2. Bad and Apathetic

456 42 36
                                    

Suara seseorang dari belakang, sontak membuat Brandon yang sedang merasakan hembusan angin berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Lo Brandon kan? Ngapain disini?" Tanya Laura

"Gue pergi," jawab Brandon dan berjalan meninggalkan Laura sendiri di rooftop.

Dasar aneh, ditanya malah pergi. Batin Laura menggerutu kesal, dan mengambil rokok dan pematiknya dari dalam tas sekolahnya.

***

"Jam segini baru pulang, darimana aja kamu?" Tanya seseorang dari belakang membuat Laura yang baru saja masuk ke dalam rumah berhenti sejenak untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.

"Kenapa? Masalah untuk anda?" Tanya Laura dengan sinis, lalu menaiki tangga, namun Sarah-- mamanya-- kembali berbicara,

"Mau sampe kapan kamu---" ucapan mamanya terputus saat Laura menyelahnya lebih dulu,

"Gausah sok peduli sama gue," potongnya dengan cepat, "karena lo itu bukan siapa-siapa gue." Lanjutnya dan kembali menaiki tangga menuju kamarnya tanpa menghiraukan mamanya.

***

Sesampainya di kamar, ia merebahkan dirinya sebentar sebelum ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya dengan mandi sambil mendengarkan musik dari ponselnya, dan setelah selesai mandi, Laura bersiap dan keluar dari kamarnya untuk pergi.

"Lo mau kemana?" Tanya Bianca--Kakaknya--

"Beli makan, sama mau cari angin."

"Enggak. Lo gak boleh pergi. Di rumah udah ada makanan, Ra. Please ya, lo jangan--"

"Gue gak mau. Dan lo jangan ngatur gue." Ketus Laura dan melihat Bianca dengan tatapan sinis.

***

Pagi hari seperti biasa Laura kembali telat, namun kali ini ada yang berbeda. Jika biasanya ia telat langsung masuk kelas atau ke kantin, kali ini ia pergi ke rooftop. Salah satu tempat favorit dirinya menyendiri. Tidak ada yang mengetahui apa yang membuat dirinya menjadi seperti ini. Padahal dulu, ia dikenal sebagai siswi teladan dan taat peraturan.

"Laura, kamu telat lagi?" Suara seseorang dari belakang membuat Laura menghentikan langkahnya dan memejamkan mata sejenak. mati gue, sialan! siapa sih?

"Eng-- Jane? Lo bikin gue kaget, anjir. Gue pikir mak lampir." Laura berucap seraya memutar kedua matanya malas. Jane terkekeh,

"Lagian lo kayaknya buru-buru, makanya gue kerjain aja, hehe sorry."

"Terus aja kayak gitu. Capek gue dikerjain--" Laura tidak lagi melanjutkan kalimatnya saat Bu Maya --Guru Bahasa Indonesia-- melewatinya,

"Karena cucu yang punya sekolah aja, kalo telat gak kena hukuman. Coba dia siswa biasa, udah saya--" ucap pelan Bu Maya, namun Laura masih bisa mendengarnya,

"Masih aja ngomongin orang dari belakang. Ngomong depan orangnya dong. Inget bu, saya bisa nyuruh Opa saya pecat ibu kapan aja." Bu Maya yang mendengarnya terlonjak kaget saat Laura memotong ucapannya dengan nada ketus.

***

Hal yang di tunggu oleh seluruh murid adalah ketika bunyi bel istirahat telah berbunyi. Mereka semua berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk membeli makanan dan minuman, termasuk Brandon dan sahabatnya.

"Eh, lo pada mau apa? Biar gue pesenin." Kata Ridho, dan melihat temannya satu persatu untuk meminta jawaban,

"Gak traktir sekalian, Dho?" Ujar Bayu dengan menaikan kedua alisnya.

"Lo mau beli apa, Don?" Tanya Ridho tanpa mempedulikan Bayu.

"Sampe lebaran monyet dia juga gak bakal jawab pertanyaan lo, hahahaha." Jawab Bayu dengan cepat membuat mereka bertiga tertawa dengan kencang, namun tidak dengan Brandon yang hanya diam tidak menghiraukan sahabatnya itu.

"Eh, itu sih Laura sama temen-temennya bukan?" Perkataan Jovan membuat mereka semua melihat ke depan, termasuk Brandon yang menengok ke arah perempuan yang disebut Jovan tadi, dan secara tidak sengaja mata mereka bertemu, dan tidak ada yang memutuskan tatapan itu hingga,

"DON, LO DENGER GUE GAK SIH? ASTAGFIRULLAH" Teriakan heboh Bayu membuat satu kantin melihat ke arah mereka berempat.

"Kenapa" Tanya Brandon dengan datar.

"AKHIRNYA BRANDON NGOMONG JUGA HARI--" Bayu tidak melanjutkan kalimatnya saat Brandon beranjak pergi dari kantin.

"Mampus, Brandon marah. Tanggung jawab lo."

"Dia aja yang baper. Yaudah gue samperin dia dulu. Daaaah" Bayu pun langsung mengejar Brandon. Sebenarnya Brandon pergi bukan karena marah, tetapi ia hanya ingin sendiri di tempat favoritnya, rooftop sekolah.

"Eh, kak Brandon lewat"

"Yaampun, cogan"

"Gue mau pacarin dia. Ganteng anjir."

Tak henti-hentinya para siswi berceloteh dan berbisik memuji saat melihat Brandon lewat, namun seperti biasanya, ia tidak menanggapi celotehan itu, ia tetap berjalan dengan cool dan cuek. Sesampainya di rooftop, ia melihat pemandangan gedung-gedung tinggi kota Jakarta sambil memejamkan mata. Rasanya tenang dan sejuk.

"DON, AKHIRNYA! Capek gue daritadi nyariin lo kemana mana." Brandon berbalik, dan melihat Bayu yang baru saja datang dan terlihat kelelahan karena mencari dirinya ke seluruh penjuru ruangan sekolah tetapi tidak menemukannya hingga ia berpikir jika Brandon sedang berada di rooftop dan ternyata dugaannya benar.

TBC

Hai, alhamdulillah gue update. Seneng gak? Seneng lah wkwk. Gue kangen kalian kek gue kangen doi. kalian kangen gue gak? Gak, yaudah.

Vote and comment.

Bad and Apathetic [New Version]Where stories live. Discover now