Jilid 21 : Jumpa sahabat lama

Beginne am Anfang
                                    

Disini ia lantas melihat banyak orang yang berlalu-lintas. sembari berjalan itu ia menduga-duga apa si orang tua bukannya Giam ong Leng.
"sudahlah." katanya kemudian dalam hati, untuk menyingkirkan pikiran yang ruwet. Dan ia mengangkat kepalanya, untuk berjalan terusJusteru ia melihat kedepan itu, justeru sinarmatanya bentrok dengan dua sosok tubuh, yang ia rasa kenal, hanya tak ingat ia dimana pernah ia menemui mereka itu, ia lantas menggunai otaknya.
Dengan lekas ia ingat, Mereka itu yalah Teng coa sin-pian sim Yok dari Keen Loen san serta Tiat-pie Chong- liong Law Chin murid nya Keng Tim Taysoe dari kuil Tay Chong sie di soe-coan Timur, ia pernah melihat mereka itu di Yan Kee Po.
"saudara Lauw Cin." ..ia memanggil.

Dua orang didepan itu agak melengak. lantas mereka menoleh, setelah mengeluarkan suara tertahan: "oh" keduanya cepat menghampirkan. untuk mereka berjabatan tangan sambil menyapa, menanyakan kesehatan masing-masing.
Kedua pihak tak bersahabat kekal tetapi mereka saling mengagumi. Terutama sim Yok. ia ingat baik sekali budi Tiong Hoa.
"Disini bukan tempat bicara," kata Lauw Chin "Mari kita menyewa sebuah perahu dengan apa kita masuk kedalam kota, setuju kah saudara ?"
Tiong Hoa dan sim Yok menyatakan akur, maka keduanya lantas pergi kekali oen HHoo dimana mereka menyewa sebuah perahu bergubuk.

Kali oen Hoo, yang dipanggil juga Coan Tong Hoo, menyambung dengan telaga Koen Beng ouw didalam kota Koen-beng, perjalanan sejauh sepuluh lie lebih, perhubungannya ramai, pemandangan alamnya permai. Maka itu ketiga sahabat itu, sambil berduduk dapat memasang omong dengan asyik,
"sejak bertemu kau di Yan Kee po, saudara Lie," kata Lauw Chin menghela napas, "besokannya aku lantas berangkat pergi. sejak itu kami tidak bertemu pula dengan saudara atau kami lantas mendengar kau telah mengangkat nama di Kang lam, sebenarnya ada keinginan kami untuk menjenguk kau, sayang karena ada saja urusan, niat itu belum dapat diwujudkan, Tidak ku sangka kita dapat betemu disini"
Berbicara terlebih jauh, sim Yok dan Lauw Chin memberitahukan bagaimana mereka sudah menyelidiki orang-orang Rimba persilatan yang lenyap tidak keruan paran, tetapi di Yan Kee Po itu mereka tidak memperoleh hasil apa-apa.

Mereka menduga kejahatan diperbuat Hoan-Thian-Ciang Yan Loei. Begitulah dengan bekerja sama Im san sioe-soe serta murid-murid dan sejumlah kawan lainnya, mereka menyerbu Yan Kee Po, tetapi diluar dugaan, pihak Yan Kee Po mundur sendirinya. Api telah digunai untuk melakukan pembakaran, Kesudahannya, penyelidikan mereka tak menghasilkan apa-apa.
Mendengar itu, Tiong Hoa bersenyum.
"Apa saudara telah periksa rumah peristirahatan nyonya dari Yan Kee Po disisi rimba?" ia tanya, "Didalam rimba yang lebat disitu ada sebuah rumah besar yang hitam gelap kelihatannya...."
"Tentu saja kita pergi kesana" sahut Lauw Chin- Disana cuma kedapatan simpanan beras dan rangsum kering, Karena itu guruku menjadi berselisih dengan cian ci- Kean im siauw Goat Hian, nyonya rumah.
syukur kemudian mereka mendapat berdamai dan menjadi baik pula, tetapi guruku mesti mencari tempat untuk mengganti gedung peristirahatannya nyonya itu." Habis berkata itu, Lauw Chin mengawasi tajam, Dia heran-"Apakah saudara ketahui sesuatu?" ia tanya.

Tiong Hoa tidak lantas menjawab, Baru sekarang ia tahu jelas apa yang menyebabkan kemusnahan Yan Kee Po, ia pun balik menatap sahabat itu, ia menghela napas.
Sekarang teringat pula ia dengan lelakonnya disana. ia berduka tapi juga ia berlega hati, karena ia sudah tertolong, Kemudian, selagi dua sahabat itu menatap terus, ia tuturkan semua pengalamannya didalam rumah dalam tanah di Yan Kee Po itu. sim Yok dan Lauw Chin gusar bukan kepalang, mata mereka menjadi merah.
"saudara, apakah saudara masih ingat nama-nama mereka yang kedapatan didalam sarang celaka itu?" tanya Lauw Chin.
"Aku ingat tetapi tidak semuanya." sahut Tiong Hoa, "setelah lewat sekian lama, banyak yang aku sudah lupa. Nanti saja, setelah singgah dihotel, perlahan-lahan aku membuat catatannya. Atau kalau tidak selesainya urusan disini, mari kita bersama pergi ke Tok-lok..."

Menyebut nama Tok-lok itu Tiong Hoa mengawasi keluar perahu, ia masgul ia ingat lelakonnya, ia membayangi Koen Beng ouw dikota raja. Dulu seorang pemuda yang lemah, sekarang ia satujago Rimba Persilatan....
selagi pikirannya melayang-layang itu, Tiong Hoa mendengar suaranya sim Yok: "Saudara Lie, tahukah bahwa sekarang ini Im-Yang-cioe KongJiang dan im Cioe Jiauw-hoen Hauw Boen Thong dari Yan Kee Po itu berada dikota Koen-beng ini? Kami cuma belum melihat Hoan Thian ciang Yan Loei, Kami hendak mencari orang she Yan itu"
Bagaikan mendusin, Tiong Hoa berpaling, secara mendadak. dia menjadi bersemangat pula, sambil bersenyum, ia berkata: "sekarang ini aku lagi luang tempo, urusan di Hek Liong Thoa masih dapat ditunda maka itu saudara, andaikata kamu membutuhkan bantuanku, suka aku memberikannya"

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt