[ Part 14 - Mamparahan ~ Menampilkan ]

Start from the beginning
                                    

"Baik tuan muda, akan saya carikan..."

---

Nila memilih beberapa novel karangan penulis Indonesia dan sepaket peralatan menulis.

"Sudah cukup, terimakasih untuk semuanya..." Nila memandang Rayn.

"Sama-sama...apapun untukmu, manis..."

Harris mengambil alih semua keranjang dan membayar di kasir.

Nila melangkah menuju pintu keluar diikuti Rayn.

Tiba-tiba seorang gadis menghadang langkah Rayn.

"Buku SMA? Anda menikahi anak dibawah umur?" tanya Keysa. "Seharusnya anak SMA tidak boleh menikah..."

Nila menoleh dan melihat Rayn sedang bicara dengan seorang gadis.

"Kurasa nona, pembicaraan tentang diriku pribadi sudah berakhir tadi pagi, aku tidak tahu jika ada wawancara lanjutan?" Rayn merasa terusik.

"Kehidupan pribadi anda sangat tertutup, tuan Rayndra, sehingga banyak orang yang bertanya-tanya..." kata Keysa.

Nila menatap Rayn dan gadis itu bergantian, sepertinya ada sesuatu yang samar-samar diingat Nila tentang gadis itu, siapa?

Katya Rajasa!

Mata Nila terbelalak.

Rayn menyadari keterkejutan Nila dan sebelum Nila mengucapkan sesuatu, Rayn mendekati istrinya dan berdehem mengalihkan perhatian.

"Dia selama ini home schooling, dan besok waktunya dia untuk ujian kesetaraan. Sangat berbahaya bagi gadis secantik dia berada di sekolah umum, aku tidak bisa membiarkan dia terluka walau seujung jaripun...masuk akal, bukan? Hal buruk bisa menimpa gadis cantik, karena iri hati, karena persaingan konyol dan entah apalagi. Aku ingin melindungi dunianya..."

Melihat sorot ketidakpuasan di mata Keysa, Rayn menyadari ada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Kebencian? Karena apa?

Mungkin Keysa mengambil kesimpulan yang salah antara Rayn dan Katya?

"Jangan membuka kotak pandora, hanya penyesalan yang akan kau dapatkan, nona,"

"Anda mengancam saya?"

"Tidak, anggap ini sebuah nasehat,"

Rayn menggandeng Nila dan berjalan cepat menuju pintu keluar.

---

Setelah mereka berdua berada dalam mobil, Nila memandang Rayn.

Pria itu terlihat...gusar?

"Harris, kita ke rumah orangtuaku..."

"Baik, tuan..."

---

Rayn tidak bicara sepatah katapun sesampainya mereka di rumah.

Nila meletakkan bukunya di meja belajar Rayn dan membuka salah satu buku pelajaran sambil menunggu Rayn selesai mandi.

Setelah lelaki itu keluar, gantian Nila yang memasuki Bathroom, dia menyalakan air di bathtub dan mengisinya dengan air dingin, Nila menyukai sensasi dingin yang menyentuh setiap inci pori-porinya.

Dingin membuatnya nyaman dan pikirannya tenang, setelah sepuluh menit Nila berdiri dan menyalakan shower, membasuh tubuhnya.

---

Rayn memandangi tablet yang menampilkan schedule nya besok. Setelah urusan di kantor selesai, dia bisa membawa Nila melihat rumahnya. Rumah pribadinya. Nila belum siap untuk dibawa ke rumah 'bermain' nya. Sebelum Rayn mencoba beradu fisik dengan gadis itu dan menakar kekuatan Nila. Ah, mungkin besok malam dia akan meluangkan waktu ke Dojo Kendo milik temannya dan menguji fisik Nila disana.

Borneo DarknessWhere stories live. Discover now