pergi dari tempat itu.

----------------

Aku mengantar Camila kerumahnya. Dia segera keluar dari mobil dan berlari ke rumahnya. Aku ikut keluar juga. Untuk memastikan keadaan Camila.

Mula-mula , aku melihat keluarganya yang sedang diruang tamu, tersentak kaget mendengar pintu yang dibuka terlalu keras oleh Camila

"Camila. Apa yang terjadi?" Ibunya datang menghampiri. Camila hanya melewati ibunya dan berlari secepat kilat menaiki tangga menuju kamarnya. Pintu terdengar kencang saat Camila menutupnya.

"Hailee , apa yang terjadi? Kenapa Camila tiba-tiba seperti ini. Apakah kalian ada masalah?" tanya Ibunya

"Ohh, kami tidak ada masalah Tante. Hanya saja.. ini masalah lain. Aku juga tidak tahu. Camila tidak menceritakannya"

Oh ya aku terpaksa berbohong. Aku tak ingin Cam mendapatkan masalah dari orangtua Camila.

"Ini semua pasti karena pacarnya itu" Ayahnya angkat bicara.

"Hm.Tidak kok, Om. Tidak hehe. Ini bukan soal Cam. Mereka berdua baik-baik saja"

Om Paul (Ayah Camila) mendelik padaku dan menghampiriku. Om Paul bukanlah orang yang mudah dibohongi. Dan apalagi kudengar dari Camila bahwa ayahnya belum menyetujui hubungan Camila dengan Cam.

"Kamu tidak bisa membohongiku, Hailee. Saya tahu apa yang terjadi dengan anak saya. Dan siapa yang menyebabkan itu. Saya tau"

Aku hanya bisa menundukkan kepalaku. Ayah Camila begitu keras. Aku sering mendengar cerita Camila kalau dia bertengkar dengan ayahnya. Apalagi menyangkut masalah dengan Cam. Makanya setiap ingin pergi dengan Cam , dia harus berbohong pada Ayahnya.

"Maafkan saya , Om..Saya tidak tahu apa-apa"

"Sudahlah, Pah. Nanti kita tanyakan baik-baik ke Camila. Mungkin ini ada hubungannya dengan Cam. Tapi kita harus membantunya"

"Papa kan sudah bilang. Cam itu tidak pantas dengan Camila. Mama liat sendiri kan di acara-acara gosip yang sering Mama tonton itu. Bagaimana sifat Cam , apa yang dilakukannya. Dia tidak cocok dengan Camila. Camila hanya cocok dengan orang yang akan Papa jodohkan"

"Papa! Jangan bicarakan soal jodoh didepan Mama. Mama tidak mau Camila dijodoh-jodohkan. Camila sudah besar, Pa. Dia bisa menentukan sendiri siapa yang pantas untuknya. Bukan kita"

Baru pertama kali aku melihat Orangtua Camila bertengkar . Aku melihat adiknya , James bersembunyi dibalik sofa menyaksikan pertengkaran orangtuanya. Aku mencoba untuk mundur perlahan meninggalkan sepasang suami-istri itu.

Treat You BetterWhere stories live. Discover now