Jilid 34 : Menjemput Pouw Keng (Tamat)

Mulai dari awal
                                    

"Sebenarnya apakah sembiian syarat itu" tanya si anak muda. "Dapatkah loocianpwee beritahukan dulu padaku? Bukankah sama saja jikalau aku mengirim orang mengundang ayahku, tak usah locianpwee yang pergi sendiri ? Sekarang itu ayah lagi kedatangan tetamu dipusat, jikalau tidak. ia tentu saja sudah datang kemari..."
"Aku si tua ketahui itu, memang tak selayaknya aku mencapekan diri." kata ia "tetapi aku ingin sekali merecoki jodoh ini, jadi perlulah aku yang pergi sendiri, harus aku dapat membujuki ayahmu itu. jikalau aku yang pergi sendiri dan bicara iangsung, sebagai orang yang menjaga keagungannya, pasti ayahmu tak dapat menolak jikalau aku tidak pergi sendiri dan urusan menjadi gagal, tak mau aku nanti dipersalahkan dan disesalkan..."
Pemuda itu tercengang.

Seng Kiat menggunai ketikanya, ia berkata pula: "Syarat-pertama dari si nona yalah ayahmu mesti pergi sendiri ke siauw Lim Sie digunung siong San guna menghaturkan maaf. Katanya jodoh bukanlah urusan permainan anak kecil, tanpa persetujuan ayahnya, biarnya ia mati, tak mau ia menikah dengan siauw san coe. Lihat syarat pertama ini saja sudah sulit bukan main-"
Pemuda itu nampak berduka^
"Aku kuatir ayahku tak dapat menerima baik syarat itu, katanya. "ia lantas menyerahkan sehelai bendera kecil segi tiga, bendera mana tersuiamkan kera putih, sambil menerangkan: Dengan membawa bendera ini- loocianpwee dapat pergi kemana loocianpwee suka tanpa rintangan- Maaf, aku tak dapat mengantarkan-"
Seng Kiat tertawa riang. Jangan kuatir aku si tua mempunyai daya buat membikin ayahmu memberikan persetujuannya" katanya. "Sekarang tak dapat aku ayal-ayalan, atau urusan jodoh kau ini bisa gagal. juga jiwa Gan Loosoe terancam di tangannya nona itu..."
Habis berkata, ia lantas berlalu dengan cepat.

Melihat orang tua itu diberikan bendera, orang-orangnya si siauw sancoe tidak menghaiangi bahkan mereka lekas-lekas membuka jalan- Maka itu Seng Kiat dengan cepat dapat naik keatas jurang untuk beriari-iari keras, hingga diiain saat ia sudah sampai didalam kota Lou san dimana ia cari ketua cabang Klong Kee Pang disitu, untuk memberikan perintah rahasianya sambil ia memesan, titah itu mesti dijalankan tanpa kegagaian-Setelah itu, dengan sama cepatnya ia iari balik ke Hok Gou San.
ooooooo

Didalam kota Yan-khia, kota raja, diwaktu matahari turun, keadaan ramai sekali. Orang dan kereta mundar-mandir memenuhkan jalan umum. Orang pada pesiar diwaktu Malam. Justeru itu diluar gedungnya Liong Hoei Giok. kepala Sie-wie. terpisah kira sepanahan dari muka gedung, terlihat tiga orang pengemis tua dengan pakaiannya penuh tambalan, lagi duduk bersemedhi, kedua mata mereka dirapatkan, mulut mereka tertutup rapat.
Tak lama dari itu, di gang terdengar tindakan kaki kuda yang nyaring. lalu tertampak lima penunggang kuda lagi mendatangi, semua mengasi kudanya iari cepat. Melihat demikian ketiga pengemis itu membuka matanya, lantas mereka berlompat bangun, untuk iari memapaki.

Semua penunggang kuda itu terperanjat, dengan lantas mereka menghentikan kuda mereka sambil mengawasi tajam.
Pengemis yang tertua sudah lantas menanya: "Apakah Liong tayjin pulang dari kantor? Aku si pengemis tua hendak bertemu dengan tayjin buat urusan sangat penting."
Orang itu memang Liong Hoei Giok. Tapi segera ia mengenali ketiga pengemis itu. ia lantas menyapa: "Bukankah ini Pok Tong- cue Jari Ga Sin long dari Kiong Kee Pang? Nah silahkan datang kegubukku untuk kita memasang omong"
Habis berkata, kepala Hokwie ini serta empat kawannya lompat turun dari kuda mereka, untuk mengajak ketiga pengemis itu berjalan kaki memasuki gedungnya.

Begitu tiba didalam pengemis itu lalu menyampaikan berita pentingnya, ialah halnya dua saudara Pouw anak-anaknya Pouw Llok It terkurung musuh didalam gua di- gunung Hok Gou San- Setelah itu anggauta Gwa Sam Tong Kiong Kee Pang itu menambahkan: Hang Soe Koen sudah lama mengandung niat menjagoi Rimba Persiiatan dibawah perintahnya ia memiliki banyak jago jalan Hitam, sedang orang-orangnya Bouw Sin Gan, semuanya sudah menghambat kepadanya. Pangcoe kami memesan supaya Tayjin lekas berangkat memberikan pertolongan karena dikuatir keburu kasip"
Hoei Giok kaget.
"Apakah Lie Siauwhiap ketahui kejadian itu?" ia tanya.

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang