Tiga - My First Kiss.

Mulai dari awal
                                    

"Oohhh.." Adella langsung berbalik dan menyapu bagian nya.

Mereka berdua sudah selesai menyelesaikan HUKUMAN nya. Adella duduk di bangku panjang untuk istirahat.

"Aduhh Capekkk.." Adella mengelap keringat nya. Gimana gak capek, kalo dia nyapu penuh 1 lapangan.

Arsen mengeluarkan rokok elektrik nya. Menghisap nya dan menghembuskan nya. Adella menatap nya dengan pandangan ANEH.

"Kenapa? Loe mau nyoba?" Arsen menyodorkan rokok nya.

"Gak. Makasih." Adella bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Arsen.

"Sial banget sih gue hari ini. Udah di hukum tuh sama cowok songong eh, malah lupa bawa pr bu tika. Astagaa.. Sial Sial Sial." Adella menghentak-hentakan kakinya.

"Adella... Mana Pr kamu?" Tanya bu Atika saat sudah sampai di meja Adella.

"Saya..Saya.. Lupa membawanya bu." Adella menunduk.

"Kamu mengecewakan saya Adella. Kamu murid pintar di sini, tapi kamu malah lupa bawa pr kamu? Kamu saya hukum. Salin semua pr kamu dan lakukan sampai 5x. Saya tidak mau bantahan." Ucap bu Atika tegas.

"Baik bu." Adella berjalan malas keluar kelas.

Adella berjalan ke arah perpustakaan. Dia masuk dengan langkah malas.

"Pagi Adella." Sapa penjaga perpus.

"Pagi Pak." Adella tersenyum.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Penjaga perpus.

"Lagi kena hukuman pak. Gak bawa pr Kimia." Penjaga perpus hanya mengangguk.

Adella berjalan ke arah tumpukan buku. Dia mencari kata KIMIA.

Mata Adella menangkap sosok yang ia kenal.

"Lohh.. Itukan si Arsen.. Tunggu.. Dia.." Adella menutup mulut nya seakan tak percaya.

Arsen sedang ciuman panas dengan seorang gadis. Ia ketua cheerleader. Namanya Abella.

Bruk.. Adella menjatuhkan dompet pensilnya. Membuat 2 orang itu menghentikan kegiatan nya.

"Adella.." mata Arsen langsung melihat Adella.

"Sorry ganggu." Adella mengambil dompet pensilnya yang tadi jatuh.

Adella berjalan ke meja yang disediakan. Dia fokus ke soal dan mengerjakan nya dengan cepat.

"Adella.." Panggilan itu membuat Adella menghentikan kegiatan menulisnya.

"Kenapa?" Tanya Adella tanpa melihat nya.

"Loe marah?" Tanya Arsen. Ya, panggilan tadi itu dari Arsen.

"Ngapain coba gue marah? Loe pikir gue suka ama loe?" Adella tetap menulis dengan serius.

"Kalo loe gak marah coba loe tatap mata gue." Ucap Arsen. Adella mengangkat kepala nya.

"Sudahkan? Gue gak marah kan?" Ucap Adella frustasi.

Arsen mendekatkan kepala nya. Gotcha! Bibir nya dan Adella menyatuh. Arsen melumat nya pelan. Adella tak membalas nya.

"First kiss gue sudah diambil" ucap Adella dalam hati.

Arsen menggigit bibir bawah Adella. Adella membuka mulutnya. Arsen memasukan lidahnya ke dalam mulut Adella.

"Hmmp..." gumam Adella. Adella mengalungkan tangannya ke leher Arsen agar memperdalam ciumannya.

Arsen melepaskan ciuman nya. Adella langsung melepaskan pelukan tangan nya.

"Sorry.." Adella menunduk. Dia melanjut kan menulis nya.

Adella menyelesaikan hukuman nya. Dia menaruh bolpoin nya di atas kertas.

"Ciiee yang kena hukuman." Goda Arsen. Adella menatapnya kesal.

"Gausah ganggu deh, Sen. Loe gak masuk kelas? Gak takut di marahi guru? Udah sana masuk kelas." Usir Adella. Adella membereskan barang-barang nya dan ingin beranjak pergi.

Tapi, Arsen menahan tangan nya dengan kuat.

"Kenapa lagi?" Adella menatap nya kesal.

"Loe mau pergi kan?" Adella mengangguk "cium gue dulu." Adella melotot.

"Loe gila." Adella berusaha melepaskan cengkraman tangan Arsen.

"Loe gak boleh pergi sebelum loe cium gue dulu." Ucap Arsen sambil menunjukan senyum yang membuat gadis meleleh.

Cup! Adella mencium pipi Arsen. Adella dengan cepat melepaskan cengkraman tangan nya dan beranjak pergi.

Arsen mematung. Jantung nya berdertak 4x lebih cepat.

Author : Mungkin si Arsen mau mati.
Arsen : Loe mau gue mati thor? Terus siapa yang jadi pemeran utama nya?
Author : noh ada si Manu. *Arsen menatap author dengan tatapan membunuh.*

"Jantung gue kenapa ya?" Arsen memegang dada nya.

"Perasaan keluarga gue gak ada yang punya penyakit jantung deh." Arsen memukul dadanya.

"Apa yang aku lakuin tadi." Adella menundukan wajah nya.

"Kak.. Kakak kenapa?" Tanya seorang adik kelas Adella. Dulu adek kelas nya ini pernah menembaknya. Tapi, Adella menolak nya dengan halus.

"Gak apa-apa kok, Lucan. Kakak mau ke kelas dulu ya." Adella pergi meninggalkan Lucan.

"Kapan gue bisa move on dari loe kak?" Gumam Lucan lalu pergi.

Adella masuk ke kelas nya yang rame pake banget.

"Ciiee yang kena hukuman." Goda Austin. Adella menatap Austin dengan malas.

"Sialan loe." Adella menatap Austin dengan malas.

"Jangan marah dongg... Gue traktir dehh.." ucap Austin.

"Beneran? Yaudah gue mau makan nasi goreng Mang Jarwo." Adella bersemangat.

"Yaudah gue beliin. Loe mau apa lagi?" Tanya Austin.

"Sama Jus Mang Joko." Adella menatap nya dengan tatapan memohon.

"Oke deh." Ucap Austin.

"Loe cewek yang gue sayang sama gue cinta, Dell. Tapi, loe gak mungkin sayang sama gue melebihi sahabat. Gue tau ini sakit, tapi gue harus rela." Batin Austin.

Krinngg... Krinngg...

Bel istirahat berbunyi. Austin menarik tangan Adella menuju kantin. Kata orang banyak mereka lebih cocok jadi pasangan kekasih daripada sahabat.

"Nih pesenan loe tuan putri." Austin menaruh piring dan gelas di depan tubuh Adella.

"Makasih ya." Ucap Adella. Austin hanya mengangguk.

Adella menikmati makanan nya. Saat ia mendongak, mata nya bertemu dengan mata yang telah mencuri first kiss nya.

Adella langsung mengalihkan pandangan nya.

"Tin.. Balik yukkk.. Lagian loe udah selese juga." Adella menarik-narik tangan Austin.

"Ayok dahh.." Austin merangkul leher Adella. Mereka sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini. Tak ada istilah BAPER atau apa.

Ciieee NGARET. Maap ya gue ngaret. Akhir-akhir ini tugas gue buanyak banget. Bejibun dah kalo gue itung. Dah ah.. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA GUE TUNGGU. Bye!

Let Me Love You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang