Cinta, berawal dari pertemuan dan berakhir dengan...pertemuan yang baru. Karena tidak ada kata berpisah antara Kamu dan iKON
-MENYEBABKAN BAPER, MIMISAN, DAN KEJANG KEJANG
-BAHASA BAKU x NON BAKU
-UPDATE TERGANTUNG MOOD
"Appa!! Dimana orang itu? Aku sudah menunggu satu jam disini!"
"........"
"Mwo? Aish arraseo aku akan menunggunya"
Pip
Kau menghentak hentakan kakimu ke lantai. Memajukan bibirmu beberapa senti, pertanda jika kau sedang kesal. Kau pandang tulisan besar di tanganmu. Rasa jengkel kembali hadir, ingin rasanya kau mengumpat dan menyobek kertas putih bertuliskan nama seseorang yang kau tunggu saat ini. Tapi mengingat kau berada di tengah keramaian, kau mengurungkan niatmu.
"Hai, cantik"
Bisikan seseorang dengan suara beratnya menggelitik telingamu. Kau sedikit terkejut dan reflek menolehkan kepalamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesosok laki laki dengan bermasker putih, bertopi oranye, dengan tshirt putih yang dipadukan celana hitam serta jaket coklat berbulu yang terlihat mahal sedang berdiri tepat di belakangmu.
"Kau...?" Tanyamu ragu, takut kau salah orang.
"Jiwon. Kim Jiwon" katanya sambil tersenyum manis, meskipun yang kau lihat hanya matanya yang menghilang dan menjadi garis melengkung.
Dengan ragu kau melirik name tag di tanganmu, ah! Kau langsung menundukan badan.
"Jusunghamnida, sepertinya aku salah orang. Jusunghamnida" kau membungkuk berulang kali, menyampaikan maafmu karena merasa salah orang.
Namja didepanmu menarik maskernya dan tertawa terbahak bahak.
"Hahahaha apanya yang salah? Kau sudah menemukanku cantik" katanya disela sela tawa.
Kau mengernyitkan dahimu, bingung. Bagaimana bisa? Dan tunggu, dia memanggilmu cantik? Oh sungguh namja ini benar benar genit.
"Tapi aku sedang menunggu Bobby-ssi, bukan kau Kim Jiwon-ssi" katamu dengan sedikit nada kesal, kau jengah melihatnya terus tertawa.
"Bobby itu namaku di Virginia, kau lebih suka memanggilku Bobby dari pada Jiwon, cantik? Baiklah lakukan sesukamu"
Kau membulatkan matamu. Rahangmu mengeras dan gigimu mulai gemertak. Sial! Laki laki ini mempermainkanmu!
Kau masih menatapnya tajam, seakan ribuan pedang tengah kau hunuskan padanya. Tapi yang ditatap hanya melenggang santai meninggalkanmu,
