Part 11

5K 341 69
                                    

Typo tak terkendali



Kinal pov


Hari ini kegiatan ku sibuk sekali. Di mulai menjemput ve pagi-pagi. Siang sampai sore aku berkutat dengan berkas-berkas di kantor dan pulang dari kantor pun aku harus menemui klien dulu untuk meeting membahas proyek terbaru ku. Setelah itu aku menjemput ve.

Saat meeting ku selesai. Hp ku pun berbunyi. Ternyata ada sebuah chat dari ve. Dia mengirimkan lokasi di mana dia berada.

Aku pun yang melihat chat lokasi berada pun terkejut. Badan ku menegang. Keringat dingin langsung keluar dari dahi ku.


Astaga !



Ini alamat cafe melody !


Gimana caranya aku menjemput ve tanpa ketahuan oleh melody? Kalo sampai aku bertemu dengan melody dan juga ve sekaligus nanti akan timbul permasalahan.

Aku berusaha menenangkan diri ku dahulu dan memikirkan bagaimana bisa aku menjemput ve tanpa di ketahui oleh melody.

Seketika ide pun muncul di benak ku. Aku pun langsung keluar dari resto di mana aku meeting bersama klien ku tadi dan bergegas menuju mobil ku.

Aku pun menjalankan mobil ku dan berjalan menuju cafe melody yang di mana ve berada di cafe tersebut.5 Menit Sebelum aku sampai di cafe tersebut. Aku pun menelepon ve.

"Sayang aku sudah ada di depan cafe. Kamu keluar soalnya aku ga kebagian parkir. Parkirannya penuh"
Ucap ku dari sambungan telepon. Aku berucap seperti itu hanya akal-akalan ku saja agar tidak menjemput ve di dalam dan tidak bertemu dengan melody.

"Baiklah sayang, aku akan segera ke depan"
Ucap ve di seberang sana.

Begitu telepon ku terputus. Aku pun sudah memasuki halaman depan cafe dan ve pun keluar dari cafe itu dan bergegas masuk ke mobil ku. Aku pun langsung menjalankan mobil ku.

"Semoga melody ga ngeliat mobil gue. Apa gue beli mobil lagi aja ya buat pergi bareng ve"
Ucap ku dalam hati.

"Sayang"
Ucap ve sambil menyentuh lengan ku dan membuyarkan pikiran ku

"Iya sayang?"
Jawab ku kepada ve. Ve pun tersenyum lalu mengecup pipi ku.

"Kamu lagi mikirin apa? Ada masalah?"
Tanyanya kepada ku. Aku pun menggelengkan kepala ku.

"Ga ada sayang ku"
Jawab ku cukup singkat

"Bener ga ada? Kamu lagi ga nutupin sesuatu dari aku kan sayang?"
Tanyanya sambil menyelidik raut wajah ku. Aku pun menggenggam tangannya. Lalu menciumnya sekilas karena aku pun dalam keadaan menyetir.

"Engga sayang"
Ucap ku cukup singkat sambil masih tetap fokus sambil menyetir.

"Engga salah lagi ve. Aku lagi mikirin melody. Kalo aku jujur yang ada bisa di hempas badai kamu"
Ucap ku dalam hati.

Sekitar 30 menit. Aku pun telah sampai di apartemen ve. Ve selalu menggandeng lengan ku di setiap jalan bersama ku. Seakan memberitahu kepada semuanya kalo aku hanya miliknya.

Aku jadi teringat melody. Dia juga sama seperti ve. Jika aku dan melody sedang jalan pun. Melody tak sungkan untuk menggenggam lengan ku.

Satu yang berada di pikiran ku.
Mereka sama-sama posesif kepada ku.
Entah aku harus bahagia atau tidak karena keposesifan mereka. Tapi jika posesif mereka di luar batas. Aku pun tidak menyukainya. Boleh posesif tapi harus tahu batas.

Love Is A Choice (END)Where stories live. Discover now