#9. Reason

1.7K 415 104
                                    

"Maafkan aku, Jin hyung. Aku tak bisa membantumu. Aku tak tega melihatnya merasakan hal itu lagi."

"Tolonglah Yoongi, ini menyangkut hidup mati seseorang. Tanyakan padanya, Aku mohon."

"Entahlah hyung aku tak bisa. Menjanjikan. Aku akan bicara padanya."

°°°°°°°za°°°°°°


"Mati?" sela Rosery dengan nada mengejek.

"Oh, tak akan semudah itu aku meninggalkanmu..."

Kalimatnya tertahan, dia semakin mendekat padaku dengan deru nafas yang hangat menyapa daun telingaku.

"Sayangku", bisiknya mendesah.

Demi bubble tea, wajah itu sungguh membuatku muak, menjijikkan.

Cuhh!

PLAKK!

Dia menamparku! Kalau saja tanganku tak terikat akan kubalas kau bangsat!

"Kenapa kau melakukannya Hunnie?"

Dia menyeka ludahku yang ada di pipinya dengan jemarinya. Gila! Dia mengulum jemari itu ke mulutnya tanpa sedikitpun ekpresi jijik di wajahnya. Aku ingin muntah.

Prang!!

Rosery melempar gelas kristal di tangannya hingga pecah berkeping. Manik hitam matanya menatap penuh amarah pada Sehun namun sekelebat kemudian melembut teduh.

"Astaga, kau berdarah."

Disekanya rembesan darah di sudut bibir Sehun yang terluka.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud menyakitimu Hunnie. Ini karena kau nakal sayang. Jangan ulangi lagi ya."

Aku mengangguk, dengan terpaksa. Tidak ada cara lain. Saat ini Ku ikuti saja permainannya.

"Bagaimana bisa, Kau- masih hidup. Polisi, Rumah sakit dan Semua mengatakan Kau sudah mati," tanya Sehun terbata.
Ada getar ketakutan dalam suaranya.

Rosery berjalan ke sudut ruangan ke arah sebuah meja kayu bergaya medallion dengan marmer doff abu abu sebagai alasnya. Tampak deretan lilin berpijar, satu set minum kristal dan sebotol anggur Penfolds Grange Hermitage 1951 yang tidak tersegel di atasnya. Ditiupnya lilin lilin itu dalam satu hembusan memadamkan cahaya yang menerangi ruangan. Di ambilnya pitcher kaca dan menuangkan isinya dalam gelas. Langkahnya tertahan sejenak mengusap sebuah Teleskope Schmidt-Cassegrain yang berdiri angkuh di topang tiga kaki tripod berbahan karbon di sebelah meja.

"Minumlah! Kau pasti haus."

Aku tidak haus. Tapi apa dayaku. Dia menyodorkan gelas itu ke bibirku, dengan terpaksa aku meneguknya. Lagipula ini hanya air putih.

Rosery meletakkan gelas ke meja dan menyibak tirai sutra di depan Sehun membuat ruangan kembali terang oleh cahaya sang surya.

"Kekuasaan, Uang. Aku memiliki segalanya Hunnie. Aku bisa mengendalikan apapun sesuai kemauanku. Hal mudah bagi Ayahku menekan pihak kepolisian dan semua yang terkait untuk menyamarkan identitasku, menyatakan aku meninggal dan menutup kasusku. Kau tahu? Perlu tiga minggu untukku tersadar dari koma. Sekat jantungku terluka dan perlu beberapa kali operasi untuk membuatku pulih. Tapi yang pasti, jantung ini selalu mengenali mu sebagai kekasih hatiku."

Kalimatnya terhenti memadang panorama indah yang terhampar dari balik kaca besar itu.

"Kau lihat gedung itu Hunnie?"

Tangannya menunjuk bangunan megah yang menjulang dengan deretan kaca biru yang mendominasi.

"Aku sengaja membuat pemilik sebelumnya bangkrut dan membuat dia menjual asetnya padaku."

Bangunan itu, aku merasa pernah melihatnya? Bukankah itu gedung yang bersebelahan dengan kantor SM ?

"De javu? Ya, gedung di sebelah kantor managementmu. Aku membelinya agar selalu dekat denganmu, memandangmu dari berbagai sudut dengan ini," matanya terfokus pada teleskope hitamnya dan kembali beralih ke Sehun.

"Aku gila karenamu Hunnie. Aku membeli apartement dekat Dorm mu, kacamata Thom Browne sepertimu, memakai baju yang sama dengan yang kau kenakan, bahkan sandal Swallow yang langsung kudatangkan dari Indonesia."

Rosery mendesah, pandangannya tertuju pada jam Rolex Everose gold di lengan kanan Sehun.

"Kau menyukainya? Hadiah ulangtahunmu. Aku tau kau begitu menginginkannya karena itu kupesan langsung dari Swiss dan mengukir namamu di jam itu.
Aku melakukan semua hal untukmu. Tapi mengapa begitu sulit mendapatkan hatimu Hunnie. Maaf, harus dengan cara ini aku bisa memilikimu seutuhnya."

Dia gila. Tak sudi aku memakainya bila tahu ini darimu. Aku harus lari dari tempat ini. Seandainya aku tak terikat, aku yakin bisa melawannya. Dia tak lebih besar dariku. Aku harus mencari cara bebas dari sini.

"Bisakah kau melepas ikatanku? Rasanya sakit," mohon Sehun mengiba.

Rosery tesenyum penuh makna, dengan santai melangkahkan kakinya ke ranjang menghampiri pangerannya yang terikat. Dipandangnya wajah malaikat itu, membelai rambut hitamnya yang tak beraturan.

"Baiklah, aku akan melepasnya."
Seringai licik tersamar dibibirnya.

Rosery mengambil sebuah pisau lipat di balik saku celananya dan mulai melepas ikatan di kaki dan tangan Sehun.

Dia mulai melepas ikatan tangan kananku, kurasa aku bisa melukainya dengan pisau itu dan lari. Ini saatnya!

Aakkh.

°
°
°
Tbc
°
°
°

Alhamdulillah... Rosery kembali.
Fast update ;)

Makasih my lovely Reader, yang selalu setia Vote, kasih semangat dan koment buat ROSERY.

Kalian yang terbaik

Happy reading semua

#051016

[MZ] ROSERY [EXO BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang