Jilid 32 : Dendam Siauw sancoe terbalas sudah

2.9K 47 1
                                    

Tiong Tiauw Ngo Mo mengawasi tiga orang itu, lalu Jie Mo Kouw Gle tertawa dan kata: Jiewie, banyak baik?"
Ditanya begitu, dua orang itu mengawasi Kouw Gie, mereka memang mencari Liauw Boen Thian, heran mereka tak mendapatkannya. Mereka tidak melihat Lie Tiong Hoa, yang berdiri kealingan- Baru setelah disapa mereka memusatkan perhatian mereka.

Baru sekarang mereka mendapatkan Tiong Hoa. Mereka menjadi girang sekali, sambil berlompat mereka lari menghampirkan. Kedua-nya terus memberi hormat.
"Tidak disangka disini kami bertemu dengan siauwhiap" kata satu diantaranya. "Selama di Koen-beng, karena repot kami tak sempat menemui siauwhiap. harapiah kami diberi maaf"
"Siauwhiap. apakah siauwhiap melihat si orang tua bungkuk?" Tan Hong Wan kemudian tanya.
"Apakah Liauw Boen Thian?" Tiong Hoa balik menanya. "Barusan sebelum ini orang dia berlalu dengan tersipu-sipu dari sini. Ada urusan apa jiewie mencari dia?"
"Sayang Sayang" Ang Kim Tat mengeluh.
"Dia lolos" ia masgul sekali. Lalu ia menambahkan: "Siauwhiap tempat ini bukan tempat berbicara. Panjang untuk kami bercerita."

Ketika itu Kiang Kouw Teng menghampirkan bersama-sama Ong It hoei. Houw Teng memberi hormat dengan menjura dalam sembari dia kata Jikalau bukannya Ong Loo-soe yang memberi ingat barusan, hampir aku kehilangan sahabat.Jadi kauiah orang yang kesohor dalam dunia Rimba Persiiaian sekarang ini, tuan Lie..."
"Maaf" Tiong Hoa memotong. "Aku yang rendah yalah Lie Tiong Hoa, Tak dapat aku menerima pujian itu...."
Baru ia berkata demikian, mendadak Tiong Hoa mendengar tertawa dingin yang menusuk telinga yang terbawa angin- Seram tertawa itu. Parasnya menjadi berubah. Dengan mendadak tubuhnya mencelat kearah dari mana suara itu datang, sebelah tangannya menyampok dengan keras. Akibatnya itu yalah satu suara keras, dari patah dan robohnya beberapa pohon yang kena terserang
Kiang Houw Teng menyaksikan itu, kagetnya bukan kepalang. Diam-diam dia menggeleng kepala dan kata didalam hati. "Dia liehay luar biasa"

Tiong Hoa lompat kembali, ia nampak masgul.
"Belum lagi seranganku tiba, orang itu sudah terlebih dulu mengangkat kaki," kata ia. "Entah dia siapa? Rupanya perjalanan dibagian depan sulit.." Kata-kata itu ditujukan kepada Song Kie.
"Apakah siauwhiap dapat melihat cirinya yang aneh pada tubuh orang itu" Hang Wan tanya.
Tiong Hoa melengak. lantas segera ia memikir.
"Rasanya dia memiliki tangan kiri yang lebih pendek." sahutnya kemudian-Hong Wan lantas memandang Kim Tat. ia menggoyang kepala, ia menghela napas.
Jikalau tidak ada siauwhiap disini, pasti jiwa kami berdua meiayang," katanya kemudian-

Tiong Hon heran.
"Siapakah dia ?" ia tanya.
Hong Wan nampak bersangsi buat bicara.
Kiang HouwTeng merasa ia menjadi perintang, maka ia memberi hormat, sambil bersenyum ia kata: "Urusanku dengan Song Po-coe baik dibicarakan belakangan saja, sekarang aku perlu lekas pulang. Siauwhiap kalau lain kali ada ketikamu yang luang, aku minta sukalah kau berkunjung kegubuk ku di Tay-hong-chung di Tiauw-yoe,"

Tiong Hoa membalas hormat, ia menjawab sambil tertawa: "Nanti aku yang rendah pergi berkunjung, Untuk kejadian Malam ini, aku bersyukur kepada kau, tuan- Kita juga mau berangkat lekas, karena itu kami tak dapat menahan Kiang Loosoe. siiahkan."
"Aku akan menantikan-" kata Houw Teng yang merasa tak enak hati. ia memberi hormat pula, habis mana ia berbisik pada Ong It Hoei, lalu ia mengajak kawan kawannya berlalu. It Hoei berdiam saja, ia tak turut pergi. Maka Tiong Hoa menghampirkannya.
"Malam itu ditempatpekuburan digunung See San." ia kata, "jikalau tidak ada loosoe yang mencegah, dengan Thian Ciat Sin Koen beraksi mengagetkan pembesar negeri, entah berapa banyak orang yang bakal kerembet rembet. Maka itu aku bersyukur untuk kebaikan kau itu, loosoe,"
It Hoei nampak terharu.
"Siauwhiap terlalu memuji, kata ia. "Sebenarnya aku berhutang budi terhadap Soe Kiat, maka aku berkata dipihaknya. Tapi aku tetap dapat membedakan apa yang lurus dan apa yang sesat. Kalau malam itu. aku tidak mencegah, aku kuatir akupun bakal turut ludas. Siauwhiap tentu tidak dapat membiarkan Thian Ciat Sin Koen banyak omong"

Tiong Hoa tertawa. It Hoei batuk batuk ia tertawa.
"Turut dugaanku," kata ia kemudian, " mayat penggantinya tubuh Bouw Sin Gan itu tentu telah dipakai obat yang cepat memusnahkannya, hingga diwaktu terang tanah dia pasti akan sudah tak dapat dikenalikan lagi. Dengan begitu kalau Thian Ciat sin Koen memaksa membongkar kuburan, hingga dia mengganggu pada pembesar negeri, pasti dia tidak akan mendapat hasil, bahkan sebaliknya dia dapat balik dituduh Siauwhiap sudah merencanakan segala apa dengan baik, pasti sekali siauwhiap tak gentar terhadap aksinya Thian Ciat Sin Koen itu"

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt