28 Eunoia II : Pemikiran Yang Indah, Pemikiran Yang Baik

6.8K 441 5
                                    

Bab 28 - Eunoia II

Siang hari itu Alden baru saja selesai meeting di luar dan mendapati Rexa duduk di ruang tunggu tamu Alden yang ada di dekat meja Mahira. Rasa malas Alden langsung timbul, raut wajahnya yang tadi sumringah berubah datar. Sedangkan Mahira langsung siap pasang badan untuk mendepak perempuan jadi-jadian itu dari sana, bahkan mungkin Mahira akan suka rela menerima perintah Alden jika Alden ingin Rexa di lempar dari lantai 25 gedung ini.

"Apa yang membawamu kemari?" tanya Alden tanpa repot-repot mengajak Rexa berbicara di dalam ruangannya.

Mahira yang belum menerima perintah apapun memilih duduk di kursinya dan diam-diam mencuri dengar dan mengawasi Rexa dan Alden. Di dalam hatinya Mahira menyumpah serapahi Rexa yang begitu tidak tahu malunya. Mahira mungkon tergolong hyena ganas jika sudah berurusan dengan Rexa yang selalu mengganggu Alden.

"Mana sudi aku jika harus punya Kakak Ipar model dia," rutuk Mahira pelan dan hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri.

"Alden aku ingin kita segera bertunangan," kata Rexa yang masih berkeras tetap ingin bertunangan dengan Alden yang jelas-jelas menolak.

Alden membuang mukanya ke samping seraya mendengus kesal. Kemudian dia kembali menatap Rexa dengan tatapannya yang begitu kesal. "Jangan harap aku bersedia," kata Alden dengan nada suaranya yang begitu dalam.

"Aku akan buat kamu bersedia dengan cara apapun," balas Rexa yang tetap tidak ingin menyerah. "Dan aku pastikan kamu akan menyesal pernah menolakku," lanjut Rexa lagi dengan nada suaranya yang penuh ancaman.

"Aku tidak akan menyesal karena telah menolakmu," Alden justru tidak takut dan tidak gempar dengan ancaman Rexa tersebut.

Rexa menatap Alden dengan marah, rupanya dia tersinggung dengan sikap Alden yang sama sekali tidak terpengaruh dengan ancamannya. "Kau benar-benar akan menyesal karena pernah mengatakan kalimat tersebut kepadaku," kata Rexa penuh dengan amarah dan setelahnya dia pergi dengan sendirinya dari sana.

"Wah itu rubah betina kesambet apaan mau pergi dengan sukarela seperti itu," seru Mahira yang kaget melihat Rexa pergi tanpa harus diusir terlebih dahulu.

Alden menatap Mahira dengan senyum gelinya, dia meraha Mahira begitu mirip dengan Kakaknya Andin dan sangat pas jika Mahira menjadi adiknya atau mungkin sepupunya. Sayang Ayah dan Ibunya anak tunggal sehingga mereka tidak memiliki keluarga besar. Melihat Mahira yang memiliki beberapa kesamaan dengan dirinya dan Andin membuatnya merasa nyaman mepekerjakan Mahira.

"Mahira pulanglah sekarang, ambil bajumu ikut saya, Bening dan Kevyn menginap di puncak," perintah Alden sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Mahira yang mendengar perintah Alden tersebut diam sesaat kemudian dia berteriak dengan lantangnya, "Siap Boss!"

Di dalam ruangannya Alden tertawa kecil mendengar betapa semangatnya Mahira. Baginya mengajak orang-orang terdekat berlibur bukan masalah besar dan tentunya akan semakin menyenangkan. Alden sangat ingin mengajak Ibunya berlibur dan mempertemukannya dengan Kevyn, cucu kandungnya yang begitu menggemaskan.

"Ma sebenarnya apa yang Mama sembunyikan dari Alden?" gumam Alden yang bingung dengan Mamanya.

Sebenarnya ada yang tidak orang lain ketahui bahwa Alden pernah secara tidak sengaja melihat Soraya duduk termenung sambil memandangi foto Ayahnya. Seperti begitu merindukan sosok Ayahnya yang telah bercerai dengan Ibunya. Dia sebagai anak saja tidak tahu alasan apa sebenarnya yang mendasari perceraian kedua orangtuanya.

"Setelah dari puncak aku harus bertemu Papa," gumama Alden pada dirinya sendiri.

∞∞∞

Turn Back (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now