Jilid 29 : Mendapatkan lukisan Yu san goat eng

Start from the beginning
                                    

Tiong Hoa merasai bau harum dan dadanya pun menjadi lega, tubuhnya lantas menjadi nyaman-
In Nio lantas tertawa dan kata: "Kau tak bakal mati " kemudian ia menyerahkan buli-bulinya kepada Sin Kong Tay.
Pouw Liok It pun tertawa dan kata: "Jikalau benar Lie Hiantit mati, bukankah kau bakal mengadu jiwa dengan aku si orang tua ?"
Mukanya nona Cek menjadi merah, dia likat.

Ketika itu Hoat Hoei Siangjin menghela napas dan berkata. "Aku tidak sangka Coh Lao Koay dapat melakukan kejahatan besar semacam ini, jikalau tidak dengan mencarikan daun obat-obatan, dapat loolap menolongi banyak jiwa ini."
"Siangjin murah hati," kata Ho cin coe, "akan tetapi mati dan hidupnya manusia, kebanyakan itu dicarinya sendiri. Sekarang coba kita periksa sakunya Coh Lao K.oay, dia menyimpan obat pemunahnya atau tidak..."

Sembari berkata begitu, ketua Ngo Bie Pay itu bertindak kedepan. Hoat Hoei menyusul Ketika mereka berdiri didepan mayat si orang she Coh, keduanya tercengang.
Tubuh Coh Lao Koay sudah mulai berubah menjadi cair, bajunya sudah basah maka itu, taruh kata dia mempunyai obat pemunah, sudahtakada faedahnya lagi.
Kemudian keduanya mendelong mengawasi mayat Liap Hong. Tubuh jago itu mulai menjadi ringkas, darah yang mengucur ke luar dari hidungnya berbau bacin. Semua orang menjadi terharu sekali.

Pouw Liok It lantas mengajar kenal Tiong Hoa dan Sin Kong Tay pada si imam yang belum dikenal. "inilah coei Hee Ie-soe ketua Tiam chong Pay."
Tiong Hoa dan Kong Tay memberi hormat, mereka pun menghaturkan terima kasih.
Ketika Hoat Hoei siangjin dan Ho cin coe menghampirkan ketua Ngo Bie Pay kata dengan menyesal. "Selama di cong Seng Sie, Coh Lao Koay sudah pakai habis asap beracunnya, siapa tahu dia telah pulang kembali ke Biauw Kiang dimana dia membuat racikan yang baru, buktinya yalah racunnya kali ini lebih jahat pula, kurbannya terkena terus tubuhnya lumer."
Coei Hoe Ie-soe bersenyum, lalu berkata: "Menurut laporan ada belasan orang yang pandai melihat gelagat yang dapat lolos, yang lainnya menerima bagiannya saking jahat dan tamaknya mereka. Maka itu tak usahlah tooheng bersusah hati untuk nasib mereka itu. Coh Lao Koay telah melakukan sesuatu yang menentang Thian Dengan kebinasaan mereka ini dapatlah diharap ketenangan suatu waktu dalam dunia Rimba Persilatan-"
"Biarlah semua mayat ini, nanti pintoo menitahkan murid-muridku yang mengurusnya. sekarang silahkan tooheng semua mendaki gunung kami"
Semua orang menerima baik undangan itu, maka semua lantas turut si imam berlalu dari tempat celaka yang menggiriskan hati itu.
oo Ooo

Dihari ketiga, pagi ketika awan putih memenuhi langit, maka dilapangan cian ciang Peng, yang menjadi tempat latihan murid-murid partai Tiam chong Pay, telah berkumpul banyak orang dari pihak sesat dan lurus. Pekarangan itu sangat luas beberapa ratusan tombak sekitarnya, dikitarkan dengan pepohonan yang tempat baik.
Sekarang ini orang berkumpul dengan pikiran kurang tenteram. Banyak yang putus asa akan berhasil merebut kitab silat dengan menggunai kekuatan- Kebinasaan Coh Lao Koay membuat orang gentar hati.

Sekarang yang diharapi tinggal satu orang yaitu Touw Tiang Kie. Tetapi jago harapan itu belum juga muncul sedang saatnya rapat sudah tiba. Hal itu menambah tak tenangnya hati mereka...
Selagi suasana sunyi itu, karena semua orang menanti-nanti dan mengharap- harap. siulan nyaring terdengar dari arah lembah. Dengan serentak orang terperanjat dengan berbareng mereka berpaling kearah dari mana suara datang.
Maka terlihatlah tiga orang berlari lari mendatangi. Cepat sekali larinya mereka itu dengan lekas mereka sudah sampai ditanah lapang.

Segera ternyata mereka itu yalah Thian Yoe Soe Kie Soen bersama Im San Ie-soe serta muridnya imam itu dan ditangan Thian Yoe Sio tertampak tubuh Touw Tiang Kie dikempit. Nampak tegas tubuh orang lemah tak berdaya.
Mulanya orang menyangka itulah tubuh mayat, kemudian orang melihat mata yang terbuka sayu. Maka orang percaya Tiang Kie telah ditotok tak berdaya. Banyak orang yang tidak atau belum kenal Tiang Kie tetapi siapa yang mengenalnya, semua kaget.

Thian Yoe Sloe memandang tajam kepada semua hadirin, tiba-tiba ia tertawa. Nyaring sekali tertawa itu. membikin orang heran dan terkejut. Habis itu ia bertindak kearah serombongan orang-orang yang mengenakan pakaian serba hitam.
Semua orang itu kaget dan berkuatir, lantas mereka menghunus senjata mereka
siap-sedia menangkis penyerangnya.
Kie Soen mengawasi mereka itu, ia tertawa.
"Pemimpin kamu telah terjatuh ditangan aku si orang tua" kata dia tawar. "Segala tipu dayanya pun sudah pecah Sungguh dia sangatjahat, dia mau menyapu habis semua hadirin disini"
"Tuan, harap kau tidak menyembur orang dengan darah" kata seorang dari dalam rombongan itu. "Kami datang untuk menonton orang tawanan itu tak kita kenal, jangan tuan paksa memfitnah kami"

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiWhere stories live. Discover now