Jilid 34 : Menjemput Pouw Keng (Tamat)

3.7K 49 1
                                    

Baru setelah itu, Gan Tok mengutarakan tipudayanya, mendengar mana Pouw Keng dan Pouw Lim menjadi girang, sedang Seng Kiat, yang matanya bersinar, menunjuki jempolnya dan kata kagum:
"Gan Loosoe, aku si Seng tua kagum padamu Sekarang juga aku keluar" ia sudah memutar tubuh dan bertindak ketika mendadak ia merandak. sambil memutar tubuh, ia menarik keluar dua bungkusan dari dalam sakunya, sembari tertawa ia kata:
"Isi bungkusan ini adalah daging ayam yang cukup untuk menahan lapar beberapa hari lamanya."

Baru setelah itu ia bertindak keluar cepat.
"seng Loocianpuee, tunggu dulu" memanggil Pouw Keng. tersenyum.
Si maiaikat Wie To Seratus Tambalan heran, dia menoleh dengan melengak.
"Ada apa. Nona Pouw?" dia tanya.

Pouw Keng mengasi keluar serupa barang. "inilah milik loocianpwee, aku harus mengembalikannya" kata ia.
Melihat barang itu si ketua pengemis heran- itulah naga-nagaan dari kemala merah. "Nona dari mana kau dapatkan ini?" dia tanya. Pouw Keng menggeleng kepala.
"Bukannya boanpwee yang mendapatkan ini." sahutnya mukanya merah agaknya ia likat. "Sebenarnya..."
Melihat begitu Pouw Lim mewakilkan kakaknya itu menjelaskan: Kemala ini didapatkan digunung Ngo Bie San oleh Lie Tiong Hoa yang menjadi tunangan dari kakakku ini. Ketika loocianpwee berdua lagi berlatih tak disengaja loocianpwee membuatnya jatuh dan ketinggaian diatas rumput."

Seng Kiat tertawa.
"Oh, jadinya dia itu?" katanya, ia sudah mengulurkan tangannya untuk menyambuti ketika mendadak ia menariknya pulang. ia lantas kata: "Kemaia ini mempunyai khasiat memunahkan beratus macam racun, maka itu nona, kau simpanlah dahulu. Seumpama mereka menimpuk kamu dengan Ngo Tok Tan. pakailah ini untuk melawan racunnya peluru itu"
Habis berkata, sipengemis memutar tubuh. Sekarang ia berjalan terus. setelah orang pergi jauh, Khong boen It Loo mengheia napas.
"Harap saja mereka itu percaya pengakuannya pengemis she Seng itu." katanya, "jikalau tidak. kita mungkin bakal terbinasa didalam gua ini..." ia mengheia napas pula.
Lalu ia menambahkan: "Selama di Kwie In chung, aku si orang tua pernah melihat Lie Siauwhiap. pemuda yang menggetarkan Rimba Persiiatan itu. Dia tampan dan ramah tamah, pengetahuannya luas, bukan main kagum ku terhadapnya. Harap saja dia mendapat kabar hal kita ini, supaya dia lantas datang menolongi. Biar bagaimana, manusia berusaha, Thian berkuasa, sekarang kita mengandal kepada kemurahan hati Thian saja."
Pouw Keng terharu, hampir ia menangis .Jago dari Kheng-boen itu mengingatkan ia kepada pemuda pujaannya....
ooo

BAB 1
MULUT GUA tertutup dengan kabut tipis. Dimuka situ berbaris beiasan orang dengan pakaian singkat, lengkap dengan aiat senjatanya. Mereka lagi menjaga dengan tak menerbitkan suara apa-apa.
Seorang muda berdiri hampir dimulut gua, dia berpakaian serba putih, romannya berduka. Beberapa kali dia menggosok-gosok kedua tangannya. Tak sabaran dia menantikan keluarnya Seng Kiat dan Gan Tok, kedua kawannya itu.
Akhir-akhirnya Tok-kiat Wie to Seng Kiat, ketua Klong Kee Pang, muncul dengan tindakan limbung-pakaiannya robek. darah berlepotan sampai dipahanya. Kelihatannya dia berduka dan bingung sekali. Si anak muda kaget.
"Seng Loocianpwee " dia berseru. "Kau kenapa kah ?" Mana Gan Loocianpwee ?"

Seng Kiat tertawa meringis. "Kami lacur." katanya masgul dan malu.. "Ketika kami masuk kedalam, kami disangka bermaksud buruk. Mendadak mereka menyerang kami. Gan loosoe kena terbokong, dia ditotok jalan darahnya. Aku gusar, hendak aku menolongi dia.
Bocah laki-laki itu gesit sekali, dia menyerang padaku dengan sengit sekali Dia menang diatas angin, dia berhasil merobek bajuku dan melukai kulitku. Saking gusar, aku hajar padanya. Aku sudah menang dan hendak membinasakan dia, sayang Gan Loosoe sudah terjatuh kedalam tangan Si bocah wanita.
Dia mengancam dari memaksa aku, hingga aku tidak berani menyerang terlebih jauh. Kita lantas membuat pembicaraan- Aku telah kasi tahu dianya tentang hatimu, siauw sancoe. Dia nyatakan setuju, tetapi dia mengajukan sembilan syarat, kalau semua itu diterima, suka menikah dengan sancoe."

Si anak muda kelihatan ketarik hati.
"Apakah sembiian syaratnya itu?" dia tanya. "Asal yang dapat diterima, jangan kata baru sembiian sembiian puluh juga akan aku mengabulkannya" Didalam hatinya, Seng Kiat mengutuk: "celaka anak yang telah gila paras elok ini"
ia lantas memberikan keterangannya. Kata ia: "Bocah she Pouw itu benar cantik luar biasa, kulitnya halus seumpama batu kemaia, jangan kata kau. siauw sancoe, sekalipun aku, aku tertarik hati sekali, sampai hatiku goncang. cuma sembilan permintaannya itu. semuanya sulit, sedang batas waktu yang diberikan buatjawabannya cuma tiga jam Sekarang tak dapat kita teriambat lagi. Nanti aku pergi mengundang sancoe."

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiWhere stories live. Discover now