Chapter 2 : Fail Dinner?

Start from the beginning
                                    

"Sambungkan ke saya, Anna."

"Baik, Bu."

tut...

Suara telepon disambungkan.

"Halo? " suara dari seberang sana.

"Ya, dengan siapa ini saya berbicara?" tanyaku.

"Saya assistant direktur dari Hesterlings Corporation yang kemarin menelepon anda Nn. Lan."

"Ada apa?" tanyaku seraya menghela napas panjang.

"Nn. Lan, nanti sore meeting akan dilaksanakan di tempat kemarin, di waktu yang sama."

Oh ternyata ia mengingatkanku kembali pada kejadian kemarin yang membuat rasa jengkelku datang lagi.

"Oh iya, saya ingat. Anda tidak perlu takut, saya pasti DATANG TEPAT WAKTU." jelasku yang gemas sedari tadi.

"O-oh... i-iya. Baiklah, kalau begitu sampai ketemu nanti sore Nn. Lan."

Telepon ditutup. Lagi, aku menghela napas panjang.

...

Kulihat jam tanganku, sudah jam 15:12. Kupanggil assistant ku Lisa. Lalu kami pergi bersama menggunakan mobil Lisa, ke tempat kemarin aku menunggu, di restoran ala Jepang.

Sesampainya disana, kusuruh Lisa cari tempat duduk terlebih dahulu karena restoran itu terkenal ramai pengunjungnya, sedangkan aku mencari tempat untuk memarkirkan mobil. Setelahku parkirkan mobilnya, aku berjalan masuk ke dalam restorannya. Aku mencari Lisa. Kulihat Lisa sedang berbicara dengan salah satu pelayan yang mengenakan kimono, kuhampiri mereka.

"Lisa?" panggilku.

"Bu, ini kita mau pesan apa?"

"Um... saya Herbal Tea saja, kamu Lis?"

"Sama saja deh, Bu."

"Ya sudah, kalau begitu pesan Herbal Tea dua ya."

Pelayan itu menuliskan pesananku, dan berlalu. Aku duduk di sofa berwarna krem itu.

"Bu, yakin mereka datang hari ini?" tanya Lisa.

"Saya sendiri tidak yakin Lis, cuma mereka sangat berpengaruh bagi perusahaan. Dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan kita, itu kenapa mereka bisa sewenang-wenang seperti kemarin itu." jawabku.

Lisa mengangguk tak pasti. Ponselku berdering. Kulihat siapa yang meneleponku, ternyata dari Hesterlings Corporation lagi. Jangan bilang mereka akan menunda pertemuan ini lagi?

"Halo?"

Lagi-lagi assistant itu lagi.

"Hallo? Nn. Lan?"

"Ya, saya sendiri. Ada apa Tn. Gray?"

"Mm... maaf sekali... sepertinya kami haru-" ujar terbata-bata, kemudian kupotong kalimat yang diucapkannya.

Accidental EncounterWhere stories live. Discover now