"Kau pergi ke LA dengan senang hati tanpa memikirkanku yang hampir kehilangan nafas? Aku bahkan ingin sekali bunuh diri karena tak berhasil membuatmu jatuh cinta padaku. Aku bahkan hampir gila karena memikirkanmu. Kau pernah memikirkannya?" Teriak Chorong.

Membiarkan air matanya meluncur bebas dan membasahi pipinya yang putih. Chorong kembali mengingat semuanya. Pagi ini ia hancur berat.

Joonmyeon membuang nafasnya jengah. "Jadi kau berfikir begitu? Kau fikir aku berbahagia sementara kau menangis karenaku?"

"Dengar Chorong, delapan tahun.. aku menahan rasa sakit dan rinduku. Memikirkanmu setiap hari membuatku cukup gila dan hampir meninggalkan duniaku. Kau tahu? Merindukanmu bagai sebuah candu yang tak terhitung."

"Aku sadar jika cerita kita sudah rampung dengan akhir yang memilukan. Dengan brengsek, aku meninggalkanmu dan menuruti ego-ku yang menyebalkan. Tapi aku menyadarinya setelah aku membuka mataku. Aku mencintaimu, jauh sebelum kau mengenalku dan datang memberikanku payung masa itu."

"Omong kosong. Dengar June, aku tak ingin membuang waktuku dengan mendengarkan omong kosongmu lagi. Lagipula kau yakin jika hidupku akan lebih baik tanpa pria sepertimu kan? So? Aku sudah bahagia sekarang"

"Tapi aku sangat mencintaimu Chorong. Aku yakin kau bisa merasakannya kan?" Joonmyeon menarik tangan wanita itu untuk menyentuh dada bidangnya.

"Joonmyeon-a.." panggil Chorong. Pria itu tak menghiraukan.

"..ini terlalu menyakitkan. Aku hampir gila memikirkanmu setiap saat. Apa kau tak pernah merasakannya? Ak-"

"KIM JOONMYEON!" teriak Chorong tertahan. Menatap mata Joonmyeon nanar.

"Aku yakin kelak dari kita akan bahagia, walaupun dengan jalan yang berbeda. Terima kasih sudah menjagaku malam ini, aku akan selalu mengingat kebaikanmu. Permisi" Chorong membungkuk dan pergi meninggalkan pria itu sendiri dalam lamunannya.

***

21:19

Sooyoung mengetuk pintu kamar Chorong dan membuka knop pintu putih tersebut. Menemukan sang kakak tengah termenung di mata balkon sambil menatap pekatnya langit malam Incheon. Ia berjalan mengendap dan memeluk kakaknya dari samping.

"Kau kenapa eonnie?" Tanya Sooyoung dengan nada merajuk. Ia menyampingkan helaian rambut hitam Chorong yang menutupi wajahnya.

Namun Chorong hanya tersenyum dan membalas senyuman adik perempuannya itu. "Aku tidak apa-apa Syoo. Jangan khawatirkan aku" balasnya.

"Bagaimana bisa? Kau kakakku, dan kau berubah akhir-akhir ini. Maksudku, setelah mantan pacarmu itu hadir."

Chorong menatap Sooyoung heran, "mwo?"

"Aku tahu kalau pengusaha muda tampan itu mantan pacarmu kan? Aku tak begitu mengenalnya. Tapi aku merasa jika ia pria yang baik. Kau tau? Oppa itu datang kemari beberapa waktu lalu untuk menanyakanmu. Jimin begitu akrab dengannya, tapi tidak denganku."

"Maksudmu Junmyeon?" Tanya Chorong.

"Ah iya, namanya Joonmyeon oppa. Ia terlihat merindukanmu dan.. apa kalian ada masalah?" Sooyoung menatap mata Chorong yang sedikit kelam.

"Sasileun, dia bukan mantan pacarku. Dan kami hanya sebatas teman. Entah apa yang ia rencanakan, tapi ia berhasil membuatku berantakan akhir-akhir ini. Aku-" Chorong menggantungkan ucapannya karena ada setitik ragu di hatinya.

Ragu akan perasaannya, dan ragu untuk menceritakan hal ini pada orang lain. Sekalipun adik kandungnya sendiri.

"Tidak apa-apa eonnie. Keluarkan apa yang ingin kau katakan. Aku akan mendengarkannya. Jangan takut" kata Sooyoung meyakinkan. Menggenggam erat tangan Chorong agar rasa takutnya hilang.

Hold Me TightWhere stories live. Discover now