part 6

1.1K 115 43
                                    

"Kalau begitu aku akan meneruskan berkemas. Kau tadi sedang makan kan? Jadi lebih baik kau teruskan makanmu" Yunhyeong mengecup kening Junhoe ringan menandakan bahwa dia sangat menyayanginya (sebagai dongsaeng tentunya), lalu lanjut berkemas.

Junhoe pun langsung pergi keluar setelah menyadari bahwa Yunhyeong sudah mulai memasukkan baju-bajunya kedalam kopernya kembali. Pergi keruang makan dimana bulgogi buatan Jinhwan masih tersisa banyak. Memakannya kembali dengan air mata yang menetes tertahan agar penghuni lain tidak melihatnya.

------------------------------------

Chanwoo sedang berada disebuah warung yang menyediakan soju dipinggid jalan. Kepalanya pening bukan karena ia mabuk, tapi karena masalahnya dengan Yunhyeong. Juga sempat merutuki dirinya bagaimana bisa dia membentak Yunhyeong seperti tadi.

Chanwoo sudah 3 jam berasa disini. Dia sama sekali tidak mabuk karena dia hanya meminum dua gelas kecil. Itu juga belum habis.

"Aku hamil" perkataan Yunhyeong tadi terngiang-ngiang dikepalanya.

Hamil.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa Yunhyeong akan mengandung anaknya sekarang. Dia berangan bahwa suatu saat dia akan menikah dengan Yunhyeong, lalu Yunhyeong akan mengandung buah hati mereka. Bukan sekarang. Saat dia masih belum menjadi sarjana dan mendapat pekerjaan.

Apalagi tadi dia menyebut anaknya sebuah bencana. Membuat Yunhyeong sampai jatuh terduduk begitu. Sampai memohon dengan lirih seperti itu. Karena menyebut buah hatinya bencana.

"Terkutuklah mulut brengsekmu itu Jung Chanwoo! Bagaimana bisa kau menyebut anakmu itu bencana?!" Batinnya. Dia hanya kalap. Dia hanya memikirkan egonya itu tadi. Dia tidak memikirkan Yunhyeong sendiri. Yunhyeong harus mengandung disaat seharusnya dia menjalani karirnya dengan baik. Chanwoo hanya memikirkan dirinya sendiri.

Dia tidak memikirkan juga bagaimana anaknya nanti jika lahir tanpa ayah. Mungkin saja jika anaknya masuk sekolah, anaknya dibully oleh teman-temannya karena tidak memiliki ayah. Chanwoo tidak memikirkan hal itu.

Jika kalian bertanya apakah Chanwoo menyayangi anaknya atau tidak? Jawabannya hanya satu. SANGAT. Buah cintanya dengan Yunhyeong. Sudah dibilang dia hanya kalap tadi. Otak ceteknya menyuruhnya berkata hal mengerikan yang menyakiti hati Yunhyeong seperti tadi.

Chanwoo meneguk habis gelas soju keduanya. Memainkan sedikit gelas yang sudah tidak berisi itu. Sama seperti hatinya. Dia merasa kosong. Dan air mata penyesalan itu keluar begitu saja dari matanya.

------------------------------------

"Semuanya, aku pergi dulu. Jaga diri kalian baik-baik" tepat jam 22.00 malam itu juga Yunhyeong pergi. Malam yang buruk. Tadinya ia ingin pulang subuh saja. Tapi ia takut membuat hati Chanwoo semakin buruk. Dan membuat Chanwoo semakin membencinya.

"Kau juga Yunhyeong-ie. Jaga keponakan kami baik-baik. Beri dia makanan bergizi, dan jangan stres. Dia bisa hawatir jika tau ibunya ada masalah" ucap Jinhwan sembari mengantar Yunhyeong sampai pagar rumah. Lebih tepatnya taxi yang akan ditumpangi Yunhyeong. Bersama penghuni lain tentunya.

"Ne, dia anak yang baik. Dia bahkan tidak membuatku mual-mual" Yunhyeong mengelus perutnya sambil tersenyum.

"Tentu saja, karena yang ia buat menderita adalah ayahnya" Hanbin geram sendiri mengingat apa yang dilakukan Chanwoo pada Yunhyeong.
"Kau tidak memeriksakan berapa umur kandunganmu?" -Bobby

"Nanti saja. Aku ingin pergi dengan ibuku. Aku akan segera memberitahu kalian jika aku sudah memeriksanya. Tapi aku rasa tidak sekarang karena aku belum siap" lagi-lagi air mata itu keluar dari mata indah Yunhyeong

Mon Coeur Fait Mal, Jung Chanwoo [YunChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang