IPA & IPS - 15

281K 14K 760
                                    




Mulai saat ini, Michelle harus pulang agaktelat demi mengajari Rifqi. Demi nilai cowokitu. Seperti biasa, setelah bel pulang sekolahberbunyi, Michelle harus bergegas menuju ruang OSIS.Gadis itu mendorong pintu di depannya tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Ia mematung di tempat, menemukan Rifqi sedangduduk di kursi dengan seputung rokok menyempil di selajarinya. Melihat ekspresi keterkejutan yang jelas terpampangdi wajah Michelle, Rifqi lantas membuang rokok tersebutke tempat sampah.

"Lo ngelapor, lo mati," ancam Rifqi kepada Michelle.Setelah itu Rifqi berjalan keluar dari ruang OSISmelewati Michelle yang masih mematung di tempatnya.

Rifqi malas belajar geografi dan malah memainkanponselnya di bawah meja untuk menghilangkan rasa bosan.Farrel yang duduk di sebelahnya hanya bisa geleng-gelengmelihat kelakuan temannya itu.

"Rifqi Attila Pratama." Suara seseorang memanggilnamanya. Rifqi buru-buru mematikan ponselnya danmenaruhnya ke dalam saku. Ternyata bukan guru geografiyang memanggilnya, melainkan guru BKnya, Bu Naila yangbaru saja masuk ke dalam kelasnya.

"Ikut saya ke ruangan BK," perintah Bu Naila kepadaRifqi.Rifqi berdiri dari kursinya lalu mengikuti langkah BuNaila dari belakang. Di perjalanan menuju ruang BK,Rifqi mengingat-ingat apa yang telah dia lakukan. Ketikamereka sudah sampai di ruang BK, Rifqi duduk di kursiberhadapan dengan Bu Naila.

"Ada apa, Bu? Mau memuji saya?" tanya Rifqi ke-pede-an.

"Masa iya saya memuji anak berandalan," sindir BuNaila."

Jadi kamu tahu kenapa kamu masuk ke ruangansaya?" tanya Bu Naila, memberi kesempatan untuk Rifqimengakui kesalahannya.

"Gak tahu, Bu. Kan Ibu belum ngasih tahu ke saya."

"Kamu ngerokok kan? Jawab jujur!" Bu Naila melotot. Rifqi langsung membisu. Ini pasti ulah Michelle!

"Saya dapat sisa rokok yang sudah terbakar ini daritempat sampah di ruang OSIS dan katanya itu kamu yangngerokok. Iya kan?" Bu Naila meletakkan putung rokokyang sudah dimasukkan ke dalam plastik itu ke atas meja.

"Ini surat untuk orang tua kamu. Besok orang tua kamuharus ke sekolah menemui saya." Bu Naila menyodorkansurat ke arah Rifqi.

"Dan jangan sampai orang tua kamu gak ke sekolah!Kalau tidak, konsekuensinya lebih parah!" ancam Bu Naila.Mau tak mau Rifqi mengambil surat tersebut, lalu keluardari ruang BK dengan murka.

***

"Rel, gue gak jadi maafin anak IPA!" ucap Rifqi ketikadia sudah kembali ke tempat duduknya di kelas.Rifa yang berada di belakangnya Rifqi mengernyitmendengar ucapan cowok itu.

"Napa lo? Labil amat jadi orang," tanya Farrel heran.

"Michelle ngelaporin gue ngerokok di ruang OSIS,"ucap Rifqi dengan nada kesal.

Farrel terkejut. "Hah? Demi apa lo? Anjas! Untung loudah putusin, Rif."

"Kita serang lagi aja kaya biasa," ucap Rifqi.

"Siap, Rif."

***

Rifqi pulang cepat. Dia tidak ingin pelajaran tambahandari Michelle. Ayahnya, Roy sedang mengerjakan sesuatudi laptopnya di ruang tamu ketika Rifqi sampai di rumah.Rifqi menaruh suratnya di sebelah laptop ayahnya, lalupergi begitu saja ke kamarnya.

"Ini apa, Rif?" tanya Roy. Rifqi pun berhenti melangkah.

"Anda kan bisa baca, baca aja sendiri!" ucap Rifqi ketus.

Roy membuka amplop dan membaca surat tersebut,menggeleng menahan emosinya ketika tahu bahwa dirinyadipanggil ke sekolah karena ulah nakal anak tunggalnya itu.

IPA & IPS (TERBIT & SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang