Bagian 15: Masa Lalu Karin

ابدأ من البداية
                                    

Kedua tangan Cirra perlahan meraih tangan kiri Rey, digenggamnya erat tangan Rey itu seakan tak ingin dilepaskan.

"Hatiku, perasaanku, sekarang mulai tertuju padamu, Rey. Terimakasih sudah bersabar selama ini, sekarang kamu hanya perlu lebih sedikit bersabar lagi untuk mendapatkan hatiku seutuhnya, teruslah buat hatiku yakin Rey dengan perasaanku terhadapmu, teruslah berjuang dan aku akan selalu menyemangati perjuanganmu itu tanpa kamu tahu" Cirra tersenyum dengan menatap wajah Rey, tangan Cirra lebih erat menggenggam tangan Rey. Tanpa alas apapun hanya terbalut selimut tipis Cirra duduk disamping Rey, menemani, memperhatikan, dan menjaga Rey.

Cuit...cuit...cuit

Terdengar suara burung bercuit dan sinar matahari mulai masuk ke celah-celah jendela kamar Cirra san Rey. Cahaya matahari tepat mengenai punggung Cirra yang ternyata masih setia dengan posisi duduknya disamping Rey dengan mata yang masih terbuka menatap Rey. Cirra semalaman terus berposisi yang sama, dan matanya tak lepas dari Rey. Begitupun tangannya yang masih setia menggenggam tangan Rey.

Sedangkan, Rey masih tertidur lelap dengan posisi yang sama juga. Perlahan tangan kanan Cirra melepas kompresannya dari dahi Rey dan nenyentuhnya. Suhunya sudah menurun, Cirra bernapas lega dengan itu. Tetapi, sesaat tangan Rey yang masih digenggam oleh tangan kiri Cirra perlahan bergerak dan membalas genggaman tangan Cirra itu. Cirra yang merasakannya melihat kearah tangannya lalu menatap Rey.

Tepat saat Cirra menatapnya perlahan kedua bola mata Rey terbuka, Cirra tersenyum senang ketika Rey sudah menatapnya. Rey pun sedikit tersenyum setelah melihat Cirra.

"Sedang apa kamu disini?" Tanya Rey terhadap Cirra dengan suara yang sedikit purau.

"Kamu tidak lihat? Aku sedang fotosintesis disini, disampingmu, menemanimu." Canda Cirra, Rey yang mendengarnya tertawa kecil. Cirra memang sedang berfotosintesis karena punggungnya yang terkena sinar matahari.

"Rey, kamu semalam kenapa sih? Aku khawatir loh jangan main kabur gitu aja, udah tau lagi sakit" Cirra mengomeli Rey, Rey yang mengingat kejadian semalam bersama Darel hanya terdiam. Rey tidak mungkin menceritakan soal itu kepada Cirra. Cirra yang melihat Rey terdiam heran. Tapi, Cirra tidak peduli yang penting Rey masih ada disini untuknya. Dengan tiba-tiba Cirra memeluk Rey yang masih tiduran.

Pipi kanan Cirra menyentuh dada bidang Rey, Rey sedikit terkejut karena tidak biasanya Cirra memeluknya duluan seperti ini.

"Tahu nggak? Semalem lihat kamu babak belur gitu aku khawatir banget, aku nggak tahu apa yang udah terjadi, seharusnya kamu cerita ke aku dan jelasin ke aku sekarang. Tapi, kalau kamu nggak mau aku nggak maksa yang penting kamu masih disini sama aku, Rey" Kata Cirra yang masih memeluknya. Rey yang mendengarnya tersenyum dan mengelus kepala Cirra dengan lembut.

****

Berbeda dengan Cirra. Karin terlihat tengah memasukan pakaiannya dan pakaian Kelyn kedalam koper. Darel yang melihatnya menghampirinya

"Mau kemana?" Tanya Darel membuat pergerakan Karin terhenti. Karin yang terdiam sebentar ia membalikan tubuhnya menghadap kearah Darel, tetapi, Karin masih belum mampu untuk melihat kedua bola mata Darel

"A-aku nanti malam mau pulang, so-soalnya sebentar lagi kan aku lahiran jadi aku harus pulang tepat waktu" kata Karin yang berusaha tidak menatap kearah Darel. Darel yang melihatnya tahu akan hal itu, jika Karin berusaha tidak tatap pandang dengannya.

"Yaudah aku antar ka--"

"Tidak! Tidak usah! Hmm i-itu soalnya aku sudah ngehubungin ayah, dan ayah nanti kirim suruhannya kesini untukku dengan kekuatan yang sama denganmu, jadi kamu tak usah repot-repot mengantar aku. Mendingan nanti kamu antar Cirra dan Rey pulang ke Indonesia dengan kekuatanmu, Cirra kan sedang ha-ha-hamil ta-taku---"

After marriage [ SELESAI ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن