part 11

58 8 2
                                    

Ooeekk... oeekk...

Tangisan seorang bayi perempuan cantik mengawali pagi dua orang namja yang tidur berbeda ranjang. Salah satunya yang tidur diranjang besar terbangun lebih dulu untuk menenangkan tangisan bayinya.

"Cup.. cupp.. anak umma haus yaa? Minum susu dulu" Rutinitas pagi Yunhyeong menyusui Soonji. Sedangkan Chanwoo masih sibuk berpetualang di alam mimpinya, Yunhyeong malah sudah bersiap untuk memulai harinya. Setelah menyusui Soonji, dirinya akan membantu Jinhwan membuat sarapan dibawah untuk para penghuni (parasit) yang tidak bisa memasak.

Yunhyeong turun kebawah sembari menggendong putrinya untuk membantu hyung boncelnya yang sedang hamil. Dilihatnya Jinhwan masih sibuk mencari bahan dikulkas.

"Hyungg" panggil Yunhyeong.

"Aigoo, kau mengagetkanku Yunnie" Jinhwan mengelus dada.

"Mau masak apa hyung?"

"Hanbin minta kari, jadi aku akan membuat kari untuknya. Sedangakan untuk yang lain aku membuat kimbap saja. Kalau untukmu aku membuat bubur sayur"

"Aku bantu ya hyung" tawar Yunhyeong.

"Lebih baik kau berikan Soonji pada ayah sapinya. Kau tidak bisa menggendong Soonji sambil memasak. Dia akan kepanasan terkena uap-uap panas"

"Baiklah🙂" Yunhyeong naik lagi keatas untuk membangunkan Chanwoo.

"Chanwoo-yah ireonnaaa" Yunhyeong menggoyangkan tubuh Chanwoo sampai si ayah muda itu terbangun.

"Eeooaahhmmm" Chanwoo meregangkan tubuhnya dan langsung tersenyum tampan begitu melihat senyum Yunhyeong dan putrinya.

"Aku mau membantu Jinhwan hyung memasak dulu. Aku minta tolong jaga Soonji ya" Yunhyeong memberikan Soonji pada Chanwoo yang langsung diterima dengan senang hati.

"Serahkan saja padaku hyung. Tak perlu minta tolong pun aku akan melakukannya" Yunhyeong tersenyum manis dan mencium pipi Chanwoo kemudian langsung keluar dengan pipi yang benar-benar merah.

Chanwoo mencium pipi putrinya. "Pagi putri cantik appa" Soonji tersenyum sebagai respon dari salam ayahnya. Chanwoo berjalan kearah balkon kamar untuk berjemur sebentar di matahari bersama putri tercintanya. 

—————•

Junhoe masih merapihkan kamarnya saat matanya menangkan foto di meja nakasnya. Foto mereka bertujuh saat berlibur ke jeju. Dia mengambil foto itu dan mengingat kembali momen-momen menyenangkan yang telah dilalui bersama teman-temannya.

Pada saat di jeju itulah, dia menyadari perasaannya kepada Yunhyeong.

Senyum cantiknya, keperduliannya, perhatiannya kepada Junhoe. Ternyata saat itu Yunhyeong sudah berpacaran dengan Chanwoo. Ketika siangnya Junhoe menyadari perasaan cintanya kepada Yunhyeong, malamnya Yunhyeong dan Chanwoo membawakan info bahwa mereka berdua berpacaran.

Sakit.

Sampai sekarang bahkan getaran dan rasa nyaman saat Yunhyeong berada didekatnya masih ada.

Bahkan ada keinginan didalam hati Junhoe bahwa semoga saja Chanwoo masih tetap tidak mau bertanggung jawab atas Soonji, kemudian dirinya akan menggantikan figur ayah untuk bayi cantik itu.

Namun itu hanya bisa menjadi hayalan saja karena kenyataannya bahkan Chanwoo sudah ingin menemui orang tua Yunhyeong.

Jadi sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba menghilangkan perasaan itu dan kembali menjalani realita hidup.

—————•

"Yunnie-hyung, aku mau bicara" Chanwoo berucap pelan kepada Yunhyeong yang sedang menikmati teh sorenya sembari menyusui putri cantiknya.

"Ada apa?" Yunhyeong meletekkan cangkir tehnya agar bisa fokus mendengarkan apa yang Chanwoo akan katakan.

"Aku ingin meminta izin orang tuamu, aku ingin mengganti semua yang telah kamu lalui tanpaku. Mengganti semuanya dengan kebahagiaan dan memberikan kamu dan Soonji hidup dna status dan layak. Saat kalian pergi aku baru menyadari kalau kalian benar-benar kebahagiaanku. Itu sebabnya, aku harus meminta izin ke orangtuamu untuk menikahimu" sembari berlutut dan menggenggam tangan lembut Yunhyeong, Chanwoo berucap tanpa kegugupan dan malah dengan ketulusan yang mendalam dalam setiap katanya.

Yunhyeong sudah menesteskan air matanya, "dan ya, maafkan aku lupa membeli cincin. Semua ini begitu tiba-tiba dan aku tidak mau terlalu lama mengutarakannya dengan harus menunggu sampai ada cincin dulu" sambung Chanwoo, dengan menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kamu tau Chanwoo, dalam setiap detik saat aku berpisah denganmu aku tidak pernah terbesit pikiran akan membencimu. Kecewa pasti, namun jiwa seorang ibu yang sedang mengandung pasti merindukan kehangatan pasangan yang menjadi ayah dari bayinya. Aku butuh kamu Chanwoo. Aku mau menikah denganmu," Yunhyeong mengusap air matanya, "tapi cincinnya aku tunggu ya" dan dengan kalimat terakhir itu Chanwoo membawa Yunhyeong ke dalam ciuman yang dalam meski tetap harus berhati-hati karena ada putrinya yang masih menyusu tapi pasti agar memastikan bahwa Yunhyeong tenggelan dalam ciuman cintanya yang memiliki makna yang dalam terhadap cintanya.

.......

HAI GAIS. AKU GANTUNGIN WORK INI 5 TAHUN LOH ASTAGAA MAAFKAN AKUU. 😭😭

Masih ada yg nunggu ga ya? Please masih ada. Comment ya kalau masih mau liat penderitaan Chanwoo pas minta izin ke ortu nya Yunyeong.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mon Coeur Fait Mal, Jung Chanwoo [YunChan]Where stories live. Discover now