Chapter 8 : "4"

1.5K 181 8
                                    

Preview
"Siapa namamu?"

"Ishihara. Lee Ishihara."

Jawaban yang cepat. Dan entah darimana Jeonghan mendapat nama itu, tapi nampaknya orang di depannya ini mudah sekali percaya. Terlihat dari cara ia menganggukkan kepalanya beberapa kali. Jeonghan sebenarnya berniat memesan minuman lagi sebelum ia menjalankan rencananya. Tapi ia terhenti ketika salah satu tangannya di tahan oleh Wonho.

"Kau lihat meja besar disana? Mau main sebentar?"

Tangan Wonho yang bebas menunjuk sebuah meja besar yang di kerubungi banyak orang. Sepertinya mereka sedang berjudi. Jeonghan pun dengan senang hati setuju. Ia merasa bahwa ini akan menjadi awal keakraban mereka. Bagaimana mungkin ia tak ingin memanfaatkan kesempatan ini? Bahkan dia tak perlu bersusah payah untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan.

"Tentu."

Wonho hanya tersenyum ketika mendengarnya. Ia segera saja menarik Jeonghan menuju meja itu. Kedatangan mereka sepertinya membuat keterkagetan yang menyelimuti ruangan. Benar saja, seketika semua orang berhenti bermain dan menunduk hormat pada Wonho dan Jeonghan. Membuat Jeonghan sedikit tersenyum. Dia berpikir, tak ada salahnya kalau ia sedikit berkorban untuk mendapatkan banyak informasi atau setidaknya berusaha untuk menyusup dan memperoleh informasi. Yah... Jeonghan benar-benar beruntung kali ini. Sepertinya rencananya akan berjalan bagus.

Checklist pertama, mendekati Bos Besar Wonho, Sukses.

***

Jeonghan POV

Kulihat Wonho yang kini sedang bermain di meja itu. Jujur, aku tak paham apa yang di mainkannya. Dia dari tadi hanya meletakkan lempengan-lempengan di papan berisi angka itu, sedangkan sebuah bola terus berputar. Hanya saja jika papan putar atau apalah itu menunjukkan angka yang sama dengan tempat ia meletakkan lempeng, ia akan mendapatkan lempeng lagi. Ah... kuakui aku memang bodoh untuk hal seperti ini. Itu juga karena aku tak pernah bermain hal-hal seperti ini.

"Lee-ssi, kau mau mencoba bermain?"

Aku? Bermain? Hah! Yang ada aku hanya akan diam karena tak mengerti.

"Kenapa? Jangan bilang kau tak mengerti permainan ini."

Aku hanya mengangguk saja. Aku memang tak bermain permainan ini. Jika itu berjudi, aku hanya mengerti sebatas Poker, Blackjack ataupun Pachinko. Itupun karena terlalu sering mengikuti Jihoon, partner Jisoo, bertugas. Untuk permainan ini, aku tak mengerti sama sekali.

Wonho hanya tersenyum dan bangkit dari kursinya. Ia kemudian menyuruh salah seorang pengunjung bermain sebelum ia berdiri di sebelahku. Kali ini aku mencoba untuk meneliti jalannya permainan dengan tetap melihatnya. Bermain? Tidak. Tidak. Aku tak ingin mengorbankan uangku hanya untuk seperti ini.

"Permainan ini namanya Roulette. Asalnya dari Prancis dan ini permainan kasino. Aku tau ini sebuah bar dan aku tetap membelinya untuk bermain disini."

Ngelucu? Meh! Orang kaya itu bebas!

Aku hanya mengangguk saja. Apa peduliku? Mau kasino atau bukan aku tetap tak paham.

"Dan menurutku permainan ini hanya menggunakan keberuntungan saja. Tak terlalu menggunakan kecerdasan seperti bermain kartu. Itu sebabnya aku suka."

Itu artinya kau bodoh.

"Keberuntungan? Ah... seperti itu rupanya. Pantas saja, dari tadi seperti hanya menebak-nebak saja. Jadi memang keberuntungan ya."

"Mau mencoba?"

Aku hanya menggeleng dan tersenyum. Tujuanku kesini adalah mencari informasi. Bukan buang-buang uang. Mataku diam-diam memperhatikan sekeliling. Hingga akhirnya seseorang sedang melakukan barter barang sepertinya. Atau jual beli mungkin. Cukup mencurigakan.

Roulette 「COMPLETE」Where stories live. Discover now