Professor

1.6K 215 36
                                    

Hoseok Pov

Aku berjalan cepat, secepat yang kubisa. Hujan sudah tidak berhenti tetapi aku masih menggenggam payungku erat-erat. Di depanku, seorang hantu yeoja berjingkat-jingkat dengan senang. Ia menyanyikan lagu entah, aku tak tahu itu lagu siapa. Ia berlari dan berhenti.

"Palli palli..."katanya sambil melambaikan tangan padaku. Aku merinding dan kuhentikan langkah tiba-tiba. Ia menatapku dan mendadak berpindah tempat tepat di depan wajahku. "Palli...katakan dimana kau tinggal. Dingin sekali di sini," katanya dengan nada manja.

"Pergilah," kataku pelan. Aku tak ingin ada orang yang melihatku bercakap-cakap dengan makhluk seperti dia. Aku juga tak ingin ada makhluk lain yang mendekat.

"Shireo," katanya sambil membalik tubuh dengan cepat hingga rambutnya bergerak mengenai wajah dan leherku. Dingin. "Aku baru menemukan teman yang menyenangkan,"

"Teman?" gumamku lagi.

"Ne...kau!" teriaknya sambil menunjuk wajahku. "Ayo cepat! Aahh jinjja kenapa berhenti disana?" Ia bergerak dan menarik lenganku. Aku terkesiap tetapi ia benar-benar menyentuh tubuhku. Ia menggelayut di lengan kananku dan memberikan senyuman. "Ahhh kau benar-benar hangat,"

Aku kembali merasakan bulu kudukku berdiri karena udara dingin menyelimuti tubuhku. Ia menggosok-gosokkan kepalanya di lenganku dengan gemas, seperti seekor kucing.

"Rumahku ada di sekitar sini," kataku.

"Benarkah? Jadi kita sudah hampir sampai?" tanyanya senang.

"Aku, bukan kita," kataku. "Kau sebaiknya pergi,"

"Aku bahkan belum tahu namamu, pria tampan," katanya sambil menyentuh ujung hidungku. Aku bergerak mundur, tetapi ia benar-benar menyentuhku. "Siapa namamu?"

"Aku harus masuk ke rumah," kataku sambil merapikan payungku dan membuka pagar rumah. "Sebaiknya kau pergi dari sini,"

"Aku kedinginan, biarkan aku tidur di tempatmu," katanya sambil menyentuh lenganku dengan ujung jarinya. Ia tersenyum nakal.

"Pergi!" ucapku keras. "Jebal...jangan mengikuti aku lagi," aku memasukkan passcode ke pintuku dan membukanya dengan gugup. Segera aku masuk dan bersandar di balik pintu. Kuatur nafasku.

"Hyaaa...kau membiarkan aku disini?" aku mendengar ia berteriak dan memukul pintu. Ia berteriak kesakitan kemudian. Mati kau! "Apa yang kau lakukan pada pintumu?" Aku memasang jimat yang melindungiku dari hantu. Mereka tidak akan bisa masuk ke dalam rumahku. "Heol...ah jinjjaa..."

"Aku sudah bilang, pergilah," kataku sambil mengelus dada.

"Hyaaa...kau tahu ini keterlaluan! Kau tahu aku sedang terluka!" teriaknya. "Meskipun aku ini hantu, tapi tetap saja, aku ini seorang yeoja. Wahhh kenapa kau kasar sekali pada yeoja!"

"Kau hantu jahat!" teriakku. "Kau hanya akan mengganggu manusia,"

"Anniya...aaawwww!" teriaknya lagi. "Heol, kau melukai tanganku,"

"Pergilah, aku punya banyak jimat di rumahku," kataku geram.

"Oohh..hujan!" ia berteriak lagi. "Kau mengunci seorang yeoja di luar rumah dan dia kehujanan? Hah? Kau benar-benar tak punya hati!"

"Kalau begitu pergilah, jebal,"

"Aku akan menunggumu hingga pagi tiba," katanya. Aku merinding lagi. Sial! Apakah ia tidak akan pergi dari depan pintuku? Waahh menyebalkan. "Terserah, aku akan...aku akan duduk disini hingga kau membuka pintu,"

Goosebump! Ghost Around MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang