Philophobia Part 20: The Suprise

Start from the beginning
                                    

Jungkook tertegun cukup lama mendengar permintaan lirih sarat akan ke-frustasian dan ke-putusasa-an dari bibir Jimin, lalu kemudian menggeleng lemah seraya menyunggingkannya senyum tipisnya.

"Tidak ada yang sakit, hanya.. aku merindukanmu, Jim. Sangat merindukanmu."

Jimin menatap lekat Jungkook sesaat sebelum akhirnya memeluk leher sang Kekasih, seraya terus memberikan kecupan di tengkuknya.

"Aku juga sangat merindukanmu, Sayang. Mengapa kau tidur lama sekali, eum? Kau tidak tahu betapa takutnya aku kala menunggumu bangun, eum?"

Jungkook membalas pelukan Jimin dengan sebelah tangannya yang terbebas dari jarum infus, membenamkan wajahnya di ceruk sang Kekasih.

"Maaf membuatmu menunggu lama, Jim. Dan.. jangan takut, aku akan selalu bersamamu, begitupun sebaliknya. Aku tidak akan takut lagi, karena kau selalu di sisiku."

Jimin mengangguk mantap, kemudian memberikan kecupan kecil di pelipis Jungkook.

"Ya, kita akan selalu berada di sisi satu sama lain selamanya. Yaksok?"

Kali ini Jungkook yang mengangguk kecil, mempererat pelukannya. "Eum, yaksok."


**


Jin mengusap wajahnya kasar, di hadapannya Jungkook tengah menatapnya lekat seraya duduk bersandar lemah di atas brankarnya dengan jarum infus yang masih tertancap apik di kulit telapaknya.

"Aku.. sepertinya aku sedikit demi sedikit bisa mengingatnya, Hyung."

Jin kembali menatap Jungkook lurus sebelum menoleh cemas pada pintu di belakangnya, seakan takut seseorang yang tak diharapkannya muncul secara tiba-tiba dan mengganggu 'percakapan' nya dengan Jungkook.

"Kau yakin, Jungkook-ah?" tanya nya.

Jungkook mengangguk kecil, kemudian menatap lantai di bawah sana. "Saat aku tidak sadar sebelumnya, aku bermimpi –ah, tidak. Aku bahkan tidak tahu harus menyebutnya dengan mimpi atau apa. Tapi, yang jelas aku bertemu –melihat dengan jelas dan intens seorang Bocah lelaki kecil yang.. sangat mirip denganku."

"Aku.. aku sendiri masih belum bisa memastikan apakah Bocah itu memang hanya sekedar mirip denganku –uh, bahkan aku sama sekali tak bisa mengingat wajah masa kecilku sebelum dibawa ke Panti asuhan-, atau memang.. Bocah lelaki itu adalah.. diriku. Diriku saat masih kecil, yang pasti sebelum aku dibawa ke Panti asuhan dan bertemu Taetae hyung."

Jin mengusap dagunya dengan gerakan perlahan, kepalanya tengah berpikir mengenai gejala yang dijelaskan Jungkook padanya saat ini.

Ini bukan ilusi, apalagi halusinasi.

Jelas-jelas Jungkook mengaku bahwa dia sendiri tidak pernah melihat anak kecil itu sebelumnya, dan dia bahkan hanya sekedar 'sedikit' merasa 'familiar' dengan Bocah lelaki yang dimaksudnya.

Lalu.. apakah ini bisa dikategorikan sebagai sebuah mimpi?

Mimpi..

Mimpi adalah sebuah gambaran yang bisa saja tertampil dalam memori kepala kita mengenai apa yang pernah kita jalani dan lalui sebelumnya. Semacam ingatan singkat namun disusun random oleh sel-sel otak.

Namun, dalam definisi lain, mimpi merupakan sebuah gambaran random yang muncul tanpa dikehendaki sang pemilik atau bahkan bisa dikontrol sang pemilik. Dan, kejadian seperti itu sudah sangat kompleks untuk masuk dalam jangkauan kasus Jungkook kali ini.

Philophobia (JiKook / MinKook)Where stories live. Discover now