IPA & IPS - 23

236K 11.4K 624
                                    




Semenjak kejadian kemarin, hubungan Michelle danAlisha memburuk. Alisha sudah mengetahui hubunganMichelle dan Rifqi. Sementara Rara dan Maharanimemilih untuk golput dan tak memihak siapa pun.

"Chelle, gue mau ngomong," ucap Alisha di ketikapelajaran sedang berlangsung.

"Ngomong aja."

"Ngomong pribadi." Alisha memperjelas. Michellekembali fokus ke pelajaran kimia.

Bel istirahat pun berbunyi. Kini Michelle tidak pergike kantin. Ia bersama Alisha menuju perpustakaan. Tempatyang selalu sepi, apalagi pas jam istirahat. Alisha menatapMichelle, sedangkan Michelle menunggu Alisha mengucapkansesuatu.

"Gue udah tau semuanya, Chelle."

"Gue udah tahu hubungan kalian berdua," lanjut Alishamemperjelas omongannya.

"Lo inget kan apa yang gue omongin waktu itu?"tanya Alisha sambil tersenyum menang.

"Gue gak ngelarang Rifqi suka sama lo ataupunsebaliknya, gue gak ngelarang Rifqi pacaran sama yanglain, karena masa depannya pasti gue," ucap Alisha lagi.

"Gue juga gak bakal jadi pengganggu di antara kaliankarena ujung-ujungnya pasti putus, itukan tujuan pacaran?"

Mata Michelle memanas mendengar ucapan Alisha.

"Perjodohan itu udah dibatalin Lisha, lo bukan masadepan gue lagi," ucap seseorang di belakang Michelle.Michelle memutarkan tubuhnya, ternyata itu Rifqi.

"Gue gak ngebatalin!" bentak Alisha tidak setuju.

"Bokap lo yang ngebatalin, dan bokap gue gak bakalanmau lagi ngejodohin gue sama lo!"

Rifqi menarik lengan Michelle, meninggalkan Alishasendiri. Ia membawa Michelle ke kelas. Di depan pintuterlihat Rara yang baru saja ingin keluar kelas.

"Titip Michelle," perintahnya kepada Rara. Rifqimelepaskan genggamannya, lalu masuk ke dalam kelasnya.

"Chelle, Alisha ke mana?" tanya Rara kepada Michelle.Ia mengetahui ketika di jam istirahat Michelle pergi bersamaAlisha.

"Alisha tau gue ada hubungan sama Rifqi," ucapMichelle seraya duduk di kursi, begitu juga dengan Rara.

"Demi apa?" tanya Rara tidak pecaya.

"Iya. Terus Rifqi dateng," lanjut Michelle. Ia lalumenceritakan semua yang baru saja terjadi kepada Rara.Suasana kelas sedang sangat ribut sehingga tidak ada siapapun yang mendengar obrolan di antara mereka.

Bel masuk pun berbunyi. Alisha yang baru datangmelemparkan senyuman licik ke arahnya. Michelle tidakmenanggapinya. Kemudian Pak Jaya masuk ke kelas,membawa kertas-kertas ulangan kemarin yang sudah iaberi nilai.

"Saya akan bagikan kertas ulangan kalian. Bagi yangsusulan dan yang remedial, besok yah di jam pelajaransaya," ucap Pak Jaya.

Pak Jaya memanggil satu persatu nama murid untukmaju ke depan melihat nilai mereka.

"Ardi, kali ini kamu gak ikut remedial," ucap PakJaya memperlihatkan nilai Ardi kepadanya. Ardi tersenyumbahagia.

"Tapi saya curiga, kamu nyontek yah?" tuduh Pak Jaya.

"Pak, gak boleh suuzon dulu, sukur-sukur saya adapeningkatan, jadi bapak nggak usah cape-cape nyari sayacuma buat remedial," ucap Ardi panjang lebar.

"Ya sudah, kembali ke meja kamu," perintah Pak Jayakepada Ardi.

"Pak," panggil Alisha sambil mengangkat tangannya.

"Apa?" sahut Pak Jaya.

"Satu tambah satu berapa, Pak?" tanya Alisha. Entahapa tujuan Alisha mempertanyakan pertanyaan semudah itu.

IPA & IPS (TERBIT & SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang