Part 1 (Cinta Tidak Bisa Diburu-buru)

78 13 0
                                    


Zara's prov

    MR. RIAN, guru bahasa Inggris-ku, sibuk mencorat-coret papan tulis sembari menerangkan.
    "Bila nanti kalian mengerjakan karya tulis," kata nya, "aku ingin kalian memerhatikan penggunaan bahasa serta artinya." Sret, Sret, Sret.
  
    Tugas kami semester ini membuat karya tulis yang membandingkan karya sastra--bisa dongeng,naskah,drama,puisi,novel, atau cerita pendek-- dengan karya kontemporer berupa film atau lagu. Hari ini kami membahas kata benda yang memiliki arti majemuk serta bagaimana kami bisa menggunakannya untuk memperkaya bahasa tulis dan percakapan sehari hari.
   
    "Yang tergolong kata benda yang memiliki arti majemuk adalah sekawanan, segerombolan, dan sekumpulan," Mr. Rian menerangkan kepada kami. Sret, Sret, Sret. "Sekawanan ternak. Segerombolan burung. Sekumpulan monyet..."
 
  Tulisan tangan Mr. Rian kecil-kecil seperti ceker ayam dan suaranya cempreng melengking seperti suara robot. Kombinasi yang tidak bisa dibilang memesona.
 
   Kulayangkan pandanganku ke luar jendela. Tampak cowok-cowok yang sedang mengikuti pelajaran olahraga bermain basket di lapangan. Aku tidak begitu suka basket-- menonton segerombolan cowok berlari kian kemari membawa bola sambil berusaha menjegal satu sama lain, bagiku sama sekali tidak asyik--tapi entah mengapa, karena jaraknya cukup jauh, aku tidak begitu bisa melihat wajah mereka. Segerombolan cowok, pikirku, sambil mengawasi mereka berlari melintasi lapangan sekolah. Sekelompok, sekawanan, segerombolan... Mereka semua mengenakan seragam hijau tua. Seperti halnya segerombolan, sekelompok, sekawanan atau serombong anak jerapah, mereka semua terlihat mirip satu sama lain. Tapi bagaimana bila salah seorang dari mereka ternyata Dia? Tanyaku dalam hati.

    Bagaimana bila salah seorang dari mereka adalah cowok impianku?
  
    Bisa jadi begitu. Soalnya, bibiku juga bertemu dengan suami nya di SMU.
  
    Di lain pihak, tentu saja, bisa jadi juga dia tidak ada disana. Ibu sahabatku, Salsa, baru bertemu calon suaminya setelah menginjak usia dua puluhan tahun. Dia datang ke California untuk menghadiri pernikahan sepupunya. Itu pertama kalinya dia meninggalkan Amerika Selatan, dan menurut perkiraannya waktu itu, ini juga akan menjadi kali yang terakhir. Begitu juga dengan Ayah Salsa, itu pertama kalinya dia ke luar Amerika Selatan. Dia datang ke California karena Amerika negeri sejuta peluang. Dia salah satu pelayan yang melayani acara jamuan makan di resepsi perkawinan. Tatapan mereka bertemu di atas nampan canapés. Detik berikutnya, tiba-tiba Ibu Salsa sudah ikut les bahasa Inggris dan mengajukan permohonan mendapatkan green card supaya bisa menetap di Amerika.
 
   Aku mendesah. Penuh kerinduan. Dia bisa berada di mana saja saat ini. Di kota lain, di negara bagian lain, atau bahkan di negara lain.
 
   Mr. Rian mulai memaparkan tentang kata benda arti majemuk imajinatif yang banyak digunakan pada abad pertengahan.
 
   "Kata benda itu dipilih untuk menggambarkan tabiat orang, hewan, atau benda yang di jelaskan."
    Sret, Sret, Sret.
     "Contohnya saja, a boast of soldiers. A skulk of thieves. A blast of hunters-- sekumpulan prajurit berani, segerombolan pencuri jahannam, sekelompok pemburu hebat."

    Kira-kira sekarang dia sedang apa? Tanyaku dalam hati. Dia tidak mungkin atlet--aku tidak begitu suka pada cowok tipe atlet--tapi mungkin saja dia sedang bermain basket seperti cowok-cowok di luar sana. Tahu kan, karena itu sudah keharusan di pelajaran olah raga. Atau mungkin juga dia sedang duduk mengikuti pelajaran yang membosankan, bertanya tanya dalam hati dimanakah aku--cewek impiannya--berada.

·····

Sorry yaa guys kalo ceritanya agak nggk nyambung gituu..

The Boy of My Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang